View Full Version
Senin, 14 Apr 2014

Smart Teen, Siap Unas dengan Iman!

Assalamu'alaikum Sahabat muda voa-islam,

Unas atau ujian nasional itu tidak beda dengan ujian lainnya. Unas hanya menempati sekian prosen untuk kelulusan, selebihnya nilai raport selama lima semester sebelumnya. Tapi bukan ini yang menjadikan Unas tidak lagi menjadi hal yang menakutkan untuk dijalani.

Tradisi Islam kita mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu. Karena sesungguhnya Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat (Al-Mujaadilah: 11). Dalam menuntut ilmu, ujian adalah sunatullah. Sesuatu yang memang secara alami ada untuk mengetahui tingkat penguasaan terhadap ilmu tertentu.

Bila hal ini menjadi mafhum atau pemahaman kita, maka keberadaan Unas bukan sesuatu yang besar. Dia tak lagi menjadi masalah meskipun waktu semakin dekat menuju hari H. Ada atau tidak ada ujian bernama Unas, belajar menjadi keharusan. Bahkan, bukan lagi hasil Unas yang menjadi kekhawatiran melainkan proses berjalannya Unas itu sendiri.

Sudah menjadi pengetahuan bersama bahwa banyak pihak yang menghalalkan segala cara untuk mencapai hasil Unas setimaksimal mungkin. Mulai dari jual beli jawaban, mencontek, hingga kecurangan terstruktur dari pihak sekolah yang bersangkutan. Semuanya bermuara pada satu hal yaitu ketakutan akan hasil yang buruk sehingga tidak lulus kemudian berimbas pada buruknya nama sekolah tersebut. Bukan rahasia pula kalau kepala sekolah pun ditekan oleh pihak di atasnya untuk menghasilkan sebanyak-banyaknya lulusan entah bagaimana caranya.

Hantu inilah yang merajai pemikiran bobrok negeri ini. Proses Unas menjadi ajang kecurangan. Seolah percuma ajaran kejujuran diajarkan sekian tahun proses belajar di kelas ketika akhirnya harus tunduk pada nafsu serakah manusia bernama sistem pendidikan. Ibarat membangun sebuah rumah sekian tahun lamanya, harus rubuh hanya dalam beberapa hari saja. Tentu kita tidak ingin itu semua terjadi.

Perilaku beberapa hari tersebut akan menentukan kualitas bangsa ini sekian puluh tahun ke depan. Ingat, mereka yang sekarang mengalami Unas inilah yang akan menjadi pemimpin bangsa di sekian belas dan puluh tahun ke depan. Bila sejak mula mereka diajari berbuat curang, besar kemungkinan hal ini akan membentuk karakter anak bangsa. Bayangkan bila karakter ini dibawanya ke tampuk kepemimpinan.

Karena itu saya pribadi sangat menekankan pentingnya kejujuran dalam proses dan perilaku Unas. Oke, mungkin kita susah mengubah sistem yang ada. Tapi kita bisa melakukan hal kecil dengan menanamkan nilai ini pada anak kita, keponakan, tetangga atau murid-murid yang sedang menghadapi Unas. Selain faktor karakter anak bangsa dan wajah negeri ini sekian tahun ke depan, ingat pula bahwa kejujuran itu adalah perilaku seorang muslim yang baik.

Tujuan tak menghalalkan segala cara. Niat untuk membahagiakan orang tua dengan nilai baik bukan berarti bisa dengan enak menempuh jalur curang dengan mencontek atau membeli hasil jawaban, misalnya. Ingat, ada dua malaikat yang setia mencatat amal baik dan buruk kita yang selalu menyertai. Dan ingat pula bahwa ada Allah Yang Mahamengetahui amalan setiap hamba-Nya. Dengan pemahaman keimanan seperti ini, diharapkan adik-adik kita akan menempuh Unas dengan dada lapang karena ada Allah yang mengetahui dan siap membimbing.

Di sinilah faktor keimanan itu tak kalah pentingnya dengan kecerdasan dan persiapan matang untuk menghadapi Unas. Bila sudah sampai pada taraf ini yaitu persiapan doa dan upaya telak maksimal, serahkan hasilnya pada Allah semata. Insya Allah dengan cara ini, tenang hati dan pikir ketika mengerjakan Unas tanpa ada niat untuk tengok kanan-kiri mencoba peluang curang.

Selamat ber-Unas!


latestnews

View Full Version