Oleh: Muhammad Yuan Yusuf (Penulis asal Padang, Blogger Motivasi Islami)
Ada banyak manfaat yang didapatkan oleh seorang penulis, dan khususnya pula penulis islami. Berikut ini akan dijelaskan masing-masingnya.
Ada ilmu yang bisa dibagi oleh seorang penulis kepada masyarakat banyak. Kalau penulisnya di bidang agama atau islami, maka bisa sebagai dakwah juga.
Jika menulis tentang agama atau islami, dan buku tersebut laris atau bestseller, maka ada semakin banyak orang yang mendapat kebaikan dari isi buku tersebut. Ini insya Allah menjadi ladang amal juga.
Ada hal-hal yang bermanfaat dunia dan akhirat yang bisa dibagikan kepada masyarakat.
Menulis berkaitan erat dengan membaca. Akan ada banyak bacaan yang akan dibaca oleh orang yang ingin jadi penulis. Jika seorang yang ahli pun menulis, dia tetap akan membutuhkan tambahan dan tambahan referensi atau bahan bacaan untuk tulisan atau bukunya. Dengan banyak membaca maka akan meningkatkan pengetahuan dan cara berpikir lebih maju atau meningkatnya kecerdasan.
Nah, jika menulis islami atau tentang agama, tentunya pengetahuan agama akan semakin bertambah.
Siapa yang tidak ingin memiliki kebebasan waktu, apalagi bagi seorang muslim, yang sangat penting menjaga shalat tepat waktu, dan apalagi bagi laki-laki muslim, yang semestinya shalat berjamaah di masjid tiap awal waktu shalat.
Kebebasan waktu tentu sangat berguna juga bagi ibu-ibu yang mempunyai anak atau mengurus keluarganya.
Kebebasan waktu untuk beribadah tanpa diintervensi atasan tentu menjadi idaman seorang muslim. Dengan menjadi penulis maka bisa mengatur jadwal menulis lebih fleksibel, dan juga bisa mengatur pekerjaan-pekerjaan lainnya, dengan ibadah shalat wajib dan shalat sunah, baca Al-Qur’an, zikir, dan lainnya dapat secara baik dilakukan.
Penulis itu berhubungan dengan banyak orang juga, yang jika dikelola dengan baik, mereka bisa menjadi relasi kerja atau bisnis juga bagi si penulis. Relasi itu bisa berasal dari:
Bagi orang yang masih menganggur, manfaatkan waktu selain mencari pekerjaan atau sambil merencanakan bisnis, juga dengan menulis, dan jika dilakukan dengan baik, menghasilkan karya yang bisa mendapat pemasukan, maka masalah pengangguran diri sendiri pun akan teratasi, karena pekerjaan penulis pun bisa dilanjutkan dan dikembangkan.
Dengan menjadi penulis, maka bisa mendapatkan berbagai pekerjaan lainnya. Ada orang-orang, yang selain menjadi penulis buku, mereka juga terlibat dalam pekerjaan editorial, penulis di media massa, mendirikan penerbitan, dan sebagainya.
Penghasilan pasif dapat dihasilkan oleh seorang penulis buku. Biasanya penulis buku mendapat royalti per periode. Tapi ada juga penulis buku yang menjual naskahnya secara putus alias dia hanya mendapatkan penghasilan satu kali saja, setelah itu ia tidak punya hak lagi mendapatkan penghasilan dari bukunya tersebut.
Royalti per periode bisa setiap 6 bulan, atau 4 bulan, atau setiap periode tertentu sesuai kesepakatan atau perjanjian antara penulis dan penerbit.
Jika kita lihat bahwa penulis memperoleh penghasilan pasif dari royalti per periode, maka kabar selanjutnya adalah hal ini bisa berlaku sampai generasi selanjutnya, atau dalam surat perjanjian ada pasal tentang ahli waris, selama buku tersebut masih aktif dijual oleh penerbitnya.
Penulis bisa memberikan data mengenai ahli warisnya di surat perjanjian.
Dan patutlah bersyukur jika Allah Ta’alamemberikan rezeki penghasilan pasif dari menulis buku berupa royalti sampai anak-cucu sekaligus bacaan yang bermanfaat hingga generasi selanjutnya. [syahid/voa-islam.com]
(Dikutip dari buku “How to Become a Writer: Motivasi dan Panduan Menjadi Penulis”, Muhammad Yuan Yusuf)