View Full Version
Kamis, 21 Jan 2010

Jangan Berhenti Mencari Cinta-Nya

Cinta, selalu saja indah untuk dibicarakan. Banyak orang berlomba-lomba untuk mencari cinta. Tapi adakah yang ingat untuk berlomba-lomba mencari dan menemukan cinta-Nya?

Manusia sering lupa terhadap cinta-Nya. Mirip dengan hadirnya sinar matahari di negeri tropis yang sudah merupakan kebiasaan sehingga manusia merasa biasa dan lupa terhadapnya. Itu karena cinta-Nya meliputi segala sesuatu, sehingga akhirnya banyak orang seolah-olah tak membutuhkannya lagi. Padahal itu semua hanya sebagian kecil dari Mahapengasihnya Dia pada manusia dan semua makhluk di jagad raya. Sedangkan cinta dan Maha penyayang-Nya, itu tidak diberikan obral pada semua orang. Butuh usaha ekstra bila ingin meraih cinta-Nya.

Cinta Allah adalah segalanya. Cinta ini pula yang menyertai kita dalam pasang surutnya kehidupan. Cinta yang sama jugalah yang mampu membuat kita tersenyum dan merasa kuat ketika cobaan hidup sedang melanda. Cinta jenis ini yang sanggup membuat puluhan, ratusan bahkan ribuan bait cinta Rabiah al-Adawiyah dan Rumi tercipta. Cinta Ilahi adalah cinta ketika malam-malam sepi berubah menjadi mihrab cinta antara manusia dengan Rabb-nya, dan siangnya menjadi singa yang memakmurkan bumi dan seisinya.

Cinta suci dan hakiki adalah cinta Ilahi. Cinta yang dicari oleh manusia berakal untuk menemukan arti cinta dan makna kehidupan itu sendiri. Meskipun terkadang tertatih dan terjungkal dalam perjalanan mencari cinta itu, tak semua manusia berhasil menemukan apa yang dicari. Ada yang terperosok ke dalam penyembahan patung sapi sebagaimana Bani Israil dahulu. Ada pula yang terjebak ke dalam penyembahan terhadap patung-patung nabi dan orang-orang yang dianggap suci. Bahkan tak jarang manusia-manusia ini tersesat ke dalam pemujaan terhadap pahlawan-pahlawan yang dirupakan dalam bentuk patung.

Modern-nya dunia ternyata tak mengurangi kebodohan manusia dalam upaya mencari cinta sejati milik-Nya. Harta, tahta dan wanita menjadi berhala-berhala baru di zaman materialisme saat ini. Hanya orang-orang yang terjaga dan tertunjuki oleh nur Allah saja yang bisa sampai menemukan apa yang dicari yaitu cinta sejati milik-Nya saja. Orang-orang ini adalah orang-orang yang mendapat petunuk dan mengikuti jalan lurus yang telah diwahyukan Allah pada nabi dan rasul-Nya. Mereka tak sekali-kali mau mengikuti jalan orang-orang yang dimurkai oleh Allah dan sesat.

... Cinta Allah harus dicari dan diupayakan secara maksimal oleh tiap individu yang benar-benar merindukan cinta sejati, yaitu cinta yang tak pernah mengenal kata akhir ...

Cinta Allah didapat bukan berasal dari warisan. Cinta Allah harus dicari dan diupayakan secara maksimal oleh tiap individu yang benar-benar merindukan cinta sejati, yaitu cinta yang tak pernah mengenal kata akhir bahkan akan selalu bertambah cinta-Nya pada kita. Sejauh mana balasan kita untuk menjawab cinta-Nya yang tak pernah bertepi ini?

Sungguh, betapa rapuh manusia bila saja ia menjalani kehidupan ini tanpa bertopang pada cinta-Nya sebagai sumber kekuatan. Negara-negara sekuler telah membuktikannya dengan angka bunuh diri dan stress yang meningkat tajam ketika mereka lalai terhadap keberadaan cinta-Nya. Dan betapa bodohnya manusia yang sudah dianugerahi keimanan dan segenap cinta-Nya ketika mereka mencari cinta selain cinta-Nya. Cinta musuh-musuh Allah jauh lebih mereka harapkan daripada cinta terhadap Allah dalam bentuk bukti taat pada aturan-aturan-Nya. Sungguh jahil manusia model seperti ini.

Islam telah datang untuk mengentaskan manusia dari kejahilan semacam ini dan membawa pelita benderang untuk hanya peduli pada cinta-Nya saja. Dan biarlah cinta ini yang akan membawa kita nanti pada kemuliaan dunia dengan terterapkannya syariat Allah di bawah naungan Daulah Khilafah, insya Allah. Karena itu, jangan pernah berhenti mencari cinta-Nya dalam bentuk ketaatan total pada hukum-hukum-Nya saja, bukan hukum jahiliyah buatan manusia. Wallahu ‘alam. 

Ria Fariana, voa-islam.com


latestnews

View Full Version