Tinggal di negara yang berstatus ekonomi terbesar di dunia, dan dengan standar gizi yang tinggi tidak menjamin murid-murid sekolahnya bisa lebih pintar dari negara lain yang di bawahnya, Amerika Serikat contohnya, para murid sekolah disana (AS) ternyata kalah bersaing dengan para siswa dari sejumlah negara lain dalam mata pelajaran eksakta, seperti matematika dan ilmu pengetahuan alam (IPA).
Demikian hasil kajian dari lembaga National Center for Education Statistics (NCES) pekan lalu. Menurut stasiun televisi CNN, Menteri Pendidikan AS, Arne Duncan, Selasa 25 Agustus 2009, mengakui sekaligus prihatin atas hasil kajian itu, yang meneliti murid-murid sekolah menengah berusia 15 tahun.
Menurut laporan NCES, murid sekolah menengah di AS masih kalah dengan murid dari Finlandia, China, dan Estonia dalam mata pelajaran matematika. Sedangkan untuk mata pelajaran ilmu pengetahuan alam, murid-murid di AS tertinggal dari Kanada, Jepang, dan Republik Ceko.
Menurut Duncan, hasil riset itu dapat menurunkan AS yang saat ini tengah bersaing secara global di sektor pendidikan. "Kita tertinggal dibanding negara-negara lain di dunia di sejumlah sektor penting," kata Duncan dalam pertemuan dengan para pakar ilmu pengetahuan alam dan matematika dari lembaga The National Science Board, Selasa kemarin.
Dia mengakui bahwa di sejumlah wilayah di AS, sulit sekali untuk mencari para guru yang bisa mengajar matematika dan ilmu pengetahuan alam secara baik. Untuk mengatasi masalah itu, "Kita harus memberi upah yang lebih besar kepada para guru matematikan dan ilmu pengetahuan alam. Kita punya sejumlah kebutuhan yang kritis - seperti matematikan, ilmu pengetahuan alam, bahasa asing, pendidikan khusus, dan lain-lain. Menurut saya, kita harus membayar lebih," lanjut Duncan. (aa/vv)