View Full Version
Rabu, 04 Jul 2012

Aku Pengen Tobat, Tapi ...

Banyak dari kita yang bandel yang berpikiran, "Aku dah terlanjur bandel, sekalian aja lebih bandel. Ibarat kata, terlanjur basah, mandi sekalian aja". Dan siapapun yang punya pikiran kaya' gini, akhirnya susah bagi mereka buat lepas dari dunia "hitam" yang telah menjadi bagian dari hidu. Mereka akhirnya menganggap ringan sebuah dosa, padahal efek parahnya, ketika udah jadi ortu nanti, dosa warisan ini akan tertularkan ke anak dan keturunan mereka.

Yups, memandang remeh dosa dan menunda taubat, ternyata efeknya nggak sedemikian remeh loh. So, terbukti banget kan, kalau setan tetap nggak akan tinggal diam dalam rangka melihat kita menjadi yang seperti mereka inginkan. Dan bagaimanapun caranya mereka akan membelokkan niat baik kita dengan berbagai alasan.Mungkin salah satunya adalah dengan penundaan tobat yang kita lakukan, karena perasaan malu dan enggan.

Friend, bukankah Allah SWT yang maha pengasih dan penyayang telah berfirman,  

"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka Mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal. (Qs. Ali Imran, 135-136)

Allah SWT dengan tegas menyatakan dalam ayat diatas kalau salah satu ciri orang yang bertaqwa, adalah bukannya orang yang nggak pernah melakukan dosa atau yang nggak punya salah. Tapi, orang yang bertaqwa adalah mereka yang apabila melakukan kesalahan, mereka kemudian mengingat Allah, lalu mereka bertaubat atas segala kesalahan yang dilakukannya.

Kita semua juga pasti tahu kan kalau manusia adalah tempat salah dan lupa. Maka itulah bukti nyata kalau Allah benar- benar maha pengasih dan penyayang. Jadi sebelum matahari terbit dari barat alias kiamat atau nafas kita udah sampai tenggorokan alias mau segera mati, jangan pernah putus asa menguasai kita. Dan jangan pernah punya pikiran kalau Allah tidak akan memaafkan kita. Tapi ingat, bahwa tobat yang diterima Allah adalah yang sungguh- sungguh, nggak cuman sekedar tomat alias tobat en kumat atau kambuh- kambuh lagi. Allah maha tahu tentang siapa- siapa yang bersungguh- sungguh atau yang sekedar abal- abal saja.

Emang hidup itu pilihan friend, tapi pilihan buat tobat dan mengakhiri maksiat yang kita lakukan, adalah bukan sebuah pilihan tapi keharusan. Tapi bukan berarti pemaksaan, tapi hanya maksud Allah yang pengen ngeliat kita selalu jadi hamba yang baik dan di jalan yang bener. Kan kalau sudah begitu, kita sendiri yang akan di untungkan. Ya, nggak?

Dan perlu kita semua tahu friend, pemuda Islam seperti kita inilah yang justru memegang peran vital dalam perubahan. Dengar saja apa yang dikatakan oleh Musthafa Al Ghalaya, seorang pemikir dari Beirut yang berkata: “Adalah terletak di tangan para pemuda kepentingan umat ini, dan terletak di tangan pemuda juga kehidupan umat ini.” So, inilah terbaik bagi kita untuk bener- bener kembali menjadi pribadi yang baik dan punya semangat juang buat Islam. Kalau nggak sekarang, kapan lagi?.

Jangan sampai kita menjadi seperti yang Musthafa Kamil, seorang pemikir dari Mesir katakan, yaitu “Pemuda yang bodoh, beku (tidak punya ruh jihad) untuk memajukan bangsa, matinya itu lebih baik daripada hidupnya.”
(NayMa/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version