BOGOR (voa-islam.com) - Lajnah Khusus Mahasiswa Hizbut Tahrir Indonesia Kabupaten Bogor bekerjasama dengan LDK Badan Kerohanian Islam Mahasiswa IPB pada hari Ahad, 19 Oktober 2014 mengadakan kegiatan Indonesia Congress Of Muslim Students (ICMS) 2014. Acara yg bertempat di Gedung Kuliah Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor mengambil tema “We Need Khilafah, Not Democracy”.
Penyelenggaraan ICMS tersebut dihadiri lebih kurang 200 aktivis mahasiswa se-Kabupaten Bogor, berasal dari berbagai universitas & sekolah tinggi di Kabupaten Bogor. Acara ICMS ini diselenggarakan sebagai bentuk edukasi penyadaran kepada para mahasiswa akan urgennya kebutuhan penegakkan syariah dan khilafah. Kegiatan ICMS merupakan rangkaian ICMS lainnya yang diselenggarakan di 73 Kota di seluruh Indonesia. Menurut Ketua Panitia Elvin Gunawan, Puncak even ICMS terbesar dijadwalkan di Jakarta pada 2 November 2014 nanti.
Pembukaan ICMS Kabupaten Bogor diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari ketua LDK BKIM IPB dan LKM HTI Kabupaten Bogor. Acara ICMS Kabupaten Bogor dimoderatori oleh Erus Rustami, M.Si dan menghadirkan 3 pembicara antara lain Dr. Chusnul Arif (Dosen Fateta IPB), Oding Affandi, MP (Mahasiswa Program Doktoral Fahutan IPB), dan Dr. Epi Taufik (Dosen Fapet IPB).
Pembicara Dr. Chusnul Arif menyampaikan materi tentang “kerusakan kapitalisme dan demokrasi”. Menurutnya, demokrasi lahir dari aqidah sekulerisme yang menafikkan aturan Allah dan bertentangan dengan Aqidah Islam. Sebagai seorang muslim tentu perlu meyakini bahwa yang menetapkan aturan adalah aturan Allah, apa-apa yg dibawa oleh Allah maka sikap seorang muslim adalah mendengar dan taat. Selanjutnya beliau menyampaikan bahwa prinsip utama dari sistem demokrasi adalah kebebasan kepemilikan, siapapun dengan kekuatan modalnya maka akan dapat menguasainya contohnya banyak eksploitasi sumberdaya alam yang saat ini dikuasai oleh asing yang memiliki modal besar.
Selanjutnya pembicara Oding Affandi, MP menyampaikan materi tentang khilafah dalam tinjauan syariat Islam. Menurutnya sesungguhnya Khilafah adalah sebuah kebutuhan umat, karena khilafah adalah kepemimpinan umum bagi kaum muslimin seluruhnya di dunia. Kewajiban menegakkan khilafah akan menerapkan seluruh syariat Islam secara kaffah.
Dalil Alquran tentang kewajiban menegakkan syariah sudah tercantum pada Q.S Almaidah 48, 49, dan 50. Dalam sistem khilafah, Kholifah sebagai pemimpin ditetapkan sebagai pengatur urusan kaum muslim, keberadaan kholifah akan melindungi kaum muslim dari kezholiman, tidak seperti sekarang yang dengan mudahnya kemuliaan kaum muslim terinjak-injak.
Di sisi lain Khilafah menjadi wajib berdasarkan alqoidah syar’iyyah bahwasannya syariat Islam akan dapat diterapkan secara keseluruhan jika ditegakkan khilafah. Dalam simpulannya Khilafah merupakan sistem pemerintahan terbaik. Hal ini karena dalam khilafah Kedaulatan ada di tangan syara, kekuasaan ada di tangan ummat, kepemimpinan tunggal dan pemimpin yang berhak mengadopsi hukum. Tanpa khilafah banyak hukum-hukum Allah yang terlantar. Tegaknya Khilafah akan menjadi harapan umat karena dapat membawa keberkahan sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Alquran. Ungkapnya.
Pembicara Dr. Epi Taufik membawa materi tentang sistem khilafah: Konsepsi & Praktik. Menurutnya pada dasarnya manusia telah diciptakan oleh Allah untuk beribadah, agar tunduk dan taat pada aturan Allah. Keberadaan sistem khilafah yang telah diterapkan sejak berabad-abad sejak masa Rasulullah telah melahirkan peradaban Islam yang gemilang.
Selanjutnya acara ICMS berakhir dengan orasi perjuangan mahasiswa berupa ajakan untuk bergabung memperjuangkan syariah dan khilafah. Sosialisasi acara puncak ICMS di Jakarta dilakukan di akhir acara dan dilakukan penandatangan simbolis di bentangan spanduk putih oleh perwakilan lembaga mahasiswa se Kabupaten Bogor sebagai bentuk komitmen dukungan perjuangan untuk menegakkan syariah dan khilafah di muka bumi. [Andi/abdullah/voa-islam.com]