View Full Version
Jum'at, 15 Jan 2010

Kekuatan Sebuah Mimpi

Mimpi adalah kunci
Untuk kita menaklukkan dunia
Berlarilah tanpa lelah
Sampai engkau meraihnya

Pernah tahu kata-kata di atas? Yupz, kata-kata tersebut adalah penggalan lirik dari soundtrack film Laskar Pelangi. Kita bukan mau membicarakan filmnya yang mampu menginspirasi banyak orang. Tapi kita akan membicarakan satu poin bagus dari lirik tersebut yaitu tentang mimpi.

Mimpi disini bukan mimpi kala kita tidur. Tapi mimpi disini adalah nama lain dari cita-cita yaitu sesuatu yang ingin kita capai dan raih. Mimpi inilah yang menjadi ‘kekuatan’ kita untuk melangkah tak peduli seberapa berat cobaan kehidupan itu melanda. Mimpi ini pula yang menjadi kunci, tak peduli seberapa tinggi cita-cita yang ingin kita gapai.

Tak ada yang salah dengan mimpi. Semua sah-sah saja dengan mimpi. Jangan pernah membatasi mimpi kamu. Tapi ketika sudah sampai di tataran realitas, kaki kamu kudu tetap berpijak ke bumi. Contoh sederhana nih, kamu bermimpi bisa menjadi kaya raya. Mimpi ini tak salah ketika diwujudkan dengan bekerja keras dan halal untuk meraihnya. Tapi mimpi ini jadi tak realistis ketika diwujudkan dengan cuma berangan-angan di siang bolong, malas bekerja dan hanya berkhayal. Lebih parah lagi ketika mimpi yang sebetulnya baik-baik saja ini diwujudkan dengan mencari uang dengan cara haram. Naudzubillah.

So, yang membedakan mimpi yang satu dengan mimpi yang lain adalah seberapa tangguh kamu berusaha meraihnya dengan jalan yang benar. Masih ingat nggak kamu dengan kisah sejarah Muhammad al-Fatih sang penakluk Konstantinopel? Kekuatan yang dipunyai oleh pahlawan Islam ini dimulai dari sabda Rasulullah SAW ketika menggali Parit Khandaq; “..Constantinople (kini Istanbul) akan jatuh ke tangan tentara Islam. Rajanya adalah sebaik-baik raja, tentaranya adalah sebaik-baik tentara…” (Hadis riwayat Imam Ahmad).

Berangkat dari hadits ini, Muhammad al-Fatih mencanangkan mimpi penaklukkan Konstantinopel sebagai kekuatan untuk berjuang. Meskipun banyak orang mencibir mimpi tersebut mengingat betapa adidayanya Konstantinopel saat itu, al-Fatih cuek saja. Dengan niat dan upaya yang tulus serta berharap ridho-Nya semata, berhasillah al-Fatih mewujudkan mimpi besar Rasulullah SAW dan segenap kaum muslimin itu.

Sesuatu yang terlihat mustahil saja bisa terwujud sedemikian rupa dengan kekuatan mimpi dan kehendak Allah, apalagi mimpi-mimpi lain tentu saja sangat mungkin untuk terwujud. Apa pun mimpi kamu semisal ingin jadi dokter atau ahli nuklir yang sekaligus hafidz Qur’an, pengemban dakwah yang merindukan tegaknya Khilafah yang menerapkan syariat Islam, jadi usahawan muslim yang sukses selevel dengan Abdurrahman bin Auf, dll-semua itu pasti bisa terwujud, insya Allah.

Tidak ada yang tidak mungkin dalam kehidupan kaum mukminin itu. Karena sungguh, Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum bila kaum itu tidak mau merubah nasibnya sendiri (Ar-Ra’du:11). Jadi, jangan takut bermimpi ya. Tentu saja diikuti dengan ikhtiyar dan doa maksimal serta tawakkal yang tebal. So, ayo berlomba-lomba bermimpi setinggi-tingginya dan mewujudkannya jadi kenyataan. Siip dah! ^_^

Ria Fariana, voa-islam.com


latestnews

View Full Version