Al-Qur'an menasakh (menghapus) kitab-kitab samawi terdahulu
Kita juga mengimani bahwa Al-Qur'an telah menasakh seluruh kitab-kitab samawi terdahulu karena telah mengalami perubahan dan pemalsuan oleh tangan-tangan manusia yang tidak lagi boleh diamalkan.
Adapun kabar berita dan hukum-hukum syariat yang terdapat di dalamnya, terbagi menjadi tiga. Pertama, bagian yang dibenarkan oleh Al-Qur'an, maka kita wajib mengimaninya. Kedua, bagian yang dinyatakan kebatilannya oleh Al-Qur'an, maka kita menolaknya dan meyakini bahwa bagian itu termasuk yang dirubah oleh tangan manusia. Ketiga, bagian yang tidak dikomentari oleh Al-Qur'an, maka kita diam dan tidak memastikan statusnya agar kita tidak termasuk yang mendustakan kebenaran dan membenarkan yang batil.
Allah menjelaskan bahwa Al-Qur'an membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjadi timbangan bagi kitab-kitab tersebut.
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْه
"Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab itu." (QS. Al-Maidah: 38).
Kabar berita dan hukum-hukum syariat dalam kitab-kitab terdahulu yang dibenarkan oleh Al-Qur'an, maka kita wajib mengimaninya.
Turunnya Al-Qur'an untuk membenarkan kitab-kitab sebelumnya yang telah menyebut akan turunnya Al-Qur'an dan memujinya, bahwa Al-Qur'an akan turun kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Orang yang berilmu akan bertambah pembenarannya lalu tunduk kepada perintah Allah dan masuk ke dalam agama-Nya.
Allah menjelaskan bahwa Al-Qur'an meliput kitab-kitab sebelumnya. Al-Qur'an itu adalah pengemban amanat, saksi dan hakim bagi kitab sebelumnya. Apa saja yang sesuai dengannya berarti haq (kebenaran) sedangkan yang menyelisihinya adalah batil.
Kabar berita dan hukum-hukum syariat dalam kitab-kitab terdahulu yang dinyatakan kebatilannya oleh Al-Qur'an, maka kita menolaknya dan meyakini bahwa bagian itu termasuk yang dirubah oleh tangan manusia.
Allah berfirman tentang orang-orang Yahudi yang telah mendustakan-Nya dan merubah kitab-Nya.
فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلا فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ
"Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan." (QS. Al-Baqarah : 79)
وَإِنَّ مِنْهُمْ لَفَرِيقًا يَلْوُونَ أَلْسِنَتَهُمْ بِالْكِتَابِ لِتَحْسَبُوهُ مِنَ الْكِتَابِ وَمَا هُوَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَقُولُونَ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَمَا هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
"Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al-Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al-Kitab, padahal ia bukan dari Al-Kitab dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah", padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah, sedang mereka mengetahui." (QS. Ali Imran: 79)
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan bahwa Allah telah memilih umat ini dan melipatgandakan pahala mereka dalam sabdanya, "sesungguhnya keberadaan kamu di antara umat-umat terdahulu laksana antara shalat Ashar sampai terbenamnya matahari. Ahli Taurat diberikan Taurat, lalu mereka melaksanakan ajarannya hingga tengah hari sampai mereka tidak sanggup lagi, dan mereka diberi pahala masing-masing satu qirath. Kemudian ahli Injil diberi Injil, lalu mereka melaksanakan ajarannya hingga waktu shalat Ashar sampai mereka tidak sanggup lagi, dan mereka diberi masing-masing satu qirath. Kemudian kalian diberi Al-Qur'an lalu kalian melaksanakan ajaran-ajarannya hingga terbenamnya matahari, lalu kalian diberi masing-masing dua qirath. Ahli kitab berkata: 'amal mereka lebih sedikit dari kami, tetapi pahala mereka lebih banyak?' Allah berfirman, 'Apakah Aku mendzalimi hak kalian?' mereka menjawab: 'tidak.' Allah berfirman: 'Itulah karunia-Ku, Kuberikan kepada siapa saja yang Kukehendaki'." (HR. Bukhari)
Sedangkan anjuran bertawaqquf (diam) terhadap keterangan yang disebutkan dalam kitab-kitab terdahulu yang tidak disebutkan oleh Al-Qur'an adalah sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
لَا تُصَدِّقُوا أَهْلَ الْكِتَابِ وَلَا تُكَذِّبُوهُمْ وَقُولُوا آَمَنَّا بِالَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَأُنْزِلَ إِلَيْكُمْ وَإِلَهُنَا وَإِلَهُكُمْ وَاحِدٌ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
"Janganlah kalian benarkan ahli kitab dan jangan pula dustakan mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri"." (HR. al-Bukhari)
Dalam Shahih Bukhari disebutkan, ada seorang Yahudi membacakan Taurat dengan bahasa Ibrani lalu menjelaskannya kepada kaum muslimin dengan bahasa Arab, Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda seperti di atas.
"Janganlah kalian benarkan ahli kitab dan jangan pula dustakan mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri"." (HR. Al-Bukhari)
Ibnu Abbas radliyallah 'anhu berkata: "Bagaimana bisa kalian bertanya sesutu kepada Ahli Kitab, padahal kitab kalian yang diturunkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah kitab yang paling dekat kepada kalian. Jika kalian membacanya tidak akan sesat. Dan (Al-Qur'an) memberitahu kepada kalian bahwa Ahli Kitab telah mengganti kitab Allah dan mengacak-acaknya, lalu mereka menulis Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri dan dikatakannya: "Ini dari Allah", dengan maksud untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Tidakkah Ilmu yang telah sampai kepada kalian mencegah untuk tidak bertanya kepada mereka? Tidak, demi Allah, kami tidak pernah melihat salah seorang mereka bertanya kepada kalian tentang kitab yang diturunkan kepada kalian." (HR. Bukhari)
[PurWD/voa-islam]
Bersambung . . . . Insya Allah
Klik DI-SINI untuk membaca edisi sebelumnya