View Full Version
Jum'at, 26 Feb 2016

Mengapa Dakwah Harus Fokus Kepada Pemikiran?

Oleh: Adi Victoria (Penulis & Aktifis Dakwah)

إنالانسانلايفكربالتغييرإلاإذاأدركانهناكواقعافاسداأوسيئاأوأقلجودةمماينبغي, وحتىيحصلهناالإدراكفلابدمنالإحساسبفسادالواقع. إلاأنمجردالوعيعلىالفسادأوالواقعالفاسدلايكفيللعملمنأجلالتغييربللابد–بالإضافةالىذلك- منالوعيعلىالواقعالبديلللواقعالفاسد

"Sesungguhnya, manusia tidak akan berfikir tentang perubahan, kecuali jika ia menyadari bahwa di sana ada realitas yang rusak, buruk, atau paling sedikit tidak sesuai dengan apa yang ia kehendaki. Agar di sana terjadi kesadaran (untuk berubah), maka harus ada penginderaan terhadap rusaknya realitas. Hanya saja, sekedar sadar terhadap kerusakan atau realitas yang rusak, tidak cukup untuk melakukan perubahan. Di samping sadar terhadap kerusakan realitas hidupnya, harus ada pula kesadaran terhadap realitas pengganti (realitas yang dicita-citakan) yang digunakan untuk mengganti realitas yang rusak tersebut".[Syaikh Ahmad 'Athiyaat, At Thariiq, hal. 21-22].

 

Dakwah Fikriyah

Dakwah Fikriyah adalah aktivitas dakwah untuk mengubah pola pikir masyarakat, yakni mengubah pola pikir masyarakat yang awalnya tidak berpikir secara Islam menjadi pola pikir secara Islami. Karena pemikiran hanya bisa diubah dengan memberikan pemikiran yang baru karena faktanya pemikiran hanya bisa diubah dengan pemikiran pula, bukan dengan aktivitas yang lain (baca : fisik).

Dengan dakwah pemikiran, ummat diajak untuk berfikir mengenai realitas yang sedang terjadi terhadap umat Islam. Sehingga kemudian mereka menjadi sadar bahwa ternyata memang sedang ada masalah yang terjadi, khususnya masalah yang menimpa umat Islam.

Tanpa adanya dakwah yang focus kepada dakwah pemikiran, yakni aktivitas dakwah yang berusaha untuk membangkitkan taraf berfikir ummat, -yang kemudian menyebabkan mereka memiliki kesadaran terhadap realitas atau fakta yang sedang terjadi-, maka ketiadaan kesadaran akan menjadikan kondisi umat Islam semakin berbahaya. Kenapa bisa dikatakan semakin berbahaya? Karena ketiadaan kesadaran bahwa sesuatu sedang menimpa umat Islam akan menjadikan umat ini tidak akan bergerak karena merasa tidak ada masalah apa-apa terhadap Islam dan umat nya. Sehingga semakin mudah bagi orang-orang kafir untuk melemahkan bahkan memperdaya umat Islam.

 

Umat Islam Sedang Sakit

Sejatinya, Umat Islam sekarang sedang sakit. Namun, masih banyak kaum muslim yang belum sadar bahwa dirinya sedang sakit. Karena tidak adanya kesadaran bahwa sedang sakit tersebut, maka tidak ada yang mau meminum obat untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut. dan tentu hal ini adalah wajar. Seseorang yang sedang tidak merasa sedang sakit, tentu tidak akan mau meminium obat, karena merasa dirinya sehat atau baik-baik saja.

Kalau boleh menggunakan salah satu dari empat (4) type manusia yang dibuat oleh hujjatul Islam yakni Imam al-Ghazali bahwa Rojulun Laa Yadri wa Laa Yadri Annahu Laa Yadri (Seseorang yang Tidak Tahu, dan dia Tidak Tahu kalau dirinya Tidak Tahu). Yakni bisa kita samakan dengan  seseorang yang tidak sadar bahwa dia sedang sakit.

Disinilah kembali pentingnya dakwah Fikriyah, dakwah untuk menyadarkan umat ini bahwa umat ini sedang sakit. Dan kembali kepada penerapan syariah dan Khilafah nya obat untuk menyembuhkan penyakit tersebut.

Sakitnya umat  ini dimulai saat runtuhnya institusi politik umat Islam pada 03 Maret 1924 atau pada 28 Rajab  1342 H, yakni diruntuhkannya Kekhilafahan Turki Utsmani oleh Mustafa Kemal At-Taturk. Saat itulah umat Islam mulai mengalami keterpurukan di berbagai bidang. Keterpurukan itu sendiri akibat dari diterapkannya faham sekulerisme oleh ideologi Kapitalisme di semua negeri-negeri Islam yang terpecah menjadi lebih dari 57 negara atas nama nasionalisme.

Melihat realitas Islam dan umat Islam sekarang, harus jujur diakui bahwa Umat ini tidaklah menjadi sebaik-baik umat, padahal di dalam al Qur’an, Allah swt menegaskan :

Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, mencegah yang munkar, dan beriman kepada Allah. (Ali Imran [3]: 110)

Namun realitas menunjukan kita belumlah menjadi Ummat yang terbaik. Kondisi kaum Muslim saat ini sangat-sangat memprihatinkan, kita seolah menjadi umat yang dihinakan. Dan ini karena memang ketiadaan seorang Khalifah yang menjadi pelindung bagi Umat ini.

Nabi Muhammad -shallaLlâhu ’alayh wa sallam- bersabda:

إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

”Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai, dimana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll).

Inilah penyakit atau penderitaan yang seharusnya disadari oleh umat Islam. Dengan adanya kesadaran tadi, maka Umat ini akan bergerak untuk melenyapkan penyakit dan penderitaan tersebut, yakni berjuang agar umat ini kembali menjadi umat yang sebaik-baik umat atau khoiru ummah, yakni dengan cara kembali menerapkan syariah Islam secara kaffah di bawah institusi Khilafah Islam.

Oleh karenanya, itulah mengapa pentingnya dakwah yang focus kepada perubahan pemikiran, yang dengan perubahan pemikiran tadi, akan menumbuhkan kesadaran pada diri umat untuk mau bergerak.

Apa yang harus disadarkan? Ada empat hal. Pertama, menyadarkan umat ini bahwa sedang ada masalah. Kedua, menyadarkan mereka apa masalahnya. Ketiga, menyadarkan mereka tahu solusi atas masalah tersebut. keempat, menyadarkan mereka bagaimana cara melaksanakan solusi atas masalah tersebut.

Kesimpulannya, umat ini harus terus diberikan penyadaran bahwa Umat Islam sekarang sedang memiliki masalah, apa masalahnya, yakni tidak diterapkannya aturan Islam secara kaffah disetiap sendi kehidupan manusia. Maka solusi atas masalah tersebut kembali kepada Islam yakni dengan cara menerapkan syariah Islam secara kaffah. Bagaimana cara menerapkan solusi menerapkan Islam secara kaffah? Yakni dengan cara menegakkan kembali Khilafah Islamiyyah.

Bagaimana cara menegakan khilafah Islam? Yakni berdakwah, dakwah yang bagaimana? Dakwah yang focus untuk merubah pola fikir masyarakat untuk membangkitkan taraf berfikir mereka sehingga masyarakat memiliki kesadaran untuk hidup di bawah aturan syariah Islam di bawah institusi Khilafah Islam. Karena Khilafah adalah institusi politik, maka tidak mungkin bisa dilakukan dengan berdakwah secara sendirian, oleh karena aktivitas dakwah tersebut haruslah secara berjama’ah, tidak dilakukan secara sendirian, yakni berdakwah bersama-sama dengan harokah dakwah yang memang focus dalam rangka menegakan kembali Khilafah Islamiyah ‘ala minhajin nubuwah.

Hanya dengan tegaknya khilafah Islam, maka syariat Islam secara kaffah baru bisa akan terwujud, dan Umat Islam akan menjadi sebaik-baik umat atau khoiru ummah. Insya Allah.

”الظلم ليس مدعاة للثورة ولكن الاحساس بالظلم هو المدعاة لذلك“(العلامة أحمد عيد عطيات, الطريق)

“Kedzaliman itu bukanlah faktor pendorong terjadinya perubahan mendasar (revolusi), tetapi kesadaran akan adanya kedzalimanlah yang mendorong hal tersebut (revolusi)”[Syaikh Ahmad ‘Id ‘Athiyaat, al-Thariiq]. Wallahu a’lam bisshowab. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version