View Full Version
Ahad, 20 Apr 2014

Ikrar Remaja GerPre: Berantas Pergaulan Bebas!

Sahabat Remaja Voa Islam,

Berbicara tentang kalangan pelajar memang ga ada habisnya, gimana engga?

Mereka adalah generasi penerus yang akan menentukan nasib bumi ini seperti apa kedepannya!

Mau baik-kah?Buruk-kah? Mau maju atau bahkan ancur seancur-ancurnya..itu ditentukan oleh sikap generasi muda dalam memecahkan masalah sesuai dengan pola pikirnya. Maka dari itu, generasi muda harus berbenah diri, berbenah pikiran dan jangan berleha-leha dengan segala kemudahan di zaman sekarang.Inget loh masa depan bumi ada di tangankalian semua.

Jadi wajarin aja deh kalo banyak media yang membahas mengenai kalangan ini. Secara gitu, mereka precious banget! Kalo bukan generasi muda, siapa lagi?

“saya neeng..” *kalangan45 bangkitdarikubur.

#imposible. -_-

Jebakan GenRe

Hmm..GenRe? itu..Generasi berencana. Rasanya kayak Keluarga Berencana aja ada rencana-rencanaan. Eh tunggu tunggu, KaBe? GenRe?Rencana?Kalo KaBe mah yang ngeatasin jumlah anak itu, nahkalo genre?Apaan? Nyambung sama anak-beranak juga?

Lah daripada bingug, lanjutnya baca nya..

GenRe itu adalah program sosialisasi mengenai usia pernikahan pelajar yang diadakan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional alias BKKBN.

Salah satu kegiatan terbaru adalah kegiatan Ikrar pelajar untuk tidak nikah muda. Kegiatan ini rencananya akan dilaksanakan di Sumatra Utara. Sebanyak 20 ribu pelajar akan berikrar untuk tidak melakukan pernikahan di usia dini. Woow?! Ikrar ini akan diucapkan pada 26 April yang akan serentak dilakukan di 8 kabupaten/kota di Sumut, seperti Deliserdang, Sergai, Tebing Tinggi, Simalungun, Binjai dan Langkat.

Kepala Perwakilan BKKBN Sumut drg Widwiono MKes menerangkan, pernikahan di usia 22 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi laki-laki, merupakan usia yang ideal dari sisi kesehatan, sosial, ekonomi atau pendapatan.

Nikah atau Gaul Bebas?

Kok kalangan pelajar udah ngomongin nikah-nikahan sih?

Loh Emang ada yang salah? Kalangan pelajar bakalan nikah juga kan?

iyyaa.. tapikan masih jauuh..

Hem, Emang sih bagi pelajar, bicara tentang pernikahan itu serasa aneh dan tabu. Selain karena factor usia yang belum mampu danaktifitas pelajar yang sibuk belajar, ternyata ada factor lain yang menyebabkan kalangan remaja aneh kalo ngomongin tentang pernikahan. Yaa aneh-aneh gimana gitu.

Selama ini Fakta berbicara :

“aah.. masih lama nikah mah, sekarang have fun dulu aja deh sama pacar”.

Pernyataan yang sering banget keluar dalam hati kalo remaja ngomongin nikah.

si cowok ditanya :

kaapan nikah?’

Jawab :

yaa.. gimana nanti aja.. jalani aja dulu sekaran kayak gimana, kedapannya gimana nanti deh yaa..’

Nah keliatan kan bahwa kebiasaan pacaran malah jadi ngejauh dari tujuan awalnya (cari pasangan buat nikah).

Jadi factor lainnnya yang ngebuat remaja itu aneh kalo ngomongin soal nikah, ialah terbiasanya kaum remaja dengan hal yang namanya p a c a r a n.

Suatu waktu, guru saya bertanya pada anak didiknya. “kamu siap nikah? Nikah umur berapa taun?”

Dengan ekspresi kaget sang murid menjawab “astaghfirulloh pa..nikah?”

Coba kalau ditanya “kamu sampe kapan mau ngejomblo?Pacarannya mau kapan?”

Kayaknya ga akan sekaget itu dah. Cup cup cup.Ternyata remaja kini lebih tertarik buat pacaran yah daripada menunggu dan memperbaiki diri buat jenjang pernikahan.

 

Terkadang, remaja zaman sekarang itu menganggap pernikahan adalah hal yang masih jauh dan tak peru di persiapkan. Ujungnya lari deh ke hal sejenis pacaran yang udah jelas-jelas itu dosa mendekati zina.Ia ngga sob? Padahal justru yang namanya pacaran itu yang harus dijauh-jauhin.Gimana engga.Percaya ga percaya, pacaran itu pintu masuk menuju zina.Memang ga semua zina berawal dari pacaran, kayak pemerkosaan dsb.Tapi, yang namanya pacaran selalu menjurus kepada zina.Awalnya sih tatap-tatapan, smsan, suka-sukaan, jadian, pegangan tangan, danseterusnya dan seterusnya.Ujungnya?

‘say, aku hamil’

‘apa?!’

‘aku hamil.. ini anak kita’

*Frustasi mikirin sekolah belum selesai, reaksi orang tua, biayain anak, nanggung malu

‘tapi aku ga siap nerima bayi ini.. gugurin janin itu ya sayang?’

‘apa? Gugurin?’

‘iya..’

‘engga mau! Kamu kira segampang itu gugurin anak yang ada dalam rahimku ini! Ini darah daging kamu! Kamu tega ya!!’

‘heh?! Mau kamu nanggung malu seumur hidup ?siap kamu jadi ibu? Mau temen-temen kamu lulus sekolah sedangkan kamu gendong bayi kemana-mana? Hah?!”

‘gimanapun kamu harus tanggung jawab! Ini anak kamu!’

“saya gak mau! Saya nggak mau nanggung malu!”

“dasar kamu ya.. lelaki tidak bertanggung jawab! Saya nyesal punya pacar kayak kamu!saya menyesaaall… ”

-sang ibupun bunuh diri karena tidak tahan menghadapi resiko atas jalan yang telah ia pilih. Namanya pun dengan cepat merambat di sekolah, dan di media-media masa akibat kasus bunuh diri-

Idih ngeri kan?

Penggalan dialog di atas memang hanya sekedar fiktif belaka, tapi saya yakin pada realitasnya, kejadian itu lebih mengerikan daripada dialog mengerikan yang saya buat di atas. Bayangkan saja, sampai ada kasus seorang pacar yang membunuh pacarnya sndiri karena hamil.Kasus aborsi jadi makanan sehari-hari, mau kemanakan generasi precious itu?!

Percaya? Percaya ga percaya, percayalah.

Ikrar Remaja GenPre: Berantas Pergaulan Bebas

Jika genre mengedepankan masalah batas usia pernikahan dini beralasan 23 25 tahun ditinjau dari aspek kesehatan, fisik, kemapanan, juga kesiapan untuk menikah, maka sesungguhnya yang lebih penting yang harus ditinjau pemerintah adalah mencegah remaja dari pergaulan bebas bukan serta merta melarang nikah dini tapi pacaran dibolehkan..

Jika pacaran masih dibiarkan, sampai kapankasus-kasus penyimpangan pada remaja bisa selesai? Kapan pemuda pemudi bisa ikut membangun Negara dengan kesholehannya?Padahal pacaran dan pergaulan bebas itu akarnya.

Sob, masalah itu pasti bakalan terus langgeng kalo ngga di cabut dari akarnya. Kayak jamur aja. Kalo cara menghilangkan jamur itu dgn memotong “bagian yang terlihatnya” saja, pasti jamur akan tumbuh dan tumbuh lagi karena akar masih hidup. Semua harus dicabut dan yang terpenting adalah akarnya.Untuk mencabut dari akar permasalahannya, peran pemerintah itu paling penting banget! Karena pemerintah yang punya kewenangan menetapkan peraturan. ga mungkin diselesaikan oleh kelompok-kelompok.

Pemerintah harus tegas melarang film-film tak bermoral yang ditayangkan setiap hari di semua stasiun televisi.Jangan biarkan perempuan keluar rumah dengan menampakan auratnya.Jangan diamkan blue fim tersebar merusak diri. Jangan biarkan ide-ide dan faham merusak kedalam jiwa remaja, sepeerti paham kebebasan, indivisualitas, dll.

Karena karakter remaja yang masih labil dan akan meniru apa yang dia lihat dan dia dengarkan. Pertanyaan selanjutnya, siapa yang dapat mencabut dari akarnya dan mengganti dgn tanaman yang berguna harum nan indah?

Siapa lagi selain yang membuat peraturan >> pemerintah??

Yap, pemerintah harus bertindak secara keseluruhan, jangan sebagian2 ya pak bu ^^

Dunia kita sebenarnya sedang dirancang oleh kaum minoritas yang sangat bersemangat untuk menghancurkan islam. Dan begitu bergelora dalam menciptakan generasi duplikat barat yang hidup bebas tanpa aturan. Melalui media massa, kaum remaja akan mengikuti apa yang mereka lihat itu asyik, itu modern, itu keren. Tanpa melihat kebenaran yang nyata.

Seharusnya, pemerintah bukan hanya mengadakan program GenRe yang membatasi usia prnikahan, namun pemerintah wajib mencabut masalah dari akarnya, dan mendorong semua elemen pemerintahan, swasta, masyarakat untuk tidak menampilkan dan mempropagandakan hal buruk sehingga merasuk pada jiwa remaja si penerus bangsa.

Coba kalau pemerintah bersikap tegas dalam mengatur pola remaja.Para pemilik modal juga jangan seenaknya.Seks bebas pergaulan bebas bermunculan, kondom gratispun disebarkan agarpenyakit tidak menular katanya. Itumah sama aja melegalkan perzinahan !cabut dari akarnya dengan menerapkan syariat islam yang sempurna. Dengan syariat islam yang diterapkan dalam naungan negara Khilafah, persoalan zina, pergaulan bebas, pornografi, seks bebas, semuanya akan diberantas. Itulah aturan yang sempurna.Aturan yang dibuat oleh pencipta manusia.

Ayo para pelajar..daripada jad GenRe yang ikrar ga nikah dini, mening jadi GenPre! Generasi Precious, Generasi berharga!. Ya, kita yang harus bergerak,bertindak.. kita harus terus menjaga diri kita, terus perbaiki diri,peduli persoalan remaja dan umat, serta siap untuk beramar makruf nahi munkar, berantas pergauan Bebas! itu baru ikrar generasi precious namanya! ^^

Wallohu’alam Bishawab.

Yasri Husaironi

Aktivis Dakwah Sekolah

SMA Al Masoem Jatinangor


latestnews

View Full Version