View Full Version
Sabtu, 21 Jun 2014

Pelurusan Sejarah Islam di Lembaga Pendidikan Harus Dimulai dari Sekolah Islam

GARUT (voa-islam.com) –Doktor Sejarah dari Universitas Indonesia Dr. Tiar Anwar Bahtiar M.Hum mengatakan bahwa pelajaran sejarah yang ada di Indonesia ini tidak memberikan penghormatan kepada sejarah Islam dengan kata lain meminggirkan sejarah Islam. Justru pelajaran sejarah saat ini lebih menonjolkan dan membesarkan sejarah Hindu, Budha ataupun sejarah zaman Kolonial. Ketika ditanya bagaimana langkah yang harus dilakukan oleh umat Islam dalam rangka meluruskan sejarah yang tidak berpihak kepada umat Islam tersebut?

Dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Persis Garut ini menjawab untuk perubahan secara total itu harus dilakukan melalui pusat kurikulum (puskur) dan implementasi pengembangan kurikulum. Kemudian di pusat-pusat riset sejarah di lembaga-lembaga pendidikan, seperti pusat riset sejarah yang di UI, Unpad, UPI, atau UNJ.

“Tapi masalahnya itu masih sesuatu yang mengawang-awang, masih terlalu jauh” katanya kepada voa islam pada Senin (16/06/2014) dikantornya Jl. Aruji Kartawinata, Garut.

Menurut Dr. Tiar yang paling mungkin untuk dikerjakan oleh umat Islam saat ini adalah memulai pelurusan sejarah Islam dari sekolah, terutama sekolah-sekolah Islam. Sekolah Islam hari ini harus sudah berpikir tentang sejarah Islam. Walaupun menurut Dr. Tiar sekolah-sekolah Islam saat ini masih belum peduli terhadap pelajaran Islam dan lebih mempedulikan pelajaran-pelajaran sains seperti Matematika, Biologi, Fisika, dan sejenisnya.

“Sedangkan pelajaran sejarahnya - padahal ini akan membentuk karakter dan jati diri bangsa - tidak diperhatikan. Padahal jika ini diperhatikan dengan sangat baik In sya Allah sekolah Islam bisa memulai perubahan tersebut” ujarnya.

Peneliti dari Insist ini melanjutkan kalau sekolah-sekolah Islam sudah mau mengubah kurikulumnya, perubahan itu bisa diusulkan dari bawah dan diajukan ke pusat kurikulum. Dari pusat kurikulum ini nanti bisa ditransfer ke lembaga-lembaga pendidikan sejarah. Kalau lembaga-lembaga pendidikan sejarah ini, sebetulnya relatif lebih mudah diarahkan selama riset-riset itu memadai.

“Intinya sekolah-sekolah Islam yang ada saat ini mestinya diarahkan ke sana” jelas alumnui Pesantren Persis 19 Garut ini.

Langkah-langkah yang harus dilakukannya menurut Dr. Tiar adalah pertama, sekolah-sekolah Islam ini harus brain stroming biar mendapatkan pemahaman yang baik tentang bagaimana kondisi penelitian dan pengajaran sejarah Islam di Indonesia dalam konteks umat Islam. Kedua, harus ada buku teks baru yang disiapkan.

“Ketiga, ini yang paling penting adalah penataran gurunya. Jadi gurunya harus dipahamkan. Sebetulnya walaupun tidak ada buku teksnya, jika gurunya sudah paham dia bisa mencari buku-buku yang bisa dimanfaatkan untuk pengajaran sejarah Islam” pungkasnya.

Dr. Tiar sendiri saat ini akan membuka jurusan baru di STAI Persis Garut, yaitu jurusan sejarah Islam.

“Target kita adalah menyiapkan ahli-ahli sejarah Islam. Ahli sejarah Islam ada yang sifatnya klasik yaitu sejarah Islam dari zaman Rasulullah dan sebagainya serta sejarah Islam di Indonesia” tutupnya. [PurWD/Adi/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version