Salah pilih jurusan, bisa menyebabkan kamu merana. Memang sih tak sampai merana seumur hidup asal kamu bijak dalam menyikapinya. Tapi paling tidak, kamu bakal merana di tahun-tahun kuliah yang serasa tak kunjung selesai.
Bagi kamu yang duitnya banyak, mungkin bisa dengan seenaknya ganti jurusan berkali-kali sampai merasa oke di hati. Eits…meskipun begitu, batas maksimal ikut ujian masuk perguruan tinggi negeri Cuma 3 kali aja loh. Setelahnya kamu harus pasrah menerima jurusan apa pun yang menjadi pilihan di tahun ketiga meskipun mungkin kurang pas di hati.
Beda sama perguruan tinggi swasta, kamu bisa ganti jurusan seenak kamu ganti baju. Namanya juga duit banyak. Ada kok tipe yang begini, tipe plin-plan dan masih juga belum nemu jati dirinya. Jadi masih bingung mau menentukan jurusan untuk masa depannya.
Ada banyak contoh di sekitar kita tipe seperti ini. Seorang teman ada yang sudah mampu nembus UI poltek. Trus gak krasan, ambil tehnik yang lain lagi. Gak krasan lagi, ambil yang lain lagi. Akhirnya terdampar di extension (swastanya negeri neh) jurusan politik. Itu pun juga DO karena dia lebih asyik nongkrong di kantin daripada masuk kelas.
Ada juga teman yang lain, keterima di tehnik cuma tahan 1 semester trus tahun berikutnya dia daftar kedokteran gigi. Untunglah, dia krasan sampai lulus.
Tapi bagi kamu yang anggaran cuma pas-pasan, maka masalah pilih-memilih jurusan ini harus dipikirkan dengan matang dan serius. Saya dulu juga gitu kok. Cita-cita seabreg, pingin masuk jurusan ini, itu, sana, sini. Tapi pada satu titik, harus ada keputusan ketika ujian sudah di depan mata. Kertas formulir juga butuh diisi dan gak bisa sembarangan asal ganti. Jadilah disini ini kedewasaan dan kematangan berfikir seseorang diuji.
Dulu saya pinginnya masuk jurusan psikologi. Itu karena saya suka dicurhati teman dan dimintai solusi. Orang mudah menaruh rahasianya pada saya. Tapi trus dipikir-pikir dan ditimbang-timbang lagi dengan mendalam, akhirnya banting stir memilih IKIP (yang saat ini semua IKIP sudah berubah jadi universitas). Meskipun mengalami beberapa penentangan di sana-sini (beberapa kalangan menganggap kuliah di IKIP kurang bergengsi daripada di universitas), pada faktanya saya krasan dan menikmatinya. Ini yang penting.
Jadi jangan biarkan kebingungan masih ada ketika formulir sudah di depan mata. Bisa-bisa seperti teman saya satu kelas di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dulu yang sangat tersiksa dengan mata kuliah yang ada
Jadi jangan biarkan kebingungan masih ada ketika formulir sudah di depan mata. Bisa-bisa seperti teman saya satu kelas di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dulu yang sangat tersiksa dengan mata kuliah yang ada. Ia merasa salah langkah dan berniat keluar kuliah. Tapi apa daya karena biaya terbatas, jadinya ia pun harus memaksakan diri untuk ‘krasan’ sampai lulus. Syukurlah teman-teman ringan tangan untuk menolong dan memotivasi agar ia tidak terlalu stress dengan kondisi salah jurusan tersebut.
Nah sobat muda, beberapa kisah di atas semoga menjadi inspirasi bagi kamu untuk mengambil langkah tepat dalam memilih jurusan utamanya di perguruan tinggi. Senyampang masih ada beberapa bulan ke depan sebelum ujian untuk berfikir matang bagi masa depanmu. Tetap fokus pada cita-cita, bakat dan minat, itu kuncinya. Be cool ^_^
Ria Fariana, voice of al islam