Masih ingat pemboman di Perancis beberapa bulan lalu? Tentu. Saat itu seluruh dunia heboh nggak ketulungan dengan adanya peristiwa tersebut. Sampai-sampai Facebook pun secara resmi berduka dan mengajak segenap aktivisnya untuk mengganti PP (Picture Profile) dengan bendera Perancis. Seluruh dunia lebay memberitakan tragedi tersebut seolah-olah hanya Perancis saja yang mengalami teror bom.
Sekitar 2 hari yang lalu, tepatnya tanggal 12 Januari 2016 pukul 10.20 pemboman serupa terjadi di Ankara, Turki. Apakah kamu tahu tentang berita ini? Saya kok ragu tentang hal itu. Saya sendiri baru tahu juga kemarin. Saat itu salah satu teman di FB, mualaf bule yang tinggal di Amerika menulis status tentang tragedi ini. Dia mengecam keras sikap dunia khususnya FB yang cenderung adem-ayem terhadap pemboman ini. Sangat beda dengan peristiwa serupa yang menimpa Perancis.
Ya...dari sekian ribu teman di FB dan portal berita, hanya sekelumit yang mengabarkan tentang pemboman Turki ini. Padahal ada sekitar 10 nyawa melayang dan puluhan luka-luka. Apakah karena Turki ini kalah pamor dengan Perancis yang menjadi icon negara mode dunia? Atau karena ada menara Eiffelnya yang menjadi lambang keromantisan sehingga guncangan sedikit saja dunia langsung heboh?
...Duh...apapun itu, nyawa manusia di Turki tidak lebih rendah daripada mereka yang berada di Perancis...
Duh...apapun itu, nyawa manusia di Turki tidak lebih rendah daripada mereka yang berada di Perancis. Namun, faktanya terjadi ketimpangan pemberitaan, pun perlakuan pada kedua negara tersebut meskipun peristiwa yang terjadi serupa. Turki yang akhir-akhir ini tampil dengan gerakan keislaman yang lebih baik di bawah Erdogan, seolah tak mendapat tempat tragedinya diberitakan. Turki yang dulu sempat menjadi pusat kekhalifahan, tenggelam pamornya dibandingkan dengan Perancis, negara yang mengenakan denda terhadap muslimah yang ingin bercadar.
Di dalam negeri sendiri, berita tentang Agnezmo yang memakai rok bertulisan Arab jauh lebih heboh daripada bom Turki. Hampir semua orang ikut menulis status, berkomentar, berbagi tautan bahkan nyinyir sinis dan apalah semua itu yang intinya hanya semakin membuat nama Agnezmo terangkat. Belum lagi, fenomena sebagian umat Islam menyindir, mengolok, mengejek dan menghina umat Islam lain padahal intinya tetap saja di seputar rok Agnezmo ini. Duh...umati, skala prioritas pemberitaan pun menjadi tak jelas lagi.
...Di dalam negeri sendiri, berita tentang Agnezmo yang memakai rok bertulisan Arab jauh lebih heboh daripada bom Turki...
Hidup memang penuh dengan pilihan. Toh masing-masing orang akan bertanggung jawab terhadap setiap pilihan yang dilakukannya. Begitu juga dalam bermedsos. Asiknya saling sindir dan berpanjang-panjang membahas si Agnezmo melalaikan tragedi yang menimpa belahan dunia lainnya. Termasuk tulisan ini, tanpa sadar entah sudah berapa kali kosakata Agnezmo disebut. Padahal itu semua hanya akan menaikkan pamor cewek yang sering berpakaian nyaris telanjang ini. Astaghfirullah.
Apapun, bagaimanapun, semoga tulisan ini bisa menjadi secuil pembawa informasi untuk menyadarkan kita bahwa ada tragedi di Turki. Paling tidak semoga ada sedikit peduli dalam diri bahwa pemboman di Turki, di Gaza, di Afghanistan, di Suriah, di Irak, dan tempat-tempat lainnya, itu semua tidak lebih kecil maknanya dibandingkan tragedi bom Perancis yang dibikin heboh oleh dunia per-medsos-an saat itu. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google