Alhamdulillah bertemu lagi dengan Ramadan yang sudah berjalan beberapa hari ini. Bagaimana dengan kondisi iman dan akhlakmu, wahai remaja muslim? Semoga saja terus membaik ya. Sudah punya target kebaikan apa kalian di bulan mulia kali ini? Tadarus, sadaqah, bantu-bantu ortu, hapalan Quran, ikut kajian ini dan itu, baca buku bermutu, dan sebagainya. Baguslah bila salah satu, beberapa atau bahkan semua dari daftar yang tersebut itu menjadi hal yang ingin kamu capai.
Ada yang bisa puasa online nggak di antara kalian? Kayaknya sih banyak yang nggak bisa ya. Maklum, era teknologi memang menuntut kamu semua untuk update informasi. Tapi jangan salah, di antara keinginan untuk mengikuti informasi terkini itu rentan sekali dengan yang namanya kepleset jari. Kok bisa?
Laman medsos baik itu fesbuk, twitter, path, instagram atau bahkan what’s up dan telegram bisa begitu menggoda hati untuk kebablasan jari. Berbagai isu bergulir tanpa ada kontrol sama sekali. Karena bulannya adalah momen puasa, maka tema yang dijadikan hangat juga tak jauh-jauh dari hal ini. Mulai dari banyaknya meme bertebaran tentang buka puasa, sahur ataupun menggoda dengan gambar-gambar dan kata-kata lucu. Belum lagi kontroversi yang selalu ada setiap Ramadan, jualan di siang hari boleh atau tidak.
Dipicu dengan berita tertentu, semua orang merasa turut andil harus ikut komentar. Isi dinding medsos pun riuh dengan hujatan sana-sini, tuding ini-itu yang ujung-ujungnya menyalahkan umat Islam dan bahkan penerapan syariah yang mulai bergeliat di negeri ini. Gak usah disebut berita apa, karena semua berita bila umat Islam dan syariah Islam terlihat ada ‘cacatnya’, maka semua akan ikut komentar dengan riang gembira. Baik pembela ataupun pembenci, sama saja. Hiruk-pikuk dunia maya melebihi ramainya dunia nyata yang seringkali apa yang ada di tulisan dan dijadikan gontokan itu tak dijalankan.
Kalau di bulan lain selain Ramadan, okelah. Nafsu manusia untuk ego yang ingin eksis dan menang sendiri sedang meraja. Tapi hey....ini kan Ramadan. Sayang sekali kamu waktu yang ada cuma kamu habiskan di medsos untuk debat tak berujung karena sama-sama tak berilmu. Ingat, bila ada hadist yang menyatakan bahwa apa yang ada di antara mulut bisa mengantarkan ke neraka, bukan tidak mungkin ujung jarimu pun bisa menjadi perantara menuju ke sana. Naudzubillah.
...Sayang sekali kamu waktu yang ada cuma kamu habiskan di medsos untuk debat tak berujung karena sama-sama tak berilmu. Ingat, bila ada hadist yang menyatakan bahwa apa yang ada di antara mulut bisa mengantarkan ke neraka, bukan tidak mungkin ujung jarimu pun bisa menjadi perantara menuju ke sana...
Ramadan adalan bulan pengendalian diri. Di era digital ini pengendalian diri tidak sebatas mengontrol nafsu dari keinginan makan, minum, marah, dan berghibah tapi lebih dari itu. Kendalikan jarimu wahai sobat remaja muslim yang dirahmati Allah!
Bila sudah ada nafsu untuk ikut nimbrung hal-hal yang kamu tak ada pengetahuan tentangnya kecuali semangat tanpa arah, segera istighfar. Tutup HP pintar atau laptopmu. Buka Al Qur’anmu dan lanjutkan tilawah. Bila selama satu bulan saat penggodokan kualitas diri bisa kamu lampaui, insya Allah selepas Ramadan kamu akan tampil dengan sosok baru. Sosok yang lebih bijak bukan hanya dalam mengelola emosi diri tapi juga jari-jemari.
Debat tidak perlu, becandaan kelewat batas dan waktu, dan segala hal sia-sia yang akan menggerogoti usiamu, itu semua menjadi hal yang bisa kamu jauhi. Ingat, salah satu tanda sempurnanya Islam seseorang adalah dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat (HR. Tirmidzi, derajat Hasan).
Semoga saja Ramadan ini benar-benar menjadi ajang untuk menimba pahala bukan menebar dosa melalui ujung jemari yang berbentuk kata-kata. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google