Voa-islam.com- Saat cinta menyapa, hati terasa bahagia. Semua akan indah dalam jiwa. Tapi seringkali mereka yang lagi kasmaran tiada sadar. Mereka menempuh jalan yang justru menjauhkan diri dari keberkahan yaitu mencintai pasangan, pimpinan, sahabat atau apa aja sama sebagaimana ia mencintai Allah Robbul Alamin.
Kisah Laila Majnun menjadi sebuah roman yang menggambarkan jatuh cintanya seorang pria pada gadis idamannya. Tapi cinta ini sangatlah berlebihan sehingga yang terjadi justru lalai akan syariah dan adab.
Roman barat, Romeo dan Juliet yang menjadi simbol ketulusan cinta kaum kafir juga banyak menginspirasi pasangan saat ini. Bunuh diri menjadi solusi akhir demi langgengnya cinta. Dan masih banyak lagi kisah semisal yang menggambarkan sikap berlebihan dalam mengejar cinta.
Lalu bagaimana Islam mengajarkan pemeluknya saat memberikan kasih sayang kepada makhluk?
Allah telah berfirman di dalam Al Quran, tentang sikap manusia yang berlebihan dalam mencintai makhluk hingga menyamakan kecintaan makhluk sama saat dirinya mencintai Allah. Hal itu ada dalam Al Quran Surat Al Baqoroh ayat 165
Artinya : Dan di antara manusia ada orang orang yang menyembah tandingan selain Allah. Mereka mencintai sebagaimana mereka mencintai Allah." ( Qs albaqoroh : 165)
Secara konteks asal ayat ini menjelaskan sikap kaum musrikin yang membuat Andad ( sesembahan selain Allah) lalu mencintai benda benda tersebut layaknya cinta manusia kepada penciptanya. Mereka menyembahnya, rela berkorban demi benda itu dan memprioritaskannya di atas yang lain. Walaupun mereka beralasan benda-benda itu hanyalah sarana mendekatkan diri kepada Allah, tapi faktanya benda-benda itu dijadikan tuhan karena Allah mereka lupakan.
Adapun secara makna, ayat ini bermakna luas. Bukan hanya berlaku bagi para penyembah berhala saja tapi bagi semua manusia yang membuat tandingan lalu memperlakukannya seperti para penyembah berhala memperlakukan tuhan-tuhannya. Sosok Andad yang dahulu berwujud berhala, dapat berubah dalam wujud yang beragam tapi karakteristiknya tetaplah sama, dicintai, diagungkan, dituhankan. Bentuknya bisa berupa harta, tahta, manusia bahkan berupa kesenangan atau hobi-hobi dan lain sebagainya.
Adakalanya, kita dan manusia secara umum secara tak sadar telah membuat tandingan-tandingan ini. Ada yang menuhankan pekerjaan, perdagangan atau atasan kerja juga pasangan kita karena saking cintanya. Mereka memposisikan semua itu seperti tuhan yaitu rela meninggalkan syariah Allah karena pekerjaan. Melanggar aturan islam karena cinta, bahkan siap melawan aturan Allah hanya karena perintah atasan. Mereka jelas tidak peduli lagi dengan Allah.
Contoh :Ada yang rela dicium pacar sebagai tanda cinta padahal belum menjadi pasangan yang sah. Rela lepas jilbab karena aturan kerja. Nekat bermain riba hanya ingin modal besar, dan masih banyak semisalnya.
Allah mengingatkan nasib orang-orang yang menjadikan tandingan itu dalam firman Allah.
Artinya : Demi Allah sungguh kita dahulu dalam kesesatan yang nyata, karena kita mempersamakan kalian dengan Rabb semesta alam. ( QS asy syuara : 97-98)
Subhanallah, mereka yang melanggar hukum Allah karena menuruti hawa nafsu dan mencintai makhluk sama seperti mencintai Allah, maka mereka akan menyesal di akhirat. Allah akan menyiksa mereka dengan adzab yang amat pedih. Sehingga saat itulah penyesalan mereka tak ada lagi manfaatnya.
Oleh karena itu jangan salah memilih kekasih sejati, karena akan menyesal di kemudian hari. Tapi barang siapa yang menjadikan Allah.dan RosulNya sebagai ketaatan selama hidupnya, maka Allah akan membalas dengan pahala yang banyak dan menjadikan indah di akhir hayat kita.
Jannah pun menjadi tempat akhir kita. Di situlah kebahagiaan tiada tara tercapai. Maka jagalah diri agar tidak terlena dari kecintaan yang salah, yang membawa pada adzab Allah. ( protonema/ voaislam)
Editor: RF