View Full Version
Rabu, 20 Apr 2016

Ketika Dunia Anak Tak Lagi Menawan

Sahabat VOA-Islam...

Maraknya berbagai tayangan sinetron yang ditayangkan sebagian besar stasiun TV Indonesia, memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan dunia anak. Terutama dalam perkembangan berpilaku anak dan daya imajinasinya.

Dulu anak saat bermain atau berimajinasi dalam memainkan suatu peran, mereka memainkan tentang keluarga, ada yang menjadi ibu, ayah, dan anak. Namun sekarang ketika mereka bermain peran, peran berubah menjadi kisah percintaan. Contoh kecil ketika saya mengawasi murid-murid saat istirahat, mereka sibuk membagi peran yang akan mereka mainkan. Peran yang mereka bagi ternyata, peran pemain sinetron yang sekarang sedang ramai menjadi tontonan, yaitu Ganteng-ganteng Serigala “GGS”. Dengan pasihnya mereka memainkan peran itu. Bahkan yang lebih miris adalah ketika anak-anak merasa bangga ketika mereka menjadi bagian dari kelompok motor yang sering nongkrong sana sini, mereka merasa keren bisa seperti sinetron favorit mereka ‘Anak Jalanan’.

Dunia anak kita kenal dengan dunia penuh canda dan tawa, dunia yang menawan bagi mereka. Tapi kini dunia mereka  tak lagi menawan. Kini kehidupan mereka penuh dengan masalah, tak beda dengan kehidupan orang dewasa. Menurut Wakapolres Depok AKBP Irwan Anwar mengatakan, berdasarkan data pada tahun 2014 kemarin sebanyak 107 anak-anak menjadi korban dan pelaku kejahatan. (sindonews.com)

Tak bisa dipungkiri pengaruh sinetron memang cukup kuat dalam menarik daya pikat orang yang menontonnya, tak terkecuali anak-anak mampu memberikan efek yang cukup besar. Namun sayang pengaruh yang besar ini,  tidak dibarengi dengan kualitas tayangan tersebut. Tayang sinetron ini lebih banyak berisi tentang kisah percintaan remaja atau perilaku menyimpang mereka. Bahkan tak sedikit juga yang menayangkan tentang kekerasan. Hal ini pun memberikanpengaruh pada perilaku anak sehari-hari.

Lantas apakah kita hanya diam saja dan membiarkan dunia anak tak lagi menawan? Tentu tidak! Kita sebagai bagian dari umat ini, memiliki kewajiban untuk memperbaiki kondisi ini. Namun perlu kita ketahui permasalahan ini sesungguhnya muncul karena kelalaian dari berbagai pihak. Misalnya dominannya tayangan yang kurang mendidik, bahkan yang berbau kekerasan muncul karena stasiun TV tak sedikit lebih mementingkan nilai jual dibandingkan edukasi. Hal ini sangat memprihatikan dengan kurangnya pengawasan dari orangtua. Bahkan kondisi ini bertambah parah, ketika pemerintah yang sejatinya sebagai pihak yang memiliki wewenang tidak memberikan perhatian yang cukup besar, yang tetap memberikan izin kepada stasiun TV yang lebih banyak menayangkan yang tidak mendidik masyarakat.

Banyaknya tayangan sinetron yang kurang mendidik, haruslah menjadi perhatian semua pihak, terutama peran orang tua dalam mengawasi anaknya. Namun, yang perlu kita ingat peran orang tua saja tidaklah cukup. Peran yang terbesar adalah pihak yang memiliki kewenangan dalam penayangan setiap tayangan TV. Siapa lagi kalau bukan pemerintah.

Pemerintah sebagai pengatur rakyatnya memiliki peran yang penting dalam menjaga generasinya. Karena mereka yang memiliki wewenang dalam menentukan setiap kebijakan dalam mengatur rakyatnya. Bagaimana mungkin generasi kita bisa berkualitas, jika pemerintah sendiri tidak memperhatikan semua itu.

Pemerintah sebagai benteng yang menjaga setiap generasinya, haruslah menerapkan aturan yang melahirkan kebijakan-kebijakan yang mampu menjaga dan melahirkan generasi yang berkualitas.

Termasuk dalam menyelesaikan permasalahan yang tengah dihadapi dunia anak saat ini. Namun untuk menyelesaikan permasalahan ini tidak hanya menyangkut pada pelaku kebijakan, tapi penyelesaian ini memerlukan adanya aturan yang mampu memberikan solusi yang mampu menjawab sampai kepada akar permasalahan ini.

Islam sebagai aturan yang datang dari sang Pencipta, memiliki jawaban akan setiap permasalahan yang ada dalam kehidupan umat manuisa. Namun aturan ini hanya bisa diterapkan ketika diterapkan dalam wadah yang lahir pula dari akidah Islam. Wadah itu tak lain adalah Khilafah ala minhaj nubuwah. Dengan diterapkan Islam dalam setiap aspek kehidupan inilah cahaya Islam dapat terlihat. Islam Rahmati lil’Alamin sesugguhnya dapat kita rasakan dalam kehidupan kita.. Wallahu’alam. [syahid/voa-islam.com]

Penulis: Sri Nurhayati, S.Pd.I

(Pengisi keputrian SMAT Krida Nusantara)


latestnews

View Full Version