Sahabat Voa Islam,
Jihad menegakkan kalimat Allah adalah sebuah amaliyah mulia yang diinginkan setiap insan beriman yang jujur dalam keimanannya.
Akan tetapi tidak bisa di pungkiri pula, dalam sejarah perjalananya, Jihad justru merubah sekelompok manusia menjadi jahat akhlaknya, tentu jika ini dilakukan dengan tidak bijak dan tidak disertai pemahaman yang mendalam serta bimbingan para ulama.
Fenomena perseteruan antar jamaah satu dengan jamaah lainya, antara aktivis satu dengan lainya, kian hari kian menajam. Bahkan pada beberapa kasus manakala banyak orang awam menjadi miris melihat perdebatan para aktifis jihadis yang sedang berseteru terpampang di halaman media sosial.
Bahkan pada beberapa kasus manakala banyak orang awam menjadi miris melihat perdebatan para aktifis jihadis yang sedang berseteru terpampang di halaman media sosial.
Sayangnya, kondisi semakin meruncing apalagi para supporter masing masing jamaah, para pelaku di media social misalnya, perdebatan antar pengguna FB, Twitter sudah tak bisa terhindarkan lagi. Bahkan kian hari perdebatan bak bola liar membakar apa yang ada dan kian tak terpadamkan antara satu dengan yang lainya.
Kasus terakhir misalnya, tentang fitnah yang mengguncang JAT dengan berbagai tuduhanya, serta menyebarnya rekaman yang di atas namakan Ustadz Abu Bakar Baasyir tanpa adanya izin dari yang berwenang, serta masih banyak permasalahan fitnah memfitnah antar jamaah jihad. Baca berita selengkapnya disini.
Sungguh peristiwa yang terjadi saat ini, justru membuat kaum kafir bertepuk tangan dengan perselisihan antar jamaah jihad. Ada False Flag?
Kelompok yang bermula benci dengan jamaah jihadist pun kian tersenyum melihat kenyataan yang ada, dan orang awam yang sudah ada benih kecintaan akan amaliyah jihad pun tidak jarang jadi menjauh, karena enggan masuk dalam perdebatan panjang tak berujung.
Sifat Jahat tak pandang Tempat dan amal
Syaikh DR. Jabir Qamihah dalam bukunya “A’da’ul Islam Wa Wasailut Tadhil” dengan gamblang beliau menjabarkan dalam bukunya tersebut.
Misalnya ada beberapa kisah tentang manusia yang andil dalam perjalanan Jihad yang akhirnya menceburkan mereka dalam amaliyah jahat, karena membelot menjadi kaum munafiqin.
Allah telah menurunkan ayat ayatnya di dalam al quran, tentang sekelompok manusia yang bertindak jahat saat melakukan jihad. Bahkan para ulama salafus sholeh telah banyak meriwayatkan, tentang mewaspadai sekelompok munafiqin yang yang jahat saat melakukan jihad. Karena itu fahamilah, bahwa akan selalu ada para pelaku jahat yang akan memecah belah pasukan mujahidin di saat Melaksanakan Jihad.
Karena munculnya kaum munafiqin di medan jihad adalah sebuah sunatullah yang tak mungkin terhindarkan, bahkan terkadang Allah sengaja untuk membuat seseorang tersebut menjadi munafiq justru di saat dia sedang melakukan jihad. naudzubilah...
Karena I’dad dan jihad adalah amaliyah pembuka topeng kemunafikan, karena dengan jihad kita akan mengetahui apakah mereka benar benar akan memperjuangkan islam atau membela kepentingan pribadi
Karena I’dad dan jihad adalah amaliyah pembuka topeng kemunafikan, karena dengan jihad kita akan mengetahui apakah mereka benar benar akan memperjuangkan islam atau membela kepentingan pribadi, dengan jihad akan membuka jati diri seseorang, apakah dia seorang pemersatu umat atau pemecah belah umat?
Saat berjihad, kaum munafiqin selalu bersikap manis di depan kaum muslimin akan tetapi mereka menikam dari belakang. Bisa jadi penampilan sama sama berjenggot, celana sama sama cingkrang, istri sama sama bercadar, dan pegangan kitabpun sama tak bisa dibedakan. Akan tetapi niat yang terpatri dalam hati mereka adalah untuk mengelabui kaum muslimin.
Sebelum berangkat jihad, mereka bak singa padang pasir yang meraung raung ingin maju di medan terdepan, bahkan tidak sedikit umat islam yang di lecehkannya, agar mereka terlihat seperti mujahid sejati. Akan tetapi mereka mendadak membelot dengan seribu alasan tatkala perang sudah di depan mata.
Mereka Sekedar Bergerombol & Tak Mau Berjamaah!
Dalam Tarikh Nabawiyah, tercatat seorang nama Abu Amir Ar Rahib, dia adalah seseorang yang terpandang dari suku kharaj. Salah satu suku terbesar di madinah. Kepiawiannya berbicara dan kecerdasan dia menyampaikan gagasan membuat banyak orang terkesima.
Ia termasuk otak intelektual dan provokator yang memobilisasi kaum munafiqin untuk bergerak menghadang laju gerakan jihad Rasululah.
Ia termasuk otak intelektual dan provokator yang memobilisasi kaum munafiqin untuk bergerak menghadang laju gerakan jihad Rasululah.
Diantara salah satu sumbangsihnya adalah saat menghadang para mujahidin yang saat itu berhasil membangun masjid tandingan, dalam al quran masjid itu di sebut masjid dhiror.
Dimana masjid itu di bangun untuk mengawasi dan memecah belah setiap kekuatan umat islam, bangunan masjid itu bagaikan poros untuk konsulidasi antar kaum munafiqin,sehingga allah bongkar rencana buruk mereka dan rosululoh memberantas hangus jejak mereka.
Allah mengabadikan akhlak jahat mereka di dalam QS At Taubah ayat 107, dan para ahli sejarah Islam mengabadikan dalam kitabnya, dan ulama tafsir membahas dengan rincinya, karena saking bahayanya sifat munafiq.
Dan di antara sifat mereka adalah tidak maunya mereka bergabung dalam jamaah muslimin dan bersepakat dalam jamaah pembela kebenaran, mereka hanya suka bergerombol tak tentu arah. Operasi pecah belah.
Aktifis Jihad jangan terjebak jeratan Munafiqin
Seorang aktifis Jihad, dia membekali dirinya dengan ilmu yang mendalam, tazkiyatul nafs harus benar benar di jaga, serta wajib memahami propaganda kaum munafiqin.
Tentu jika ini dilakukan dengan tidak bijak dan tidak disertai pemahaman yang mendalam serta bimbingan para ulama yang peduli Jihad
Aktivis jihad juga tak boleh sembrono dalam bersikap, dan tidak mudah membuka aurat kaum muslimin, serta mengedepankan sikap saling toleransi sesama jamaah jihad, tidak main hakim sendiri, apalagi merasa dirinya paling benar, dan menganggap lainya salah.
Karena kaum munafiqin selalu bermain di air keruh dan mereka akan selalu masuk dalam tubuh kaum muslimin, agar kita terkecoh dan berpecah belah.
Maka jadikan jihad adalah amalan untuk meraih surganya allah dengan kepuncaan nikmat buka malah menjadikan kita berbuat amalan jahat. [Protonema/adivammar/voa-islam.com]