Menyusul dibantainya satu keluarga muslim di Carolina Utara, masjid Quba di Houston dibakar oleh orang tak dikenal pada Jumat, 14 Februari 2015 sebelum Subuh waktu setempat. Minggu sebelumnya, diakui oleh Ahsan Zahid – seorang asistem Imam - bahwa ada orang dengan memakai penutup muka berkeliaran di sekitar masjid. Lalu pada Kamis, satu hari sebelum masjid dibakar, ada orang berkendara dengan mobil mendekat ke arah masjid dan berteriak menghina dengan istilah Arab.
Ditengarai kebakaran masjid ini memang disengaja dibakar oleh seseorang yang membenci semua hal yang berkaitan dengan Islam dan umatnya. Satu dari tiga bangunan habis terbakar termasuk Al Quran dalam jumlah banyak. Kerugian diperkirakan mencapai $ 300.000. Kebencian terhadap Islam dan umatnya ini dipicu oleh penayangan film American Sniper.
Kondisi panas di Amerika ini, makin ditambah panas oleh ucapan mantan petugas pemadam kebakaran yang bernama Dustin Herron. Di sosial media dia mengungkapkan kekejiannya “Let it burn, block the fire hydrant”. Biarkan masjid itu terbakar, halangi pipa air yang berusaha memadamkannya.
Respon dari laki-laki yang begitu jelas kebenciannya terhadap Islam dan umatnya ini segera menyebar di banyak media sosial. Jelas kejadian ini menunjukkan betapa kebencian orang-orang ini (islamophobia) sudah pada taraf yang tidak masuk akal. Dan ini semua tak bisa dilepaskan dari peran media, film-film buatan Hollywood, dan sikap masyarakat Amerika sendiri.
David Harris-Gershon, penulis memoar pun mengungkapkan bahwa jalan keluar dari kriminalitas yang sedang terjadi ini adalah mengakui bahwa kebencian orang Amerika terhadap Islam dan umatnya itu ada. Apabila para politikus dan polisi masih menutup-nutupi hal ini, maka jangan berharap Amerika akan menjadi negara yang aman. (riafariana/voa-islam.com)
Sumber: dbs