View Full Version
Jum'at, 22 Apr 2016

Kisah Mualaf Manuela Gachuzo, dari Kegelapan Menuju Cahaya Islam

Assalamu’alaikum. Sebelum mengenal Islam, kehidupanku benar-benar kelam. Mabuk dan narkoba adalah dua hal yang menjadi keseharianku. Gaul bebas dan berganti-ganti pasangan tidak hanya laki-laki tapi juga perempuan adalah hal yang biasa bagiku saat itu. Astagfirullah.

Selain sebagai pecandu, aku juga jadi pengedar narkoba. Tak jarang, aku pun terlibat dalam perkelahian di dunia kelam tersebut. Bukannya takut, aku merasa berjaya dan seolah dunia dalam genggaman meskipun sebetulnya bukan hidup seperti ini yang aku inginkan. Setiap malam aku tidur di jalanan dan dijadikan ‘mainan’ oleh para bandar narkoba hanya demi mendapat jatah dari pil laknat tersebut. Diperkosa dan mengalami kekerasan dari yang namanya laki-laki terjadi setiap hari.

Hingga satu malam ketika aku dalam kondisi mabuk berat dan berniat bunuh diri dengan pisau di tangan, aku menelpon ayahku. Dia menyuruhku untuk mampir ke rumahnya. Kami pun berbicara dari hati ke hati. Saat itulah, ayah mengatakan bahwa sudah saatnya aku berubah. Dan itulah titik balik perubahanku. Sudah cukup apa yang kualami selama ini. Aku harus berubah.

...Sebelum mengenal Islam, kehidupanku benar-benar kelam. Mabuk dan narkoba adalah dua hal yang menjadi keseharianku...

Esoknya, kubungan semua minuman keras dan narkoba yang masih tersisa ke tong sampah. Jika malam tiba, aku gemetaran dan merasa kedinginan karena efek kecanduan narkoba. Tapi aku menguatkan diri. Tak kubiarkan rasa kecanduan ini mengalahkanku.

Dua bulan berikutnya, aku bertemu dengan seorang laki-laki muslim. Inilah secercah cahaya yang kuharapkan selama ini. Ia memperkenalkanku pada Islam dan mengajakku ke Masjid. Dia juga mengenalkanku pada muslimah di sana yang berpakaian sangat sopan dan sederhana tapi tetap elegan. Mereka mampu menghormati diri sendiri dengan pakaian tersebut dan merdeka dari tuntutan masyarakat bernama mode. Aku pun berkaca pada diriku yang saat itu memakai pakaian ala kadarnya. Tiba-tiba saja aku merasa benci dengan pakaian yang sedang kupakai ini.

Saat itu aku juga mendengar bacaan Quran yang dilantunkan di Masjid tersebut. Satu perasaan yang sukar dilukiskan menghampiri dan aku benar-benar merasakan kedamaian. Sungguh, kedamaian seperti inilah yang kurindukan selama ini. Setelah belajar Islam selama satu bulan, aku benar-benar merasa jatuh cinta pada agama ini. Aku pun memutuskan untuk bersyahadat.

Usai bersyahadat, aku menangis sejadi-jadinya. Seluruh kelam dari masa laluku telah berlalu. Seluruh dosa yang pernah kuperbuat di masa jahilku pun telah terhapus. Sungguh, Islam telah menyelamatkanku dari kegelapan menuju cahaya yang terang. Alhamdulillah. (riafariana/voa-islam.com)

 

 

 


latestnews

View Full Version