View Full Version
Selasa, 05 Nov 2013

Smart Teen (24): Pentingnya Edukasi & Dukungan Masyarakat

Perjuangan menegakkan Islam adalah pekerjaan besar yang membutuhkan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam menghimpun kekuatan, Rasulullah saw, merekrut seluruh potensi dari kelompok yang paling setia sampai mereka yang dapat diketuk hatiya meskipun tidak masuk dalam lingkaran inti (qoidah tsa’labah). Beliau tidak mengabaikan potensi sekecil apa pun yang dapat berguna untuk memperkuat arus dakwah.

Hari jumat sore, saya diajak salah seorang sahabat dekat untuk mengikuti jamaah dakwah yang kegiatannya mengajak orang untuk menegakkan sholat dari rumah ke rumah dan suka berpindah dari masjid ke masjid selama 3 hari sekali, mendengar cerita tersebut tanpa berpikir panjang, hati nurani saya pun terketuk kemudian mengiyakan ajakan teman saya itu.

Dan  inilah pengalaman pertama dan terakhir saya mengikuti jamaah tersebut. Berbekal nekad, dan informasi yang sangat terbatas yakni hanya sebatas komunikasi verbal saja dari salah satu teman yang ikut jamaah dakwah tersebut, kami memberanikan diri untuk berangkat ke tempat tujuan  walau pun kami belum mengetahui lokasinya secara detail hanya diberi tahu nama masjid dan nama desanya saja.

Alhasil, karena berbekal informasi yang sangat terbatas itu, kami pun salah tempat, lokasi kami terlalu jauh dari tempat kegiatan, tanpa ada alat komunikasi dan berbekal uang yang hanya cukup untuk angkot pulang dan makan, akhirnya kami memutuskan untuk menginap di salah satu masjid masyarakat yang dimana di sekeliling masjid tersebut adalah pemukiman padat penduduk.

Adzan maghrib berkumandang, kami dan para jamaah masjid menunaikan ibadah sholat maghrib dilanjut dengan membaca al quran hingga masuk waktu isya, selepas sholat isya berjamaah, bola mata para warga terlihat dengan jelas penuh dengan tanda tanya ketika melihat kami, seolah mereka ingin bertanya, Siapakah kami? Dari manakah kami berasal? Ada kepentingan apa kami berada di kawasan mereka? Saya memaklumi keadaan ini, karena bagaimana pun sesuatu hal yang baru, warga baru, penampilan jenggot dan celana cingkrang merupakan hal yang asing di tempat itu.

Ini terbukti ketika kami mengajak bersalaman dengan salah satu jamaah, bukannya wajah kami yang dilihat pertama, akan tetapi jamaah tersebut malah melihat cingkrangnya celana kami. Melihat fenomena tersebut, saya mengambil kesimpulan bahwa, masih sedikitnya tingkat pemahaman masyarakat tentang agama mereka sendiri.

Inilah point penting yang harus digarisbawahi oleh para da’i untuk mendakwahkan dinul islam ini. Mereka belum paham dengan Islam itu sendiri, padahal KTP nya Islam.

Satu per satu jamaah sholat isya meninggalkan masjid dan kembali ke rumah masing-masing dan lampu masjid dimatikan. Kami pun ikut keluar, jalan-jalan melihat kondisi masyarakat sekitar dan mencari makan untuk mengganjal perut kami yang sudah mulai keroncongan. Waktu menunjukkan pukul 8 malam malam pun semakin larut, dan kami memutuskan untuk kembali ke masjid, guna beristirahat dan tidur. Kami nyalakan lampu masjid kembali, hingga tertidur dan lupa tidak mematikannya kembali.

Perkara inilah (lampu masjid yang tidak dimatikan) yang membuat takmir masjid geram, satu jam tepat dari tidur kami yaitu jam 9 malam, salah satu takmir masjid membangunkan kami berdua, dengan setengah sadar kami diberondong beberapa pertanyaan. Identitas diri, asal daerah, dan tujuan kami berada di wilayah tersebut itu apa, kami pun jawab seadanya. Kami ini siswa sekolah menengah atas, kami dari kecamatan lain dalam satu kabupaten yang sama, tujuan kami di masjid ini untuk ikut pengajian, tapi karena salah tempat jadi kami memutuskan untuk bermalam di masjid ini.

Tanpa disangka-sangka, takmir masjid tadi karena di awal sudah setting emosi tinggi, kami berdua malah dimarah-marahi dan mengatakan bahwa, “Kalian kan masih anak sekolah, tidak baik keluar malam seperti ini, apakah orang tua sudah tahu kalau kalian disini, dan perlu kalian berdua ketahui jika ada pengajian di masjid ini pasti saya tahu!”, kami memilih diam dan tidak menanggapi ocehan takmir masjid tersebut.

Akhirnya kami berdua oleh takmir masjid itu di bawa ke imam besar masjid dan lagi-lagi diberondong banyak pertanyaan yang kemudian merembet ke arah kelompok pengajian yang kami ikuti, ciri-ciri orangnya apakah berjenggot dengan celana cingkrang, pakai jubah dan lain-lain, saya paham pula, mengapa mereka bertanya seperti itu,karena waktu kejadian yang saya alami, sedang marak pengeboman di berbagai wilayah di indonesia, saya pun akhirnya angkat bicara meski dalam ketidakberdayaan kemudia saya  bertanya, siapakah yang membuat pernyataan bahwa jenggot, celana cingkrang dan pakaian jubah itu adalah kelompok “teroris”? padahal kalau kita lihat di masjidil haram lewat televisi satelit (parabola) banyak orang yang penampilannya seperti itu, ironis.

Pada akhirnya, pembicaraan kami tidak menemukan titik temu, malah seolah menambah keruh suasana dikarenakan kami selalu membantah argumen mereka. Kemudian imam masjid berbisik-bisik dengan anggota takmir yang lain, kami pun diarak oleh sepuluh orang dibawa ke polsek setempat dan kemudian diinterogasi.

Ketika berada di polsek, semua barang bawaan kami digeledah, dan dalam waktu bersamaan saya membawa majalah yang berjudul “jihad somalia”, alhasil para polisi tersebut berceletuk, “ kamu ikut kelompok teroris ya?”.

Kami berdua ditanya siapa nama kami, alamat kami, sekolah kami, siapa nama ustadz kami, kemudian ciri-ciri orangnya seperti apa, dalam hati saya berkata, jika kami jawab kurang tegas, maka kami pun dibentak-bentak syukur alhamdulillah tidak ada penganiayaan fisik. Dalam kondisi tertekan seperti itu dengan di interogasi oleh 5 anggota kepolisian dengan pertanyaan yang bertubi-tubi, mulai jam 10 malam hingga pukul 1 dini hari, 3 jam lamanya, coba bayangkan!

Sekelas diri saya yang belum lama tersinari cahaya hidayah, tiba-tiba Allah memberi ujian yang menurut kami maha dahsyat ini.

La haula wa la quwwata illa billah.

Dan alhamdulillah, singkat cerita, kami pun dibebaskan meskipun harus nginep semalam di polsek, karena tidak ada barang bukti yang ditemukan. Semalaman saya tidak bisa tidur karena khawatir dengan peristiwa ini, saya khawatir jika masalah ini merembet ke sekolah tempat saya belajar, kemudian ditambah kalau orang tua tahu tentang masalah ini pasti saya tidak boleh ikut ngaji lagi, hingga akhirnya ku tidak tahan untuk menceritakan rasa kekhawatiranku tersebut kepada teman dekatku itu, sebut saja namanya slamet, slamet ini adalah kakak mentor kelasku, dialah yang mengajakku ke jalan hidayah ini, dia membimbingku mulai dari nol, dari masalah aqidah hingga masalah ibadah, kami sering bermusyawarah dan berdiskusi bersama setelah jam sekolah berakhir.

Malam itu kakak mentorku, memberikan motivasi yang sangat berguna dalam kehidupanku sampai sekarang, dia mengingatkanku dengan membacakan firman Allah subhanahu wa ta’ala:

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?”

“Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” QS. Al Ankabut ayat 2 dan 3. 

Jadi, kesimpulan pertama tentang masalah yang saya pernah alami, bahwasannya dukungan masyarakat adalah hal yang urgen, karena seperti paragraf di awal, bahwasannya iqomatud dien itu adalah pekerjaan yang besar dan membutuhkan dukungan dari segala pihak. Tidak hanya organisasi tertentu saja, atau kelompok dakwah tertentu saja, tapi meliputi seluruh lapisan masyarakat.

Wallahu a’lam bis showab.

Penulis : Muhammad Syuhari

-----------------------

AYO KIRIM ARTIKEL SMART TEEN PENGGUNCANG DUNIA!

Ayo Smart teen, kirimkan tulisan kamu yang mampu mengguncang dunia! Tunjukkan pada dunia bahwa remaja Islam siap menghadapi tantangan dan serangan arus globalisasi media yang cenderung mendeskreditkan kesucian dan keagungan islam. 

Tunjukkan keberanian dan pengorbanan cara kamu dan bagaimana kamu tunjukkan kegigihan kamu kalo #islampengorbanangue

Sebarkan bahwa tulisan dan amar ma'ruf kamu bagi Islam adalah sikap final melanggengkan keberkahan di muka bumi Allah azza wa jala...

Kirimkan Tulisan kamu hingga 11 November 2013 ke alamat redaksi smart teen:

[email protected]


latestnews

View Full Version