Remaja, dunianya itu dekat sekali dengan obrolan soal asmara. Di sela suntuk mendengarkan guru ceramah, mata langsung terang begitu bab asmara dan cinta disebut. Konsentrasi yang awalnya sudah loyo, langsung semangat saat hal-ihwal pacaran dijadikan selingan. Hayoo..ngaku saja. Kamu pasti begini juga kan?
Tak heran sih karena di usia kamu saat ini, hormon kamu sedang mekar-mekarnya terutama hormon yang menunjang perkembangan seksual. Yang cewek sudah mulai dapat menstruasi pertama, begitu juga yang cowok sudah mulai mengalami mimpi basah. Otomatis ketertarikan terhadap lawan jenis jadi semakin terasa. Dan tahu nggak sih, bahwa itu semua terasa begitu menyiksa?
Iya, menyiksa ketika kamu terus memanjakan perasaan yang ada padahal usia masih sangat belia. Mau mikirin serius nikah juga masih sekolah. Belum lagi terhadang UU yang mengatur usia minimal pengantin laki-laki maupun perempuan. Walhasil pelarian remaja untuk menyalurkan hormon yang mendesak ini adalah dengan melalui pacaran. Didukung dengan suguhan tak bermutu dari yang namanya televisi, film, majalah, bahkan media sosial serta lingkup pertemanan, menjadikan remaja merasa ada yang kurang kalau tak menjadi aktivis pacaran.
Pacaran adalah satu langkah mendekati zina. Dimulai dari rasa yang deg-deg ser bila dekat si dia hingga rasanya ingin bertemu selalu dan berduaan saja. Di titik inilah logika manusia terutama remaja langsung meluncur ke level terendah apalagi bila si nafsu ikut bicara. Mabuk asmara, serasa dunia milik berdua dan yang lain ngontrak. Setan pun jingkrak-jingkrak karena dua anak manusia telah masuk perangkapnya.
Bila sudah sama-sama mabuk cinta dan kasmaran begini, apapun bakal dilakoni termasuk hal-hal haram. Kesucian kamu sudah mulai ternoda dimulai dari hal-hal yang mendekatkan pada aktivitas zina. Bukan tidak mungkin, rayuan setan terus dilagukan dengan istilah tanggung jawab, pembuktian cinta dan segudang kegombalan lainnya.
...Pacaran adalah satu langkah mendekati zina. Dimulai dari rasa yang deg-deg ser bila dekat si dia hingga rasanya ingin bertemu selalu dan berduaan saja. Di titik inilah logika manusia terutama remaja langsung meluncur ke lever terendah...
Hey...kalau memang dia cinta, dia tentu gak bakal menodai kamu. Kalau dia cinta, tentu dia akan menjaga kesucianmu hingga waktunya tiba. Kapan? Ya setelah akad nikah terikrar dong. Omong kosong semua kata-kata cinta dan tanggung jawab bila datang melamar saja dia tak berani. Alasan masih sekolah? Ya sudah sekolah saja, gak usah sok pacaran dan berani-berani mendekati zina. Uang saja masih minta ke orang tua, mau ngasih makan anak orang dengan apa?
Terutama nih ya bagi para remaja putri alias cewek-cewek. Laki-laki jenis begini yang maunya pacaran dan sok bicara cinta dan tanggung jawab, adalah tipe sepah manis sepah dibuang. Kalau dia sudah berhasil memperdaya dan merenggut kesucianmu, dia bakal punya sejuta alasan untuk mencampakkan kamu. Hasilnya? Kamu akan jadi korban, menanggung malu seumur hidup akibat perbuatan gaul bebas kamu atas nama cinta itu. Dosa? Tentu karena zina adalah salah satu dari dosa besar yang tak akan diampuni kecuali pelakunya bertobat nasuha.
Ingat, bermain api resikonya terbakar. Bermain cinta yang diwujudkan dengan pacaran resikonya kamu mabuk asmara yang kebablasan hingga berzina. Naudzubillah. Masa remaja begini mending kamu habiskan mengejar prestasi sebaik-baiknya. Belajar rajin, ngaji rajin, bantu ortu juga rajin dan luaskan wawasanmu jangan terkungkung dalam tempurung bernama pacaran. Akur? Harus dong! (riafariana/vvoa-islam.com)
Ilustrasi: Google