View Full Version
Kamis, 23 Jan 2014

Suriah; antara Eksotisme dan Jihadis Eropa

Sahabat Voa Islam,

Apa yang terjadi bangsa Indonesia, bangsa katanya yang terkenal dengan penduduk muslim terbanyak di dunia pada kenyataannya bangsa ini menjadi mangsa serbuan budaya barat, ketika dibelahan bumi syam tengah bergejolak, para pesohor Enterteiment kita tengah kocar-kacir berebut proyek hiburan ala barat, sebut saja Indonesia Idol yang telah berlalu, dan terbitlah X factor, tentu saja acara tersebut meledak di pasaran, lantas muda-mudi bangsa Indonesia mengidolakan jebelon program mereka.

Sehingga secara sadar generasi kita terlenakan dengan buaian hiburan tak bermanfaat, namun kondisi ini berbalik secercah cahaya bangkit di ufuk barat, ketika mereka jenuh dengan dunia kebarat-baratannya mereka mulai mencari makna kehidupan, sebuah temuan fakta mencengangkan pun mengemuka bahwa banyak mualaf muda Eropa menjadi jihadis ke Suriah.

Presiden Prancis Francois Hollande pada Selasa kemarin (14/1/2014) mengatakan bahwa 700 orang telah meninggalkan Prancis untuk bergabung dengan pertempuran di Suriah, laporan lain menyebutkan dalam kutipan pers majalah Jerman Der Spiegel  menunjukkan kekhawatiran dan ketakutan para pejabat Jerman tentang banyaknya mujahidin Jerman pergi ke Suriah.

Sedangkan menurut laporan di Inggris yang dirilis oleh Pusat Internasional untuk Studi Radikalisasi (International Center for the Study of Radicalization/ICSR) pada hari Selasa, menyebutkan antara 3.300 dan 11.000 pejuang Inggris yang telah berperang melawan pemerintah Presiden Suriah Bashar Assad dari akhir 2011 hingga 10 Desember 2013.

Tentu saja fakta di atas adalah sebagian, kerena banyak antara mereka orang-orang Eropa yang pergi ke Suriah tanpa memberi tahu.

Suriah eksotisme pejuang

Tidak dapat dipungkiri Suriah yang kini tengah berjuang melawan kedzaliman penguasa, adalah tanah Syam yang diberkati Allah, magnetnya begitu kuat bukan hanya jihadis timur tengah akan tetapi para mualaf barat tengah memenuhi janji Allah.

Suriah memang menyimpang beribu pesona bagi para pejuang, kalau kita mencari representatif bahasa arab halus mungkin di Suriahlah nafas itu keluar dari mulut-mulut mereka, karakter penduduk Suriah memang jauh lebih menggambarkan keshalihan dari pada bangsa arab lainnya.

Meletusnya Arab Spiring di Suriah didasarkan atas keimanan, mereka menyadari bahwa selama ini Assad tengah mengiring Suriah ke dalam lubang kekufuran, atas dasar inilah mereka memilih berjuang menentang Assad, nampaknya sang jagal kebakaran jenggot melihat benih-benih kebangkitan meluas diseantero tanah Syam.

Maka secara terbuka rezim Assad melakukan kebrutalan dan kebiadaban mengantisipasi segala bentuk perlawanan, bukannya malah memadamkan perjuangan mereka, akan tetapi para mujahid semakin bersemangat bergriliya berjuang di jalan Allah, kita pun melihat detik demi detik nyawa melayang, anak-anak menjadi yatim piatu, kelaparan hebat siap mengancam kehidupan mereka, namun hingga kini tak satu pun dari mereka mundur berhenti berjuang, disnilah kualitas keimanan orang-orang Suriah benar-benar diuji oleh Allah, maka sangat wajar apabila melihat realitas orang-orang Suriah yang begitu kuat menjaga keimanannya menjadi daya tarik pejuang, baik dari negeri-negeri muslim ataupun jihadis Eropa yang memilih kehidupannya berakhir di Suriah.

Wallahu ‘Alam.

Penulis:  Anastasia

Alumni Pendidikan Bahasa Jerman UPI Bandung


latestnews

View Full Version