Sahabat Smart Teens yang Mencintai dan Dicintai Allah SWT...
“Tak ada yang abadi, karena sesungguhnya ada tempat abadi untuk kita kembali.”
Untuk kedua kalinya dalam kurun waktu yang cukup dekat, akun FB (Facebook) saya diblokir oleh pihak admin FB. Apalagi ini? Rasa-rasanya semakin lama FB semakin banyak maunya. Beberapa waktu lalu akun saya mengalami hal serupa dan diblokir selama dua hari. Karena merasa tak melakukan hal yang terlarang, saya ikuti semua syarat FB. Salah satunya adalah menunjukkan scan identitas diri. Membutuhkan waktu berjam-jam sebelum saya akhirnya bisa mengakses akun saya lagi.
Ternyata, alasan saya diblokir oleh FB adalah karena nama saya menjadi salah satu admin yang mengurus fans page voa-islam.com. Dan dengan konyolnya FB menyebutkan bahwa fans page ini mengandung unsur kekerasan karena menyerukan jihad. Entah admin FB yang kupeng (kurang pengetahuan) atau memang mesin filter FB yang nggak canggih, mereka jadi bingung membedakan antara jihad dengan kekerasan. Antara media yang bertugas menginformasikan berita kaum Muslimin (termasuk aktivitas para mujahid) dengan halaman yang memang isinya menjurus kepada kekerasan.
Kejadian kedua pemblokiran malah lebih aneh. Yaitu, karena pada fans page voa-islam.com terdapat foto Abu Bakar Al-Baghdadi. Foto tersebut disertakan tentu saja pelengkap berita tentang para mujahidin di medan jihad Irak dan Syria. Terhadap satu foto manusia, FB bisa paranoid sedemikian rupa. Inikah yang kata orang penghembus dusta bahwa laki-laki ini adalah agen CIA dan ahli maksiat? Hmmm... sejak kapan Om Mark Zuckenberg dan kroninya anti terhadap kemaksiatan? Ada logika yang aneh di sini.
Tentunya ini tak menimpa akun saya saja, tapi akun banyak teman yang memuat informasi serupa. Tak terhitung banyaknya teman-teman yang harus membuat akun FB baru hingga enam kali, bahkan lebih. Lama tak terdengar kabar seorang teman, ia muncul dengan akun baru. Itu karena akun FB lama sudah ditutup oleh FB. Hanya karena lambang tauhid, gambar mujahidin, berita tentang jihad, FB menjadi begitu ketakutan. Bahkan ada salah satu teman yang menyertakan tulisan Arab kutipan dari Al Qur’an juga langsung diblokir oleh FB dengan alasan mengandung unsur kekerasan.
Peristiwa di atas memberi kita hikmah. Senyamannya kita memakai FB dan memiliki akun dengan nama kita tertera di atasnya, sejatinya itu tak abadi. Kita hanya penyewa lapak gratisan di sana. Sang pemilik mempunyai aturan-aturan tertentu yang harus dipatuhi. Bila tidak, dengan mudah pemblokiran dilakukan, karena kita hanyalah tamu.
Begitu pula dengan kehidupan ini. Senyaman dan bahagianya kita hidup di dunia, ini semua hanyalah titipan. Ada Allah Sang Maha Pemilik Kehidupan sebagai tuan rumah. Kita hanyalah penyewa lapak yang bahkan nafas pun bukan milik kita sendiri. Otomatis sebagai tamu dan bukan pemilik hidup, masihkah kita pantas nggak nurut dengan aturan yang Maha Memiliki lapak kehidupan? FB saja dengan mudah memblokir jika kita nggak nurut dengan aturannya, apalagi Allah.
Maka sangat lucu apabila ada pihak yang merasa baik-baik saja hidup dengan menolak aturan-Nya. Memangnya dia hidup di mana? Bila akun satu diblokir FB kita bisa buat akun lain, bagaimana bila Allah yang memblokir kita dari kehidupan ini?
Maka sungguh tak pantas bila sampai ada kalimat terlontar bahwa hukum Allah itu statusnya di bawah hukum selainnya. Itu sama saja dengan mengatakan bahwa kekuasaan Allah di bawah kekuasaan makhluk-Nya, naudzubillah min dzalik. Pantas saja bila negeri ini selalu dirundung duka bila yang menjadi pemimpinnya adalah sosok yang merendahkan hukum-Nya. Di sinilah sejatinya kualitas tauhid kita sedang diuji.
Bila FB bisa memblokir, maka saya pun siap untuk tidak bosan diblokir bila itu dalam upaya menyampaikan kebenaran. Karena seharusnya bukan blokiran FB yang harus dikhawatirkan, melainkan blokiran Allah apabila kita sebagai penyewa lapak dengan pongah tetap saja melanggar aturan-Nya dan enggan untuk nurut pada hukum-hukum-Nya. Semoga kita bukan termasuk ke dalam tipe orang-orang yang diblokir oleh Allah. Amin... Wallahu alam. [riafariana/may/voa-islam.com]