Abdurrahman namanya, ia meninggal ketika sedang menjadi khatib salat Jumat tanggal 20 Februari 2015. Laki-laki berusia 16 tahun ini adalah pemuda keturunan Lebanon yang memilih memanfaatkan usia mudanya untuk menghapal Quran dan belajar ilmu Islam. Berapa banyak anak muda yang memilih jalan ini di masa hidupnya? Padahal di luar sana banyak pemuda yang memilih menghabiskan waktunya untuk mengejar kenikmatan semua dunia. Hura-hura, wanita, harta, narkoba dan kehidupan sia-sia, naudzubillah.
Abdurrahman beda. Jumat hari itu ia naik ke mimbar bertindak sebagai khatib salat Jumat. Ayahnya yang juga hadir di barisan jamaah menatapnya bangga. Mimbar ini adalah langkah awal Abdurrahman untuk menjadi ulama yang akan mendedikasikan waktunya untuk berdakwah, insya Allah. Tapi siapa nyana bila langkah Abdurrahman menuju mimbar adalah langkah terakhir dirinya dalam menginjak dunia fana ini?
Di tengah khutbah, tiba-tiba ajal menjemput. Jantungnya berhenti berdetak dan ia pun jatuh. Abdurrahman meninggal ketika sedang menuntut ilmu Allah dan menunaikan aktivitas yang mulia yaitu sebagai khatib salat Jumat. Berapa banyak orang khususnya remaja usia 16 tahun yang meninggal dalam kondisi sedemikian istimewa? Masya Allah. Betapa bahagianya Abdurrahman bertemu Allah dalam kondisi demikian.
Tak ada orang yang berharap mati di usia muda. Tak ada satu manusia pun yang mampu menduga kapan kematian akan datang menjemputnya. Pada saat yang sama, tak ada yang mampu menjamin kita bisa hidup hingga hari tua. Tak ada yang bisa kita lakukan demi menyambut sang ajal kecuali terus melakukan perbaikan diri.
Usia Abdurrahman mengingatkan kita akan usia Usamah bin Zaid yang juga berusia 16 tahun ketika Rasulullah Muhammad SAW mengangkatnya menjadi panglima jihad. Usia muda yang penuh semangat dan membuat kita iri. Ya...iri karena dengan usia mudanya kedua sosok ini telah mempersembahkan yang terbaik bagi agamanya dan umat.
Lalu dimana Usamah-usamah dan Abdurrahman-abdurrahman lain di tubuh umat ini? Sungguh kita merindukan sosok pemuda seperti ini untuk melanjutkan estafet mengemban dakwah Islam hingga kiamat tiba. Semoga Allah mengganti dengan generasi yang lebih baik, amin. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)