Oleh: Muhammad Yuan Yusuf
(Penulis asal Padang, blogger Motivasi Islami)
Masalah cinta termasuk masalah sehari-hari masyarakat banyak. Dan yang berbahaya yaitu masalah cinta ini mempunyai dampak buruk jika tidak ditangani dengan agama.
Pacaran, zina, selingkuh, perceraian, termasuk dalam masalah yang berhubungan dengan cinta yang banyak ditemukan pada masyarakat. Keburukan-keburukan yang dihasilkan dari pacaran, zina, selingkuh, perceraian tentu sudah banyak diketahui, seperti hamil di luar nikah, aborsi, bunuh diri, hidup penuh penyesalan, hidup terkatung-katung dan tidak tahu arah, malu, tersebarnya aib, kekerasan rumah tangga, dan sebagainya.
Semua itu sebenarnya bisa diatasi jika seseorang menjalankan agama dengan benar, dengan berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunah. Ada aturan-aturan dalam hubungan cinta pada Al-Qur’an dan Sunah ataupun pendapat-pendapat atau kajian ulama tentang bagaimana itu cinta yang islami.
Cinta islami tentulah cinta yang berada dalam koridor yang benar. Jika hubungan cinta dijalankan sesuai dengan agama, maka terciptalah suatu hubungan cinta yang bahagia dan berkah, meminimalkan atau meniadakan dampak buruk dari masalah cinta.
Yang patut diketahui bahwa cinta islami itu tidak selalu berhubungan dengan rasa cinta kepada sesama manusia, tapi ada hal yang jauh lebih penting yang HARUS diketahui dan diamalkan, bahwa ada cinta yang utama, yang harus melebihi cinta kepada manusia.
Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-NYA dan dari berjihad di jalan-NYA, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-NYA". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.(QS. At-Taubah: 24)
Mungkin banyak sudah orang yang telah melampaui batas dalam hal mencintai manusia atau mencintai sesuatu. Mereka kebanyakan memang belum tahu tentang ayat itu.
Dari ayat itu dapat kita lihat bahwa: “Jangan mencintai seseorang atau sesuatu lebih besar dari mencintai Allah dan Rasul-Nya”.
Jika sering menangis karena cinta dan rindu kepada Allah, sulit rasanya untuk menangis karena persoalan cinta kepada manusia. Hati ini sudah sangat terpaut cinta kepada-Nya, sehingga rasa cinta kepada manusia tidaklah besar jadinya. Ditinggalkan manusia tidak mengapa, tapi jika ditinggalkan Allah, apa jadinya? Sungguh jangan sampai Allah meninggalkan kita, jangan sampai Allah mengabaikan kita.
Maka dari itu, orang-orang beriman HARUS mengetahui bagaimana itu cinta yang islami, supaya tidak membuat Allah murka, supaya menciptakan hubungan keluarga yang sakinah, supaya mendapat kebahagiaan dengan rida Allah, untuk dunia dan akhirat.
Hubungan cinta itu pun mempunyai larangan-larangan, yang jikalau larangan itu dikerjakan, maka celakalah jadinya, akan dapat merugikan diri sendiri, atau juga dapat merugikan pihak lain seperti keluarga, teman, relasi, masyarakat, dan dapat merugi di akhirat. Na’udzu billah.
Mungkin ada yang pernah mendengar berita bahwa ada mahasiswi fakultas hukum yang ingin melegalkan pernikahan beda agama. Yang jadi pertanyaan adalah, apa dia ingin terkenal hebat di bidangnya itu dengan memunculkan “pemikiran kreatif”? Pemikiran revolusioner? Pemikiran baru? Rasul shallallahu alaihi wa sallam sendiri dalam hadisnya menyatakan bahwa faktor agama adalah hal yang penting dalam memilih calon pasangan hidup. Jadi tidaklah mungkin ada pernikahan beda agama, yang tidak seakidah itu.
Larangan menikah beda agama juga terdapat dalam surah Al Baqarah ayat 221: “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.”
Pacaran sebelum nikah banyak dilakukan masyarakat sekarang. Seperti yang diketahui, pacaran itu banyak unsur dosanya. Jadi jelas bahwa pacaran itu terlarang menurut agama Islam. Nah sekarang, banyak orang yang malah menangis karena cinta dari pacaran ini. Namun ketahuilah, seseorang yang meletakkan cinta terbesarnya kepada Allah, maka ia sulit untuk menangis karena urusan cinta kepada manusia. Bahkan mereka lebih banyak mengingat dosa dan siksa di akhirat kelak, menangis karena cinta kepada Allah, rindu kepada Allah. Jadi urusan cinta kepada manusia tidaklah seberapa bagi orang-orang yang berusaha dekat dengan Allah Ta’ala. Jadi masihkah kita mau menangis karena urusan cinta kepada manusia?
Maka marilah menuju cinta yang islami, berdasarkan aturan agama, berlandaskan Al-Qur’an dan Sunah, itulah solusinya. [syahid/voa-islam.com]