View Full Version
Kamis, 14 Feb 2013

Aku Menolak Valentine!

Seperti tahun- tahun berikutnya, hari Valentine akan diadakan dengan sederet pernak-perniknya. Memang banyak pihak yang merayakan, terutama dengan orang yang mereka sebut dengan kekasih. Tapi dilain sisi, banyak juga yang menentangnya, dan terang-terangan menolak mentah- mentah. Pernah nggak merhatiin kalau kejadian yang sama kaya' gini bakal terulang lagi dan lagi. Tapi buat mereka yang merayakan, ibarat kata show must go on, apapun kata orang. katanya sih terutama bagi yang punya tujuan bisnis, hari Valentine memberi mereka omset yang lebih. Nggak perduli bener atau salah, asal uang ada ditangan, hajar bleh!. Sedangkan buat mereka yang lagi in love, hari ini katanya pas banget buat nembak gebetan, karena momen setahun sekali.

Buat cowok- cowok yang merayakan Valentine, mereka rela nguras kantong. mereka kudu beli mawar, coklat paling mahal, dan membuang jauh- jauh urat malunya, karena wajib pakai baju PINK. Udah gitu mereka harus juga hunting tempat yang pas buat nembak pacar. Dan sudah tentu yang beginian nggak ada yang namanya murmer, alias murah meriah.

Friend, kenapa sih kudu segitunya maksa banget merayakan Hari Valentine?  Hari hari Valentine itu jelas- jelas bukan budaya islam. Malah bisa dibilang, ini cuma sekedar budaya latah yang menjerumuskan. Contoh aja, kalau hari Valentine, bunga mawar itu wajib ada biar romantis. Hey, pada nggak tahu ya, kalau setiap hari itu, ribuan mawar- mawar galau karena besoknya bakal dipotong dan dijadikan hiasan buat acara?. Dan apa juga hubungannya antara Hari Valentine dengan budaya wajib ngasih coklat? Kenapa nggak pakai strawbery atau semangka tanpa biji aja, hayo?

Trus kenapa cuma hari Valentine yang dijadikan hari kasih sayang?. Padahal dalam setahun ada 364 hari yang lain, yang pastinya juga butuh kasih sayang. Dan kenapa harus 14 februari dan bukan 10 november barengan hari pahlawan? kan asyik tuh, saat kita bisa ungkapkan sayang kepada ibu dan keluarga kita " Ibu, aku sayang padamu, MERDEKA!" heee....

Tapi ini, masih aja ada yang protes, "Memang ada yang salah dengan valentine?" tanya mereka. Menurutmuuu? ini memang sekedar hari kamis, seperti minggu- minggu yang lalu. Yang membedakan ada sebuah "misi" disana, yang diusung atas nama hari kasih sayang. Bukan kasih sayangnya yang salah, melainkan ceremony yang udah jadi rahasia umum, kalo pas lagi valentine banyak remaja yang tanpa malu-malu menabrak aturan dan memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih. Trus apa tujuannya peresmian jadi sepasang kekasih itu, tidak lain tidak bukan, adalah untuk menjadi pacar. Dan apa kelanjutannya setelah jadi pacar itu, nggak lain dan nggak jauh adalah zina. Udah deh friend nggak sah pada muna'. Yang namanya aktifitas pacaran nggak jauh- jauh dari yang namanya saling rayu dan saling rindu. saling pegang dan saling... yach begitulah *sensor. So, haruskah kita menyebut valentine dengan hari berzina nasional?   

So, nggak perlu memaksakan diri dengan menjadi bagian dari budaya Valentine, cuman biar dibilang anak gaul. Ngaku deh, padahal kamu bahkan kadang nggak ngerti apa makna dan asal usul hari Valentine itu sendiri, ya kan?. Dan seperti udah kita bilang diawal, setiap tahun, perayaan Hari Valentine bakal terulang, tapi kita juga nggak bakal bosen- bosen menolaknya. Jadi, kalau kamu mau selamat, nggak usah pakai acara pacaran apalagi ngerayain hari Valentin deh. Tanya kenapa? karena hari itu kamu nggak tahu apa yang bakal terjadi selanjutnya. Kamu tetap akan baik- baik saja? dan kesucianmu juga akan tetap baik- baik saja? hmm... jangan main api friend, just be smart please!. Kalau sudah tahu gitu, jangan pernah ragu lagi, katakan "AKU MENOLAK VALENTINE".

(NayMa/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version