JAKARTA (voa-islam.com) - Enam bulan yang lalu, aku menderita depresi akut disertai dengan pola makan yang salah. Aku merasa tak berguna dan tak ada yang mencintaiku sama sekali.
Orang-orang hanya mencintai mereka yang bertubuh langsing cenderung kurus. Hidup rasanya sia-sia, tak ada secercah cahaya harapan yang bisa menyelamatkanku. Aku pun ingin bunuh diri saja. Kematian adalah yang terbaik bagiku. Toh bila aku mati, tak akan ada yang menangisi.
Hubunganku dengan orang tua juga memburuk. Prestasi belajar di sekolah hancur. Tak ada satu hal baik pun yang terjadi dalam kehidupanku. Hingga satu hari salah satu temanku sekelas melakukan presentasi.
Awalnya aku tak mempedulikannya. Topik yang dia angkat adalah tentang dasar-dasar Islam. Sayangnya presentasi yang dia bawakan cuma sebentar, itu pun tak menyentuk esensi Islam ke permukaan. Tapi meksipun sedikit, itu sudah cukup membuatku terpesona.
Hari itu juga aku mulai membaca Al Quran dan mencari tahu semua hal tentang Islam. Aku benar-benar terpesona dengan konsep adanya satu tuhan yaitu Allah.
Aku tahu bahwa apa yang kulakukan ini benar. Rasanya membuncah bahagia seolah semua bagian tubuhku pun ikut mekar bahagia bersamaku mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Inilah yang kurasakan ketika aku mulai belajar tentang Islam.
Padahal dua tahun lamanya aku terpuruk dalam depresi akut. Ketika kita terlalu lama berada dalam kegelapan, munculnya secercah cahaya akan menyilaukan dan menyakitkan mata kita. Tapi bagaimanapun, cahaya tetaplah cahaya. Ia akan menuntun kita keluar dari kegelapan.
Satu hal yang membuatku takjub dari Islam adalah para perempuannya yang memakai baju begitu tertutup. Di negeri barat, hal seperti ini terlihat mencolok dan menggelikan. Tapi bagiku ini adalah hal yang luar biasa. Aku hidup dalam kondisi yang sangat memuja tubuh langsing cenderung kurus.
Pada saat yang sama, aku melihat ada perempuan yang tubuhnya itu malah ditutupi dengan baju yang sangat longgar dan rambutnya pun ditutup. Bagiku mereka terlihat sangat cantik. Bagaimana tidak?
Di saat Barat memuja tubuh kurus dan permukaan kulit pun saling berlomba untuk dipertontonkan, mereka tak peduli dengan itu semua. Perempuan muslim ini terlihat begitu alami dengan penampilannya, tidak seperti perempuan yang banyak dipajang di papan iklan.
Saat itulah aku tahu bahwa perempuan muslim seperti mereka inilah sosok yang bisa membangkitkan harapanku. Aku tidak harus menjadi sangat kurus layaknya para model itu sekadar untuk merasa berharga dan dicintai.
Aku pun belajar salat dan mulai melakukannya secara teratur. Memang tidak bisa instant, tapi sambil belajar aku pun semakin mantap untuk bersyahadat. Aku jadi tahu bahwa Allah yang Mahapengasih dan penyayang memunyai rencana yang indah untukku.
Aku pun menyadari bahwa dalam hidup ini ada banyak hal penting lain selain sekadar menghitung jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh dan menangis sepanjang hari karena merasa kegemukan. Aku pun jadi memahami bahwa pada tiap ciptaanNya ada keindahan dan cahaya tersendiri.
Islam membuatku ingin menjadi pribadi yang lebih baik. Aku tahu, perjalanan ke depan akan sangat panjang dan tidak mudah. Meskipun aku telah menemukan cahaya Islam tetapi aku harus keluar dulu dari kegelapan yang sekian lama melingkupiku.
Ini adalah perjalanan panjang yang melelahkan, dan aku masih setia menapakinya. Satu hal yang membuatku bertahan akan semua hal ini yaitu cinta Allah. Tanpa Islam dan dukungan dari keluargaku, mungkin saat ini aku telah mati.
Aku masih berada dalam proses penyembuhan. Setiap hari dibutuhkan keberanian tersendiri ketika aku bangun pagi hari dan berkata pada diri sendiri bahwa aku cantik dan aku berhak atas makanan dan kebahagiaan yang ada.
Akhir kata,satu hal yang ingin kusampaikan pada kalian. Kapan pun kalian merasa sedih seolah hidup tak ada harapan dan cahaya lagi, datang dan mengadulah pada Allah. (taqwamagz/riafariana/voa-islam.com)