View Full Version
Selasa, 27 Jan 2015

Danny Blum, Striker FC Nurenberg Menjadi Mualaf

Pemain sepakbola dari Jerman, Danny Bloom terlihat sedang salat di masjid Belek, Turki. Dia terlihat khusyuk berdiri dalam rakaat salat dengan tangan bersidekap di dada. Tak lama kemudian, ia rukuk kemudian sujud. Di tahiyat akhir, ia pun berdoa setelah mengucap salam. Itulah yang dilakukan Blum setelah ia menjadi mualaf.

Danny Blum adalah pemain sepakbola asal Jerman yang bergabung dengan FC Nurenberg sebagai striker sejak Juli 2014. Beberapa minggu sebelumnya ada perubahan pada dirinya, ternyata ia menjadi mualaf.

“Islam memberiku harapan dan kekuatan. Dengan salat, hati rasanya begitu tenang. Apalagi ketika kita sujud, rasanya seluruh puncak kebahagiaan ada di sana. Kebahagiaan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Rasanya tak ada harta apa pun di dunia ini yang bisa membelinya. Merendahkan diri pada Allah inilah yang membuat manusia derajatnya menjadi tinggi dan memunyai harga diri,” kata Blum.

...Apalagi ketika kita sujud, rasanya seluruh puncak kebahagiaan ada di sana...

Salat menjadikan hidup Blum tenang terutama di saat kenyataan tak sesuai harapan. Tak lama setelah bergabung dengan klub barunya, lututnya cedera. Ia pun harus beristirahat total selama enam bulan.

“Menjengkelkan sih, tapi dilihat segi positifnya saja. Hal inilah yang akhirnya membuatku tenang,” kata laki-laki berusia 24 tahun yang asli dari kota Frankenthaler.

“Saya dulu adalah sosok yang mudah marah, susah diatur dan seolah tak mengenal diri saya sendiri.”

Ketika sendirian di rumah, Blum merenung. Apakah semua ini nyata? Apakah yang selama ini telah ia lakukan selama hidup di dunia?

“Hidup dalam kemewahan, setiap akhir pekan ada alarm pertanda waktu bersenang-senang, tak ada tanggung jawab yang berarti. Saya larut dalam kesenangan duniawi, perempuan, uang, mobil mewah, rumah mewah semua itu tak memberi kebahagiaan. Lalu dimana kebahagiaan itu berada? Apa yang saya cari selama ini? Lalu, setelah nanti berhenti main bola, apa yang harus kulakukan?”

Blum pun berada pada satu kesimpulan: “Seumur hidup, saya belum melakukan sesuatu yang berharga.”

Ia pun berdiskusi tentang agama dengan teman-temannya, berusaha berpikir ulang tentang keyakinan yang selama ini ia pegang, dan akhirnya ia pun mendapat informasi tentang Islam dan di sinilah akhir pencariannya.

...Ternyata Islam adalah jawaban dari segala pencariannya selama ini. Ternyata hanya berserah diri pada Allah, hatinya menjadi tenang...

“Saya pun mendatangi masjid dan ada sesuatu yang bergetar di hati. Rasanya ini memang sesuatu yang saya cari dan saya ingin mengenalnya lebih jauh.”

Blum mencari tahu Islam dari buku, internet dan semakin yakin dengan jalan ini. Ternyata Islam adalah jawaban dari segala pencariannya selama ini. Ternyata hanya berserah diri pada Allah, hatinya menjadi tenang.

Sejak mengikrarkan syahadat, Blum mulai salat lima kali sehari. Makan hanya yang halal saja. Minuman beralkohol sudah dijauhinya.

“Sebelum masuk Islam, saya sempat takut. Bagaimana dengan reaksi teman-teman bila saya masuk Islam? Tetapi ternyata saya tetap bisa berteman dengan mereka dengan baik tanpa saling mengusik keyakinan masing-masing.”

Awalnya Blum tak berani memberitahu orang tuanya tentang keislamannya ini.

“Mereka penganut Kristen yang taat. Tetapi ketika mereka mengetahui bahwa saya telah menjadi Muslim, mereka mendukung apabila memang saya yakin bahwa jalan inilah yang saya yakini benar.”

Di lingkungan timnya, Blum tidak mendapat masalah mengenai keislamannya ini.

“Hingga saat ini, saya tidak pernah mendengar kata-kata buruk tentang saya. Bilapun misalnya ada, saya tak peduli. Tiap orang memunyai keyakinan masing-masing.  Tak seorang pun bisa memaksakan keyakinannya pada orang lain.

Hal ini berlaku juga pada pacar Blum. Sayangnya, Blum masih belum memahami bahwa Islam tidak mengenal pacaran. Sehingga ketika ditanya tentang kekasihnya yang belum masuk Islam Blum menjawab, “Tidak masalah. Islam adalah agama damai. Kita tidak boleh memaksa seseorang untuk masuk agama Islam kecuali keinginan itu datang dari dirinya sendiri.”

Yah...semoga saja ke depannya Blum semakin paham Islam dengan baik sehingga pacarnya itu segera dinikahi atau putus dan menikah dengan muslimah yang akan menjadikan keislaman Blum makin baik, insya Allah. (riafariana/voa-islam.com)

Sumber: bild.de


latestnews

View Full Version