Evaluasi sementara untuk Partai berlatar belakang Islam
Penulis: Hanibal Wijayanta, Produser dan Jurnalis Senior AnTv
Dari hasil sementara hitung cepat Pemilu 2014, kita paling tidak mendapatkan gambaran, bahwa strategi PKS dalam meraih simpati masyarakat awam dan swing voters dengan iklan-ikan politik yang menampilkan acara musik ndangdut, memasang anak-anak gaul, sosok pemuda punk rock, meraih simpati Soekarnois dengan Anis Matta mengatakan Soekarno sebagai idola, serta meraih simpati Suhartois dengan Anis Matta nyekar ke makam Soeharto, ternyata tidak mampu meraih simpati kaum awam...
Sementara captive market mereka, kaum muslimin perkotaan, aktivis masjid, dan pergerakan Islam justru menghindar, dan memilih untuk tidak memilih.
Sementara itu, PKB yang sudah dikuyo-kuyo dan diblacklist oleh Keluarga Gus Dur, justru berhasil meraih kembali captive market mereka dengan iklan bertema shalawat dan memasang anak-anak Kiai sebagai calon legislative mereka. Efek Kak Rhoma tampaknya juga cukup jitu untuk meraup simpati. Adapun PPP yang berusaha meraih dukungan NU dengan mencari dukungan ke Keluarga Gus Dur dan memasang banyak warga NU di caleg dan kepengurusan ternyata tidak berhasil meraih suara optimal.
PAN ternyata juga sudah bukan partai rujukan warga Muhammadiyah. Seandainya warga Muhammadiyah memilih PAN, tentu perolehan mereka mencapai minimal 40 juta suara. Adapun PBB, sebagai partai titisan Masyumi, ternyata masih belum mampu meraup suara signifikan. Tampaknya, kaderisasi serta upaya mengkaji dan menerapkan kembali pemikiran politik Masyumi sangat diperlukan untuk Partai yang satu ini.
Nah, apakah para pemimpin partai berlatar belakang Islam ini mau mawas diri, dan mengevaluasi langkah, sementara para pemimpinnya yang terbukti gagal memenuhi klaim mengaku salah dan legowo mundur?
Apa komentar anda Smart People?