Sahabat Voa-Islam,
Gaya hidup seolah-olah beriringan maju selaras dengan perkembangan zaman. Rasanya bisa dianggap manusia yang ketinggalan zaman kalau tidak bisa mengikuti trend yang ada. Apalagi saat ini iklan-iklan di televisi atau di media manapun itu dapat membuat masyarakat tergiur sehingga ingin mengubah gaya hidup mereka. Ditambah juga dengan kebiasaan masyarakat yang seringkali mengikuti gaya hidup seorang selebritis.
Rasanya sudah menjadi rahasia umum bahwasanya kini kehidupan para artis seringkali cenderung pada memamerkan gaya hidup mereka yang berada dalam lingkup kemewahan. Coba saja kita tengok tayangan-tayangan televisi saat ini. Hampir setiap stasiun TV memiliki acara yang salah satu isinya menceritakan kehidupan mewah selebritis, mulai dari mobil mewah, koleksi tas, sepatu dan lain-lainnya.
Selebritis yang acapkali dianggap sebagai ‘public figure’ secara tidak langsung seolah-olah memberikan contoh pada masyarakat bagaimana gaya hidup yang dianggap ngetrend saat ini. Lambat laun kebiasaan itu pun ditularkan pada masyarakat sehingga standar bahagia seseorang pun diukur dari besar atau kecilnya kuantitas materi yang didapat. Belum bahagia kalau belum membeli tas merek ini, sepatu merek itu. Atau mungkin ada yang sampai stress karena keinginan mereka untuk mendapatkan materi tersebut tidak terlaksana? Sungguh miris ya? Astaghfirullah......
Seperti kata pepatah yang sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Ya, analogi yang serupa sebenarnya, coba bayangkan ketika lambat laun kita terus menerima informasi-informasi mengenai gaya hidup yang katakanlah itu kurang baik bagi kita, lama-lama seluruh pikiran kita, paradigma kita akan kebahagiaan hidup pun berubah. Terutama bagi seorang muslim, kalaulah kita tak dapat menjaga paham islam kita sudah dipastikan hidup kita terombang-ambing. Apalagi dengan banyaknya media-media yang bisa menghantarkan kita untuk mengubah cara pandang islami kita tersebut. Sedih rasanya melihat remaja-remaja muslim sekarang hanya sibuk untuk mengurusi kebahagiaan yang distandarkan pada materi. Miris jika melihat gaya hidup seorang remaja muslim jadi terombang-ambing tak tentu arah karena kehidupan yang dinamis. Padahal kebahagiaan yang mereka dapat jika menstandarkannya pada materi hanyalah akan menjadi kebahagiaan semu saja sehingga pada akhirnya orang tersebut tidak benar-benar bahagia.
Islam, telah mengajarkan umatnya untuk tidak mengukur segala sesuatu berdasarkan materi termasuk juga dalam mengukur kebahagiaan. Islam mengajarkan kita agar menjadi sosok yang menjadikan ridho Allah lah sebagai sumber kebahagiaan. Untuk apa kita memiliki kehidupan yang mewah tapi tak memiliki ridho Allah? Yuk teman-teman muslim dan muslimah, kita tanamkan selalu dalam pikiran bahwa hanya islam lah yang pantas menjadi pedoman bagi hidup kita sebagai jalan untuk mendapat kebahagiaan yang hakiki.
Tias Ravena
Mahasiswi Teknik Sipil dan Lingkungan ITB 2014
Jatinangor-Sumedang