Baru-baru ini ditemukan lafadz Allah yang diplesetkan menjadi ‘Yaowo’ di bungkus permen merk Rainbow. Sebelumnya heboh sandal yang juga berlafadz Allah. Sepertinya demen sekali masyarakat Indonesia menjadikan bahan becandaan segala hal yang dianggap suci dalam agama Islam. Ada apa sebenarnya ini?
Fenomena menjadikan plesetan dengan memakai istilah-istilah di dalam Islam makin merebak didukung dengan kecanggihan teknologi. Coba saja perhatikan akun milik ABG atau orang dewasa tapi jahil. Pemakaian kata dan istilah semacam ‘Yaowo’ dengan enteng dituliskan di sana. Lalu ada lagi pemakaian ‘Astajim’ untuk astaghfirullah al azhim.
Gejala ini menjadi endemik alias menyebar dengan cepat di lingkungan per-medsos-an. Bukan tidak mungkin dalam aktivitas nyata sehari-hari, lidah kita jadi ikut jahil alias bodoh dengan mengucapkan istighfar memakai astajim saja. Ingat, kebodohan itu sangat mudah menular! Dan banyak lagi istilah lainnya yang semuanya itu bermuara pada melecehkan Islam baik dengan sadar ataupun tidak.
...lidah kita jadi ikut jahil alias bodoh dengan mengucapkan istighfar memakai astajim saja. Ingat, kebodohan itu sangat mudah menular!...
Sobat remaja voa-islam, bahasa memang dinamis. Tapi kedinamisan bahasa tidak lantas menjadikan sesuatu yang sakral atau suci sebagai bahan guyonan. Kalau memang masih ada setitik iman itu di dalam hati kita, maka takutlah dengan firman Allah yang artinya:
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman.” (QS. At-Taubah 9 : 65-66).
Tuh kan, Allah sendiri yang menghukumi kafir bagi siapa pun yang menghina Allah, ayat-ayat Allah dan RasulNya. Takut dianggap takfiri alias memberi label pada orang lain sebagai kafir? Hey...ini Allah dalam kitabNya yang berfirman. Maka takutlah kamu pada Allah saja bukan pada teman-teman yang mentertawakan Islam dan segala ajarannya baik dengan maksud becanda atau plesetan maupun dengan serius.
Makin merebaknya pelecehan terhadap Islam dan syariatnya itu tak lepas dari andil umat Islam sendiri. Bisa jadi karena kejahilan/kebodohannya, atau bisa jadi juga karena tak ada kecintaan itu pada agamanya sendiri. Atau bahkan dipikirnya dengan memakai istilah gaul seperti kata-kata di atas itu lalu mereka menjadi keren? Enggak sama sekali!
Pemakaian bahasa gaul dengan melecehkan ajaran agama terutama Islam itu menunjukkan kualitas diri pemakainya sendiri. Mereka merendahkan kualitas intelektualitasnya dengan memakai istilah yang tidak pada tempatnya. Mereka merendahkan kualitas beretikanya sendiri dengan berlaku tidak sopan terhadap apa yang dianggap suci. Semoga saja kita bukan termasuk orang yang demikian. (riafariana/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google