Hanya selang beberapa jam dari peristiwa serangan yang heboh di Paris, kamp pengungsi Suriah di Calais terbakar. Beberapa pihak menengarai ini adalah aksi balas dendam terutama dari golongan yang menolak adanya pengungsi Suriah di negaranya. Kamp yang terbakar ini terdiri dari 40 tempat tinggal dari 6000 pengungsi dari Suriah dan Afrika Utara.
Beberapa relawan membantu para pengungsi untuk mengabarkan kejadian ini melalui media sosial. Memang belum jelas apakah api dari kebakaran ini diakibatkan aksi balas dendam atas serangan di Paris ataukah tidak. Tetapi dugaan ke arah sana tetap terbuka mengingat pengungsi adalah muslim dan tertuduh atas serangan Paris juga muslim.
Situasi tegang di Calais meningkat semingguan ini akibat semakin diketatkannya beberapa aturan yang diberlakukan kepada para pengungsi. Belum lagi adanya gerakan demonstrasi yang memakai acara bakar Quran semakin memicu panasnya kondisi di Calais. Selain menyelenggarakan demontsrasi dan membakar Quran, kelompok yang disebut ‘demonstran sayap kanan’ ini juga menghasut kebencian rasial dan ancaman pembunuhan terhadap para pengungsi.
Sebelumnya, ada 5 orang yang memakai penutup kepala datang ke penampungan untuk menyerang pengungsi. Diberitakan ada 15 pengungsi yang tewas dan hal ini memicu kerusuhan lanjutan. Belum lagi yang terkena tembakan gas airmata dan ditangkap dan dimasukkan penjara. Apakah nyawa 15 pengungsi ini tidak ada artinya sehingga media tidak begitu ramai memberitakan dibandingkan dengan peristiwa Paris yang begitu dibikin heboh? Kita tunggu saja hasil investigasi atas kebakaran di kamp pengungsi ini. Benarkah api yang menjalar murni kebakaran atau memang sengaja dibakar? Wallahu alam. (riafariana/dbs/voa-islam.com)