Sahabat Voa Islam,
Khilafah Islam telah didirikan. Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah dengan hadirnya berita gembira di awal Ramadan 1435 H atau akhir Juni 2014 ini. Sebagaimana menunggu sesuatu atau seseorang yang dirindu, rasa ini buncah semalam saat mengikuti detik-detik munculnya informasi tersebut. Sujud syukur dan deraian airmata yang terus mengalir menggenapkan rasa rindu yang sekian lama menunggu muaranya. Dan meskipun nun jauh di sana, ada secercah harapan kita nantinya tidak mati dalam keadaan jahiliyah tanpa ada baiat di pundah kita. Insya Allah.
Tentang baiat ini, ada konsekuensi logis yang melekat padanya. Taat pada pimpinan itu yang utama. Apapun yang diperintahkan dan dilarang oleh Khalifah, maka sebagai rakyat harus nurut. Tapi kita juga memunyai hak sebagai timbal baliknya. Khalifah dan seluruh sistemnya yang ada harus melindungi orang-orang yang telah berbaiat kepadanya. Tapi karena Khilafah Islam ini masih bayi yang berusia satu hari, maka tentu hal ini masih belum bisa dilakukan. Butuh waktu untuk menyusun kekuatan supaya bisa sampai ke tanah yang kita pijak.
Sembari menunggu, tentu kita tak tinggal diam. Kita tetap melanjutkan aktivitas seperti biasa sembari terus memperbaiki diri agar ketika saat itu tiba kita telah siap bergabung menjadi bagiannya. Salah satu teman yang berdakwah melalui musik pun juga mulai belajar untuk mendisiplinkan diri. Ia tak lagi mau mendengarkan atau memainkan musik yang ada alat petik atau seruling. Meskipun ada beberapa ulama yang memubahkan tapi bila kita sudah memilih untuk taat pada siapa, maka kita harus nurut pula padanya.
Suara-suara sumbang pasti ada berkaitan dengan berita gembira ini. Karena ternyata tak semua kaum muslimin itu bergembira dengan hadirnya institusi yang akan melindungi mereka.
Suara-suara sumbang pasti ada berkaitan dengan berita gembira ini. Karena ternyata tak semua kaum muslimin itu bergembira dengan hadirnya institusi yang akan melindungi mereka. Bisa jadi penyebabnya karena kejahilan alias kebodohan yang dilestarikan. Mereka masih tak paham Islam dengan benar karena malas mengkaji bab ini. Bisa jadi sebab yang lain yaitu adanya hasad dalam diri atau organisasi. Mereka merasa seharusnya dirinya dan organisasinya yang mendirikan Khilafah Islam itu. Ada rasa tak terima ketika kelompok lain yang berhasil lebih dulu mendirikannya. Beragam alasan dikemukakan yang itu hanya semakin memperburuk keadaan.
Janganlah buruk muka cermin dibelah. Ketika diri belum atau tak sanggup mendirikan Khilafah Islam ini dengan segenap jiwa dan raga sebagaimana mereka yang telah memperoleh kemenangan di sana, jangan menjadi penentangnya. Jangan pula melontarkan tuduhan yang tak terbukti tentang makar CIA, Amerika ataupun zionis di balik pendirian Khilafah Islam ini. Bila kita tak mampu berbuat seperti mereka, jangan lalu menuduh mereka dengan kata-kata buruk. Ingat, jihad mereka nyata. Terkadang kita bisanya hanya cuap-cuap tapi merasa diri paling hebat. Hingga berani sekali meremehkan para mujahid yang jelas berkorban dengan jiwa raga mereka dalam arti sebenarnya bukan lagi kiasan.
Akan ada tipe kelompok atau orang yang terus bersikap seperti itu. Tapi paling tidak, kita tak menambah barisan yang menggembosi perjuangan saudaranya. Apa sih susahnya menahan mulut untuk berkata sinis atau menahan tangan untuk menulis kata-kata menjatuhkan? Berkatalah yang baik atau diam, bukankah itu yang Rasulullah tercinta ajarkan? Di sinilah kualitas seseorang atau sekelompok orang yang menyatakan dirinya berdakwah akan terlihat. Tujuan sama menegakkan Khilafah Islam tapi metode mungkin tidak sama. Bilapun ada yang lebih bisa mendirikan, why not? Tidak usah memakai banyak dalih untuk menolaknya. Apalagi tuduhan keji bahwa ini semua adalah rekayasa dan boneka Amerika. Istighfar!
Ini adalah bulan Ramadan, bulan pengendalian diri. Banyak di antara kita disebut ustaz atau ustazah, seyogyanya bisa memberikan teladan pada umat di banyak kajian yang telah diberikan.
Kemenangan ISIS yang semula ada kata-kata Iraq dan Syam dihilangkan menjadi Islamic State saja, harus kita hormati.
Kemenangan ISIS yang semula ada kata-kata Iraq dan Syam dihilangkan menjadi Islamic State saja, harus kita hormati. Bilapun saat ini belum bisa menyetujui dengan banyak alasan, tak usah menambah panjang urusan dengan kata-kata yang itu semua perintah atasan. Kita diberi akal, iman dan hati untuk menakar. Coba renungkan di pertiga malam, berdiskusilah dengan Allah agar ditunjukkan yang hak adalah hak dan batil adalah batil. Wallahu alam. (riafariana)