View Full Version
Selasa, 04 Aug 2009

5 % Pelajar di NTT Mengidap HIV/AIDS Via Seks

Kupang (voa-islam.com) - Sekitar 5 persen pelajar di Nusa Tenggara Timur (NTT), terinveksi HIV/AIDS. Dari total 581 kasus pengidap penyakit mematikan ini, 11 persen dikategorikan berada pada kisaran usia remaja 15- 24 tahun. Hal ini menjadi bukti rusaknya moral remaja Indonesia.

"Persentase pelajar yang terinveksi kasus HIV-AIDS tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan PKBI NTT sejak tahun 2006- 2008 terhadap remaja sekolah, baik di perdesaan maupun di perkotaan. Selain itu ditemukan juga persentase hubungan seks pre-marital yang cukup tinggi yakni berkisar antara 29,5 - 31,3 persen," kata Direktur Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) NTT, Markus Ali Brandi di Kupang, Kamis.

Islam mengharamkan zina, mendekatinya, dan sarana penyebabnya, contohnya pacaran, "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." QS. Al-Isra': 32

Menurut Ali Brandi, salah satu indikasi remaja telah memulai aktivitas seksual dini adalah adanya kasus HIV-AIDS pada usia remaja dan berstatus pelajar/mahasiswa di NTT. Fenomena ini mesti diwaspadai oleh remaja karena epidemi HIV-AIDS sesungguhnya adalah sebuah epidemi perilaku," kata Ali Brandi.

Dikatakan, berbagai penelitian juga telah membuktikan bahwa banyak remaja telah melakukan hubungan seks di usia yang sangat belia. Bahkan diantara mereka ada yang sudah jajan seks di lokasi pelacuran. Ini menunjukkan remaja saat ini sudah sangat permisif terhadap seks. Aktivitas seksual yang telah dilakukan kalangan remaja telah terbukti membawa remaja kepada situasi yang sangat kompleks.

"Mengingat situasi kesehatan remaja terutama kesehatan reproduksi dan seksualitas saat ini sudah mengkhawatirkan, remaja harus menanamkan sikap saling mendukung, saling mendidik dan saling menyelamatkan sebagai sesama sebaya remaja. Karena perilaku remaja seperti itu berpotensi terpapar sebagai penyakit infeksi yang ditularkan melalui hubungan seks. Misalkan, sipilis dan HIV-AIDS," katanya.

"Tidak ada satu dosa yang lebih besar setelah menyekutukan Allah (syirik), daripada zina, yaitu seseorang meletakkan setetas maninya ke dalam farji yang tidak halal baginya." Al-hadits

Tentang tindakan yang telah diambil terhadap para remaja yang terinveksi HIV-AIDS dimaksud, Ali Brandi mengatakan, telah melakukan pendampingan. Selain itu, melakukan sosialisasi secara periodik kepada para remaja di Kota Kupang dan sekitarnya tentang bahaya HIV-AIDS. Diharapkan, dengan pengetahuan yang ada, para remaja tidak melakukan hubungan seks pra nikah.

Pada kesempatan itu Ali Brandi mengajak semua remaja NTT untuk bahu-membahu mencaritahu informasi tentang kesehatan reproduksi, seksualitas termasuk HIV-AIDS dan narkoba.

"Langkah ini diambil sebagai benteng awal untuk membentuk sikap dan perilaku. Dengan demikian diharapkan bisa mendidik sesama sebaya remaja agar terhindar dari epidemi HIV-AIDS," katanya.

"Siksa pezina di alam kubur: dipanggang pada sebuah tungku yang atasnya sempit dan bawahnya luas, dalam keadaan telanjang bulat, lalu dinyalakan api dari bawahnya, mereka menjerit sangat keras karena panasnya. Ini berlaku hingga hari kiamat." HR. Bukhari

Sementara itu, program Manager HIV-AIDS PKBI NTT, Jhon Ladjar menyampaikan, saat ini pihaknya sedang melakukan penanganan terhadap orang dengan HIV-AIDS (Odha). Untuk tahap awal, kegiatannya terpusat di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Diharapkan, dengan kegiatan tersebut, odha anak mendapat perhatian dan pelayanan yang memadai. Jumlah odha anak yang sudah terdata saat ini sebanyak 34 orang dengan usia 0- 24 tahun.(PurWD/v-i)


latestnews

View Full Version