Isu simpang-siur bertebaran tentang kedatangan Obama. Ada yang bilang nih orang batal datang, tapi ada juga yang optimis bahwa Presiden dari Negara penjajah ini pasti datang. Tak ada orang yang tahu pasti. Itu karena memang kedatangan mister Presiden yang satu ini super duper ketatnya. Bahkan kalo bisa, tak ada orang yang boleh tahu kapan ia datang ataupun rute perjalanan yang akan ditempuhnya selama di Indonesia.
Jelas sekali kalo ada agenda tertentu di balik rencana kedatangan Obama ini. Dia memang tak memerlukan ekspos, yang penting seluruh agenda penjajahan yang ditawarkan harus diiyakan saja oleh pemimpin negeri ini. Itu intinya. Jadi datang atau pun tidak, Indonesia sebagai negara yang terjajah menyambut tuan penjajah sudah menyiapkan pengamanan yang heboh juga. Padahal kita tahu sendiri, negeri ini sedang dirundung duka saat ini. Masa iya, pemerintah dan pemimpin negeri masih juga tega menyambut uluran tangan penjajah daripada mengulurkan tangan bagi rakyat yang tertimpa bencana?
Dana pengamanan bagi penjajah, menjamu ini dan itu, basa-basi yang sudah basi, itu semua membutuhkan uang yang tidak sedikit. Sementara itu saudara-saudara kita di Mentawai, Wasior Papua dan Merapi terlantar. Banyak dikabarkan bahwa bantuan tak sampai kepada mereka yang tertimpa kesusahan akibat bencana. Banyak alasan yang dikemukakan. Medan terlalu sulit, bantuan terbatas, dan berbagai macam dalih. Tapi untuk menjamu pemimpin Negara penjajah, tak ada alasan apa pun, semua sudah siap sedia demi tuan majikan.
Makan dari jantung pohon pisang adalah hal yang dilakukan oleh korban tsunami Mentawai demi bertahan hidup. Antre satu WC yang digunakan untuk 625 jiwa, bisakah dibayangkan? Tenda pengungsian juga kurang banyak. Selimut, makanan jadi, baju bayi, dan banyak lagi keperluan para pengungsi yang harus menjadi perhatian pemerintah pusat dan daerah. Jangan malah sibuk menyambut penjajah tapi rakyat sendiri terlunta-lunta. Sungguh, setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban akan apa yang dipimpinnya.
Jauh lebih baik apabila dana dan personel TNI yang ada diberdayakan untuk membantu mereka yang memang sangat membutuhkan. Obama tak perlu disambut, apalagi dengan pengamanan super wah. Itu semua hanya akan menyakiti hati rakyat yang sudah sakit ini.
....Kedatangan Obama toh tak memberi efek positif apa pun bagi negeri ini. Yang ada malah setumpuk agenda penjajahan yang harus siap ditandatangani oleh mereka yang mengaku pemimpin....
Kedatangan Obama toh tak memberi efek positif apa pun bagi negeri ini. Yang ada malah setumpuk agenda penjajahan yang harus siap ditandatangani oleh mereka yang mengaku pemimpin. Bahkan sebaliknya, rencana kedatangan Obama disikapi negatif oleh rakyat plus alamnya juga. Terlepas semua itu terjadi karena kuasa Allah, Merapi terus menyemburkan lahar seolah menolak bumi pertiwi ini disinggahi oleh penjajah. Hujan abu yang terus berhamburan hingga mengganggu penerbangan sampai ke Jakarta sana, seolah mengisyaratkan pada khalayak bahwa pesawat Obama tak perlu mendarat.
Semua isyarat alam itu belum tentu direspon dengan benar oleh pemimpin negeri dan semua yang berusaha menjilat terhadap majikan. Mereka tetap akan bebal dengan menerima Obama masuk Indonesia. Tapi itu semua tak menyurutkan langkah penolakan rakyat bahwa sekali tolak penjajah, selamanya juga akan begitu. Jadi Mister Obama, sebaiknya kau tak usah kemari! [riafariana/voa-islam.com]