Senin, 08 Dec 2014
Petisi Tolak Atribut Natal untuk Pegawai Muslim!
Bagimu agamamu, bagiku agamaku. Kurang jelas apalagi dari ajaran Islam yang indah ini? Penduduk muslim mayoritas tapi aspirasi suaranya tertindas. Ya...atas nama toleransi, pegawai yang jelas-jelas beragama Islam bahkan memakai hijab pun diwajibkan beratribut natal di Desember ini. Ini bukan toleransi lagi namanya, tapi memaksakan atribut ibadah satu agama kepada pemeluk agama lain. Seharusnyalah ada tindakan tegas bagi perusahaan atau kantor yang melakukan hal ini.
Tentu harus ada kepedulian dari kita terhadap fenomena pemaksaan seperti ini. Kita tolak dengan tegas hal-hal yang mencampuradukkan antara keyakinan agama yang satu dengan yang lain. Mal, plaza, SPBU, dan berbagai layanan publik lain harus mulai mengubah kebiasaan pemaksaan atas nama tradisi ini. Ketika sering sekali seruang mayoritas harus menghormati minoritas, tak bisakah kita juga berlaku sebaliknya? Minoritas, hormatilah mayoritas!
...Serukan kepedulian kalian yang masih punya hati nurani dan keimanan untuk berpartisipasi dalam petisi ini...
Umat Islam negeri ini sudah teramat sering dikalahkan, mayoritas yang kalah oleh minoritas. Bahkan sejak awal mula didirikannya bangsa ini dengan dihapuskannya tujuh kata pada sila kesatu Pancasila. Sekarang, jangan paksa lagi kami menerima pemaksaan atas nama hari besar agama tertentu untuk memakai atributnya. Sudah cukup! Serukan kepedulian kalian yang masih punya hati nurani dan keimanan untuk berpartisipasi dalam petisi ini.
Ubahlah dengan kekuasaanmu/tanganmu, bila tak bisa ubahlah dengan lisanmu. Dan bila tak bisa juga ingkarilah dengan hatimu dan inilah selemahnya iman. Mari gunakan jari kita untuk klik petisi ini! Yakinilah, semua ini akan ada hitungannya di yaumil hisab nanti ketika mulut tak mampu lagi berkata maka perbuatan kita sekecil apapun menjadi saksinya. Ayo, bantu saudara muslim kita yang menjadi pegawai agar tidak memakai atribut natal! (riafariana)
