Oleh: Muhammad Iqbal Almaududi**
Situasi Kontemporer
Disadari atau tidak negeri ini sangat membutuhkan para penerus bangsa atau bisa dibilang generasi muda yang berkarakter Islam dan berintegritas untuk melanjutkan estafeta perjuangan Islam dan Menegakkan Syariat Islam di bumi Indonesia yang Insya Allah di Rahmati oleh Allah SWT. Yang mana, para penerus itu harus dalam kondisi matang dan siap. Matang dan siap disini berarti matang dan siap dalam hal moril maupun materil. Yang mana sudah mempunyai jiwa dan prinsip Islam dalam dirinya dan mempunyai materil yang lebih dari cukup untuk menyokong perjuanganya supaya berjalan dengan lancar dan terukur.
Namun, di sisi lain para pemuda Islam Indonesia berada dalam kondisi yang sangat memperihatinkan bahkan sangat mengenaskan. Berbagai macam penyakit yang mewabah dan bersarang didalam diri para pemuda/pelajar saat ini seperti SEPILIS (Sekulerisme, Pluralisme, Liberalisme), Perang pemikiran (Ghazwul Fikri), serta penyakit yang bersifat biologis seperti Vaksinasi dan Imunisasi.
Penyakit yang pertama yaitu SEPILIS (Sekelulerisme, Pluralisme dan Liberalisme). Dalam tulisan Dr. Alfian Tanjung M.Pd ( Memberantas SEPILIS, sebuah keharusan mendesak ). Sekulerisme, adalah “Sebuah gerakan kemasyarakatan yang bertujuan memalingkan dari kehidupan Akhirat dengan semata-mata berorientasi pada dunia (“Memberantas Sepilis” Indra Nova dkk, hl, 8). Kita semua menyadari hal ini, karna pemuda saat ini hanya berfikiran untuk berhura-hura dan bersenang-senang saja untuk memuaskan hawa nafsu mereka tanpa memikirkan apa yang akan terjadi akibat perbuatan yang telahmereka perbuat.
Mereka lupa akan Al-qur’an mereka yang menjadi pedoman untuk hidup mereka supaya hidup ini lebih terarah dan lebih bermakna. Jangankan untuk menjalankan apa isi dan kandungan dalam Al-qur’an, untuk membaca Al-qur’an saja masih banyak yang tidak bisa sama sekali untuk membacanya. Kejadian ini sangat memprihatinkan dan tidak bisa dibiarkan terlalu lama berada didalam diri para pemuda/pelajar Islam penerus bangsa. Harus segera dikeluarkan dari dalam diri mereka karna Sekulerisme sangat sesat dan menyesatkan.
Sedangkan dalam Fatwa MUI nomor : 7 / MUNAS VII/MUI/ 11/2005 menyebutkan bahwa Pluralisme Agama adalah: “ Paham yang mengajarkan semua agama adalah sama, dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif dan semua pemeluk agama akan masuk surga dan hidup berdampingan disurga”. Pehaman ini sudah sangat farmiliar di alam fikiran pemuda/pelajar zaman sekarang. Mereka mengganggap kalau semua agama itu sama dan semua agama itu benar. Hal ini sangat merusak alam berfikir kaum muda, karna mereka akan semakin tidak peduli dengan agama Islam dan akan membiarkan musuh Agama Allah menghancurkan Islam secara diam-diam maupun terang-terangan. Dan ini adalah salah satu senjata yahudi dan Nasrani untuk menghancurkan Islam dengan membabat habis pola kerja pikir pemuda Islam. Karna sudah jelas di dalam Al-qur’an dijelaskan, Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 120 yang artinya:
Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, Sesungguhnya “ petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).” Dan jika engkau megikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah. ( QS 2 : 120 )
Sudah jelas Allah menerangkan kepada kita semua agar kita lebih mengetahui dan tidak membiarkan paham atau ajaran pluralisme terus beredar di tengah kaum muda dan para pelajar di Indonesia.
Dalam Fatwa yang sama juga disebutkan tentang Liberalisme Agama : “Memahami nash-nash Agama, Al-Quran dan sunnah dengan menggunakan akal pikiran yang bebas dan hanya menerima doktrin-doktrin yang sesuai dengan akal pikiran semata. Ini juga merupakan hal yang sangat merusak paradigma berfikir pemuda/pelajar di era ini. Mereka akan semakin berbuat apa kata akal, fikiran dan nafsu mereka tanpa berpacu dengan apa yang dibatasi oleh Allah dalam Al-qur’an. Kebebasan bukan berarti tanpa batas dan timbangan, Allah menurunkan Al-qur’an kepada umat Islam melalui Rasulullah SAW dengan perantara Malaikat Jibril as supaya semua umat yang ada di bumi Allah ini dapat mengetahui mana yang salah dan mana yang benar, mana yang boleh di lakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan dan lainya.
Penyakit SEPILIS ini merupakan 3 penghancur Islam dan mempunyai banyak dampak yang sangat serius, Pertama, membuat Islam dan umat Islam kehilangan makna hakiki dari Islam sebagai ajaran hidup, pandangan hidup maupun pedoman hidup dalam segala aspek kehidupan. Kedua, Ajaran Islam dan umat Islam kehilangan identitas baik secara subtantif maupun simbolik, dengan demikian terjadi kesamaran atau ketidak jelasan dalam artian Islam tidak lagi menjadi suatu yang signifikan dalam Pola hidup umat Islam. Ketiga, membuat umat Islam tidak berdaya dalam menata dirinya secara internal dan tidak mampu dalam menghadapai tantangan atau ancaman eksternal serta dapat melumpuhkan kejayaan Islam.
Kemudian penyakit yang kedua adalah serangan Pemikiran atau Ghazwul Fikri. Berdasarkan Al-qur’an surat Ash-shaff ayat 8 yang artinya : “ Mereka ingin hendak memadamkan cahaya Agama Allah, tetapi Allah meninggikan dan memenangkan agama-Nya dari agama lainnya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukainya. ”
Sudah sangat jelas sekali, kalau orang-rang kafir itu sangat ingin menghancurkan Islam secara keseluruhan dan ingin membuat umat Islam tidak mampu berbuat apapun untuk melakukan pembelaan. Ghazwul fikri : adalah serangan yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam melalui alam pikir dan alam rasa, yang ditempuh secara sistematis, halus, terprogram dan melumpuhkan baik secara lahir maupun batin. Secara harfiah kita mengetahui kalau serangan ini adalah serangan yang dapat dan sangat bisa menghancurkan pola fikir pemuda/pelajar Islam khususnya dan Umat Islam umumnya. Banyak efek yang di timbulkan dengan perang pemikiran, seperti akan Mencegah ruh Islammenyebar keseluruh pelosok dunia, menghancurkan Islam dari dalam dan selalu memposisikan Islam selalu dalam keadaan tertindas dan tak berdaya.
Menghancurkan Islam dari dalam ialah melakukan penyusupan kedalam organisasi Islam secara halus dan mempunyai misi untuk mengacak-acak dan membuat perpecahan didalam organisasi tersebut supaya terjadi kesenjangan di antara umat Islam agar umat islam tidak besatu layaknya sebuah bangunan yang kokoh. Ghazwul fikri juga bermaksud mencegah ruh islam masuk kedalam pelosok dunia atau bisa dibilang membuat orang menjadi Islamphobia, membuat orang takut atau merasa tersudut dan resah dengan adanya Ajaran Islam di sekitar mereka dan ini yang membuat ajaran Islam tidak berjalan dengan mulus kepelosok dunia. Karna memang itulah tugas orang kafir yaitu mengahalang-halangi umat islam dari jalan Allah agar mau ikut bersama ajaran mereka. Semua itu dilakukan oleh orang kafir atau musuh agama Allah, untuk membuat Islam itu menjadi momok yang selalu disalahkan dan dikalahkan. Contoh kecilnya saja seperti isu terorisme yang ada di Indonesia, apa saja hal yang berkenaan dengan terorisme, semua media massa yang ada di Indonesia langsung menuduh itu adalah perbuatan orang islam dan menyalahkan ajaran islam yang bernama Jihad. Mereka melakukan itu untuk membuat umat islam merasa tertekan dan terpojokkan.
Banyak hal yang mereka lakukan dengan Ghazwul Fikri :
Kapitalisme, “Sesungguhnya individu adalah pemilik tunggal dari apa yang telah di perolehnya, tidak ada hak atasnya bagi orang lain, dan dia berhak mengaturnya sesuai dengan kehendaknya. Dan diantara haknya ialah bahwa ia boleh menumpuk sarana – sarana produksi yang dapat dijangkaunya, dan tidak boleh membelanjakanya kecuali untuk hal – hal yang mendatangkan keuntungan.” Teori ini bertolak dari egoisme yang dibawa oleh tiap – tiap individu dan sampailah pada batas maksimum dari egoism dan individualism yang dapat menghancurkan sifat-sifat dan tabat manusia yang mulia yang menjadi syarat kebahagian manusia.
Komunisme, sistem ini berdiri di atas teori yang mengatakan bahwa sarana produksi itu semua milik persekutuan antara individu – individu, tidak ada hak bagi individu – individu secara pribadi untuk memiliki dan mengaturnya sesuai dengan kehendak mereka sendiri. Individu – individu tidak menerima sesuatu, melainkan imbalan dari pengabdian yang telah mereka lakukan utnuk kepentingan masyarakat sosialis. Masyarakat menyediakan sarana hidup buat mereka dan mereka bekerja padanya. Teori ini mengatur ekonomi dengan cara – cara yang belainan dengan cara – cara sistem kapitalisme dengan perbedaan yang mendasar.
Dalam sistem ekonomi ini tidak ada pemilik pribadi, lebih – lebih halnya seorang kaya yang mengumpulkan harta lalu menentukan sendiri sekehendaknya dalam hal produksi dan investasi. Perbedaan antara sistem kapitalisme dan sistem komunisme dalam hal teori dan prinsip – prinsip ini menimbulkan perbedaan dalam cara – cara keduanya. Maka mekanisme sistem kapitalisme ini tak mungkin berlangsung tanpa bank, asuransi perseroan, atau sirkulasi uang yang lain. Dibandingkan dengan apa – apa yang sesuai dengan riba, tabi’at dan sistem kapitalisme ini sangan dibenci oleh sistem komunisme, dikarenakan sistem komunikasi mencabut sampai ke akar – akarnya hal – hal yang menjadi pangkal lintah darat ini dan sistem komunisme tidak memberikan riba dalam bentuk dan cara apapun. Maka seseorang yang menganut paham ini tidak mungkin menjadi komunis, sementara dalam waktu yang sama menjalankan riba.
Islam, adapun Islam, ia telah menegakkan sistem yang moderat di antara kedua sistem yang radikan itu, karena prinsip – prinsip dan pokok – pokok didalam Islam itu memberikan kepada seseorang semua hak asasinya dan hak pribadinya dengan cara yang tidak menggangu keseimbangan dalam distribusi kekayaan. Karna Allah sudah menjelaskandalam ( QS. Al – hasyr : 7) yang artinya “Agara supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang – orang kaya saja di antara kamu.”
Dari ketiga prinsip itu seharusnya kita sudah menyadari akan sempurnya Ajaran Islam ketimbang ajaran Kapitalisme dan Komunisme, akan tetapi realitasnya banyak yang menggunakan Kapitalisme dan Komunisme untuk menjalankan sistem ekonomi sehari – harinya.
Penyakit selanjutnya yaitu penyakit yang menyerang secara biologis melalui Vaksinasi dan Imunisasi. Kenapa Vaksinasi dan Imunisasi adalah penyakit yang merusak ? Berdasarkan buku Hj. Ummu Salamah, SH, Hajjam ( Imunisasi, dampak dan Konspirasi ), kita bisa melihat terstimoni pada Ilmuan Bicara tentang Imunisasi dan Vaksinasi :
Kita semua tau dan menyadari hal ini, mungkin anda bahkan saya juga pernah mengalami yang namanya divaksinasi dan imunisasi ketika kita sedang balita. Ternyata yang dimasukkan kedalam tubuh kita ini adalah hal yang berbahaya dan dapat merusak sistem imun tubuh kita. Bukan salah orang tua kita yang membawa kita ke posyandu, akan tetapi ini adalah operasi sadis kaum Zionis untuk merusak tunas – tunas bangsa sejak dini. Tanpa kita sadari mereka sudah berani melakukan hal yang keji untuk melumpuhkan kaum Muslimin di seluruh dunia.
Upaya Menyikapi Situasi
Dari semua paparan yang penulis jelaskan, dari penyakit – penyakit akut yang di derita oleh para kaum muda penerus bangsa khususnya dan seluruh umat islam umumnya tidak bisa di biarkan dan harus kita lawan. Disinilah dibutuhkanya peran dari teman – teman cendikiawan Pelajar Islam Indonesia (PII), untuk merehabilitasi dan untuk mengembangkan potensi – potensi yang ada pada dalam diri pemuda/pelajar Islam yang sudah terlanjur terkena penyakit yang sudah penulis jelaskan sebelumnya. Melakukan aktivitas – aktivitas yang meluruskan pola fikir para pemuda/pelajar para penerus bangsa. Berdasarkan tulisan Dr. Alfian Tanjung M.Pd (Dari PII untuk Indonesia, hal 5) Ada beberapa agenda yang bisa dilakukan untuk Peran para cendikiawan Pelajar Islam Indonesia :
Pertama, menghidupkan kembali mesin kaderisasi yang dilengkapi dengan segenap komponen yang membuat kaderisasi tersebut berjalan efektif, produktif dan bermutu dalam melahirkan pelajar yang berjiwa Islam dan memiliki militansi yang terpatri dengan kuat, syaratnya adalah sistem kaderisasi yang mutakhir dan tenaga pengader yang bermutu dan berjiwa Islam, yakni pengkader yang ‘matang’.
Kedua, Pembinaan kader secara simultan dan berkelanjutan, baik secara formal maupun informal, termasuk peran berstruktur maupun peran-peran dalam kegiatan organisasi maupun kemasyarakatan, diantaranya menjadi relawan saat bencana dalam maupun luar kota.
Ketiga, hubungan antar lembaga atau antar pihak baik instansi, institusi maupun secara personal, yang dalam relasinya banyak hal yang bisa dilakukan dan bisa diperoleh, prinsipnya adalah pelaksanaan silatuarrahim antara kedua belah pihak terjalin dengan berkelanjutan.
Keempat, dimilikinya media yang menjadi alat kouminkasi dan informasi, dalam berbagai berbagai bentuk, dari media cetak, seperti bulletin, elektronik seperti radio suara pelajar, media online seperti website, milis, sampai adanya televisi, baik milik PII, atau menjadi pengisi diberbagai media TV lokal-global.
Kelima, peran keumatan, baik yang bersifat ceremonial sampai partisipasi yang bersifat proaktif baik dalam urusan kesehatan, pendidikan, politik umat dan berbagai persoalan keumat-an yang perlu mendapat advokasi oleh gerakan pelajar Islam.
Keenam. Sinergi potensi umat dengan semangat persatuan dan kesa-tuan. Faktanya gerakan Islam di Indonesia banyak ragam, jenis dan bentuk, skala prioritasnya sampai tampilannya dihadapan khalayak luas.
Ketujuh, gerakan perlawanan, dengan semangat amar ma’ruf nahi munkar, hal ini perlu dilatihkan sejak dini, sehingga kaum muda Islam, terutama para pelajarnya memang memiliki sensitiftas dan keberanian, sehingga mereka memiliki militansi yang terlatih sejak mereka masih remaja atau sejak mereka menjadi pelajar Islam (baca : PII), dengan demikian nilai-nilai tersebut menyatu.
Catatan Penutup
Dengan adanya beberapa Informasi dan Gagasan yang ada dalam tulisan ini, semoga bisa menjadi rujukan dan inspirasi serta motivasi untuk tetap kita istiqomah berada di jalan Allah SWT untuk senantiasa menjalankan apa yang diwajibka-Nya dan menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya. Selanjutnya kita bisa terus mengeksiskan PII ( Pelajar Islam Indonesia) untuk senantiasa melakukan kebenaran secara bersama – sama atau secara sendiri – sendiri dalam kondisi dan keadaan yang bagaimanapun juga. Karna nasib negri ini dan nasib umat Islam ada di tangan kita semua para kader PII ( Pelajar Islam Indonesia), maka dari itu tugas kitalah untuk tetap istiqomah dan terus melajutkan perjuangan ini sampai tetes darah terakhir. Belajar dan terus belajar adalah cirri umat islam yang tidak pernah puas untuk terus belajar, dari manapun sumber itu datang yang penting tidak bertolak belakang dengan ajaran Allah SWT, kita harus tetap belajar dan terus belajar tanpa ada rasa puas dan tidak lupa setelah belajar kita mengamalkanya untuk mengikat ilmu kita supaya tidak lupa dan terbengakalai. Maka dari itu proses belajar dan mengajar sangatlah vital untuk terus dilakukan oleh semua kader dan pengkader PII ( Pelajar Islam Indonesia ). Semoga kita termasuk orang – orang yang beriman dan berilmu, Tandang ke gelanggang walaupun seorang , Allah Akbar !
*Tulisan ini disusun sebagai persyaratan Mengikuti Leadership Advance Training PII di Semarang, Jawa Tengah
**Penulis adalah kader Pelajar Islam Indonesia, sekarang Berkuliah di FE UIN Jakarta.