Oleh: Ria Fariana
Kota-kota besar pada lengang karena ditinggalkan penghuninya. Mayoritas dari mereka mudik termasuk juga kamu yang otomatis harus ngikut ortu sungkem ke kakek nenek di desa. Yang alat komunikasinya udah canggih, online jalan terus via HP atau blackberry. Status facebook di-update terus di sela-sela kunjungan silaturahmi ke sanak saudara. Ehem…segitunya bagi kamu yang kecanduan online:P
Tapi tulisan ini bukan untuk membahas bagaimana cara kamu online. Apapun medianya, yang penting syar’i caranya. Jadi terserah kamu aja deh mau online juga. Tulisan ini sekedar sebuah catatan kecil bagi kamu yang mudik dan bertemu keluarga besar di kampong/desa. Di tengah-tengah keluarga besar, tak jarang rambu-rambu syariat ditabrak sana-sini. Padahal kan Idul Fitri itu momen suci kembali bersih, jadi jangan sampai dinodai dengan perilaku yang malah merusak kesucian itu sendiri.
Pada saat mudik, biasanya seluruh keluarga besar kumpul di rumah salah satu anggota keluarga. Biasanya sih rumah kakek atau nenek. Karena banyaknya jumlah anggota keluarga namun kamar yang tersedia terbatas, biasanya momen ini rentang banget dengan ikhtilat atau campur baur. Bukan hanya dalam acara keluarga semisal makan-makan atau ngobrol tapi juga dalam hal tidur. Ini nih yang paling bahaya.
Orang tidur kan gak sadar dan sering sekali aurat mudah tersingkap. Bagi keluarga besar yang paham Islam mungkin tak masalah karena ruang tidur laki-laki dan perempuan bakal dipisah. Tapi bagi keluarga besar yang awam Islam apalagi hukum syara’, biasanya laki-laki dan perempuan dicampur-aduk dalam satu ruangan. Alasannya klise biasanya ‘kan masih pada kecil-kecil’. Waduh…meskipun kecil-kecil, anak-anak sekarang cepat sekali baligh. Jadi batasan aurat harus benar-benar diperhatikan tuh.
Nah, bagi kamu yang sudah paham hukum syara’, menjadi kewajiban kamu untuk menjelaskan kepada keluarga besar tentang hal ini. Dan bagi kamu yang belum baru sekarang paham, juga tetap harus menyampaikan bahwa laki-laki dan perempuan tak boleh dicampur dalam satu ruangan khususnya kamar tidur. Meskipun masih SD atau SMP, bila sudah baligh (perempuan ditandai dengan mens dan laki-laki dengan mimpi basah) tetap harus dipisah meskipun saudara sepupu. Ingat, sodara sepupu bukan mahrom!
Kamu yang dulunya suka bercanda keterlaluan dengan saudara sepupu, sekarang saatnya untuk berubah. Berubah tidak harus berarti eksklusif dan tak mau bergaul, tapi berubah untuk menjaga kehormatan diri. Islam peduli banget terhadap yang beginian.
Waktu sholat juga harus kamu perhatikan dengan jeli. Karena asyik berkumpul dengan saudara yang lama tak bersua, waktu sholat sering terlewat karena sibuk ngobrol. Menjadi kewajiban kamu untuk mengingatkan saudara-saudara termasuk mungkin ayah-ibu, tante-om, sepupu-sepupu, kemenakan atau bahkan kakek-nenek bila sudah masuk waktu sholat.
Jangan sampai ajang seindah Idul Fitri yang diisi dengan silaturahmi berubah menjadi ajang berlumur dosa karena diabaikannya perintah Allah. Eits….satu lagi, berhenti makan sebelum kenyang ya. So, mudik oke taat syariat juga harus jalan terus donk. Selamat mudik ^_^