Halo sobat Voa-islam,
Biasanya di bulan-bulan seperti ini kalian sudah siap tempur dengan segala macam ujian. Ayo siapa yang sudah mulai copy sana copy sini, pinjam buku si A si B? Semuanya ditumpuk jadilah buku-buku itu kayak gunung merapi. Bravo! Atau mungkin ada yang mulai mengubah posisi teman. Yang tadinya kalo kemana-mana sama si C sekarang ganti dengan si B. Ada tuh yang tadinya kalo main maunya dengan anak-anak hatjep nan gaul tapi sekarang malah duduk manis dengan anak-anak berbuku tebal yang sering dikatain gak gaul. Ah demi ujian mah, apapun dilakoni. Lautan disebrangi lembah dilalui gunung pun didaki.
Entah kenapa yang tadinya suka males Dhuha pun tiba-tiba jadi semangat. Eh, iya apa iya? Ada juga yang jadi rajin Tahajud plus puasa Senin-Kamis. Lalu rajin berdoa dengan bunyi doa kira-kira seperti ini “Ya Allah, berilah saya nilai yang memuaskan, mudah dalam mengerjakan ujian, dikuatkan hafalan pelajarannya. Ya Allah semoga saya naik kelas, semoga dapat peringkat..... dst”
Istilahnya jika musim ujian tiba biasanya akan diikuti oleh musim ibadah. Tapi coba lihat bila ujian sudah berlalu, masih banyakkah yang puasa Senin-Kamis? Atau yang Dhuha masih pada rajin? Tahajudnya? Anak-anak kuper pintar pun ditinggalkan kembali. Ingat kejadian splash after class alias pesta bikini kemarin? Kok bisa begitu? Padahal mereka tuh sebelum UN biasanya mengadakan shalat Dhuha bersama, dzikir akbar ataupun pengajian.
Ingat gak dengan kisah 3 orang keren yang meninggal lalu dihisab oleh Allah SWT tapi malah masuk neraka. Mereka terdiri dari seorang syuhada perang, seorang dermawan kaya raya dan seorang ulama. Nah saat mereka dihisab, sang syuhada perang tersebut ternyata masuk neraka karena dia ikut perang supaya dibilang pahlawan. Sama halnya dengan seorang yang dermawan, dia pun masuk neraka karena ingin disematkan gelar “dermawan”. Dan yang ketiga, sang ulama ini juga ternyata masuk neraka karena ingin mendapat popularitas dari ilmu yang dia miliki. Naudzubillah min dzalik..
Guys, apa yang menyebabkan orang-orang keren itu tergelincir? NIAT! Nah iya niatnya itu yang bengkok. Sama halnya dengan kita saat menuntut ilmu. Banyak orang yang belajar mati-matian di sekolah sampai jenjang pendidikan paling tinggi tapi sekadar demi mengejar gelar, pangkat dan kedudukan yang sifatnya duniawi. Eh.. bukan berarti kamu gak boleh punya cita-cita lho. Cita-cita kan target yang ingin kamu kejar. Cuma cita-cita yang kamu inginkan itu harus diniatkan untuk Allah semata. Bukan demi dapet gelar “bu dokter” ataupun karena berpikir kalo jadi dokter dapet duitnya gampang dan gede. Wuihh......
...Pahamilah kawan, ibadah bukanlah pendukung kesuksesan dunia semata tapi ibadah adalah kewajiban. Ada ujian atau tidak, kamu wajib beribadah. Ada ujian atau tidak, kamu pun harus menuntut ilmu...
Kalau kamu sudah benar-benar niat menuntut ilmu karena Allah, gak akan ada istilah depresi karena gak lulus ujian. Itu mah lebay ya.. hehe. Misalkan pun kamu saat ujian mendapat nilai kecil, bisa dipastikan kamu tidak akan mengeluh. Malah kamu semakin bersemangat menimba ilmu agar bisa lebih memahaminya. Ingatlah sobat bahwa nilai, peringkat, juara kelas dan segalanya hanyalah bonus dari Allah SWT untuk semua ilmu yang kamu miliki. Karena kalau kamu belajar untuk meraih hal-hal di atas, kamu bisa baper (baca: bawa perasaan) berminggu-minggu saat kamu gagal meraihnya. Kalaupun kamu berhasil meraihnya, belum tentu dapat pahala di sisi Allah lho. Seperti yang Rasullullah bilang jauh-jauh hari. Bahwa apa yang kita dapatkan akan sesuai dengan apa yang kita niatkan. Kira-kira bunyi haditsnya seperti ini:
"Segala amal perbuatan bergantung pada niat dan setiap orang akan memperoleh pahala sesuai dengan niatnya. Maka barangsiapa yang berhijrah dengan niat mencari keuntungan duniawi atau untuk mengawini seorang perempuan, maka (pahala) hijrahnya sesuai dengan niatnya itu". (HR. Bukhari)
Nah sob, jadi gak akan ada lagi ceritanya yang rajin belajar terus suka puasa sunnah, tahajud dhuha juga jalan, tilawah pun gak ketinggalan. Tapi pas ditanya “ kok rajin banget sih?” jawabannya malah seperti ini “ iya nih, mau SBMPTN sih”. Pahamilah kawan, ibadah bukanlah pendukung kesuksesan dunia semata tapi ibadah adalah kewajiban. Ada ujian atau tidak, kamu wajib beribadah. Ada ujian atau tidak, kamu pun harus menuntut ilmu.
Niat adalah hal yang penting untuk dijaga. Dan juga paling susah tentunya. Kalau kamu sudah belajar dengan giat, pasrahkan nilai besar-kecilnya pada Allah SWT. Hati-hati lho, terkadang syetan menipu kita dengan halus. Saat nilai kita besar, kita merasa jumawa. Eh pas nilainya turun, malah uring-uringan. Lupa niat deh..
Ada baiknya kita selalu memperbaharui niat menuntut ilmu karena Allah SWT. Manusia kan tempatnya salah dan lupa. dan perlu dicatat juga, bisikan syetan itu halus banget lho. Saking halusnya, kita sering tidak sadar bila yang kita kerjakan telah melenceng dari niat awalnya.
Nah guys, yuk kita perbaiki dan perbaharui niat.
Wallahua’lam bisshowwab. (villanurfillah/voa-islam.com)