View Full Version
Jum'at, 22 Nov 2013

Smart Teen (41): Sssttt, Hati-hati dengan Ikhwan Pencuri!

“Ukhti, tak baik berteman dengan fulan terlalu dekat..”

“Memangnya kenapa? Ane ga pacaran kok, ane juga ga suka sama dia, kita tuh ukh cuma saling SMS tausiyah aja..”

“Tapi Islam melarang kita untuk menjalin hubungan semacam itu dengan lawan jenis ukh…”

“Oh ya? Surat apa memangnya yang melarang berteman dengan laki-laki? Atau ga, gimana bunyi haditsnya?

***

Sobatku yang sholih dan sholihat, pernahkah mengalami situasi seperti di atas?

Para lelaki dan wanita yang belum memahami syari’at, sudah biasa dengan yang namanya pacaran, apalagi jika hanya sekadar berkiriman SMS atau telepon setiap hari. Tapi, bagi yang namanya aktivis bertitle ikhwan atau akhwat, beeeuuhh jangan tanya, kata mereka SAY NO TO PACARAN! Tapi bagaimana dengan komunikasi via SMS? Chatting? Telepon? Sosmed?

Allah menciptakan lelaki dan wanita itu ibarat magnet lho! Kalau lelaki diibaratkan kutub utara, maka wanita adalah kutub selatan. Ketika dua kutub yang berlawanan didekatkan, apakah yang terjadi? Benar sobat, mereka akan saling tarik menarik. Maka benarlah firman Allah dalam Surat Al-Isra’ ayat 32 yang artinya "Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk."

Mengapa Allah menciptakan wanita dan lelaki seperti magnet? Mengapa lelaki dan wanita saling mencintai? Jawabannya: karena ini memang sudah fitrah. Allah telah mengatur hal ini, oleh karena itulah Dia mensyari’atkan pernikahan. Bayangkan saja jika lelaki dan wanita bak magnet dengan kutub yang sama, akan saling berjauhan, bukan? Lalu, bagaimana bisa menghasilkan keturunan yang nantinya akan menjadi khalifah di muka bumi?

Ketika dua kutub magnet didekatkan, cepat ataupun lambat mereka akan menempel. Begitu pula dengan wanita dan lelaki yang bukan mahram, dan ini sangat berbahaya, karena cepat atau lambat, ujung-ujungnya ya zina!

Tapi, ketika dua kutub ini diletakkan saling berjauhan, di jarak yang aman, maka mereka tidak akan menempel karena saling menjaga diri dan kehormatan, menutup serapat-rapatnya pintu yang mengarah ke perzinaan.

Sayangnya, sebagian aktivis seolah-olah melupakan hal ini, berkiriman SMS tausiyah, menanyakan kabar, membangunkan untuk sholat tahajjud, dll. Yang ikhwan seolah-olah sudah tak punya teman lelaki dan yang akhwat seolah-olah sudah kehabisan teman wanita. Hati-hati, sobat! Setan itu sangat pintar menggelincirkan manusia, karena dia telah bersumpah akan hal ini.

“Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (QS. Al-A’raf: 16-17).

Dan dirimu, wahai ukhti, adalah orang yang paling rugi ketika menjalin hubungan tidak jelas semacam ini. Ketika seorang ikhwan berani mendekatimu dengan wasilah-wasilah tadi, itu menandakan dirimu sedang dipermainkan olehnya! Hingga nantinya dirimu mencintainya dan memohon-mohon kepada ayahmu agar menikahkanmu dengannya. Kalau memang ikhwan itu menginginkan kebaikan untukmu, caranya bukan dengan mengirimkanmu SMS tausiyah, tapi dengan menjaga jarak aman darimu agar sama-sama selamat dari maksiat.

Dan jika ikhwan ini berniat untuk menikahimu, caranya juga bukan dengan hal-hal berbau maksiat seperti tadi, karena itu sama saja dengan PENCURI.

Seorang pencuri, ketika memasuki rumah targetnya, melalui pintu ataukah jendela, sobat? Melalui jendela, bukan? Padahal, jalan masuk ke rumah adalah melalui pintu masuk. Ikhwan yang menginginkanmu menjadi pendamping hidupnya, tentu juga akan mendatangimu dari pintu masuk yang tepat, yakni DATANG KE AYAH/WALIMU, bukan dengan mendekatimu via “jendela”.

Jadi mulai sekarang, bagi yang masih punya hubungan tanpa status dengan ikhwan, sudahi saja, ukhti! Dirimu tidak akan rugi dengan tidak memiliki teman lelaki, masih ada orang tua dan keluarga yang membutuhkan tausiyah dan perhatian darimu. Kalahkan hawa nafsumu dan jangan biarkan syaithan bersorak kegirangan, “Yeaahh!!! Kamu sudah di bawah kendaliku, wahai kader dakwah! Menggelincirkan orang yang kau dakwahi akan menjadi lebih mudah, dan temanku di neraka akan bertambah!”. Na’udzubillahi min dzalik.

Nama asli: Luluk Rivi Zulmi

Nama pena: Kharida Faiza

Facebook: Al-Haqqu Min Rabbika (facebook.com/raheel.shahlaa)

Twitter: @rivizulmi 


latestnews

View Full Version