Sebulan lalu, Yeohan Kim adalah seorang model yang hidupnya selalu mengikuti perkembangan dunia mode di bawah kilatan lampu blits. Tapi saat ini, Kim menjadi pribadi yang berbeda. Tinggal di Inggris sejak usia 4 tahun, memilih menjadi Muslim adalah keputusan terbesar dalam hidupnya. Titik balik itu ia dapatkan saat pertama kali Kim mendengar suara adzan.
“Saya mengalami titik terendah dalam hidup. Saya dibully, mengidap bulimia (memuntahkan kembali makanan setiap kali ada yang tertelan), dan cenderung menyakiti diri sendiri. Saat itulah saya mendengar suara adzan. Awalnya heran, suara apakah itu? Ternyata itu adalah panggilan salat bagi umat Islam. Tiba-tiba saja dunia saya terasa tenang dan itu menyembuhkan sesuatu dalam diri saya.”
Kim meyakini apa yang tertera di dalam Al Quran bahwa setiap ada kesulitan pasti datang kemudahan. Sejak mendengar adzan pertama itulah, Kim kemudian berusaha ingin mengetahui Islam lebih jauh. Ia pun banyak membuka Youtube dan belajar Islam dari sana. Awalnya Kim bibesarkan dari keluarga Katolik. Kedua orang tuanya saat ini tinggal di Korea.
Baru sebulan sebelum Ramadan 2016 Kim berikrar syahadat sebagai syarat sahnya masuk Islam. Kim mengibaratkan momen ini sebagai mulai bisa ‘bernapas lagi’.
...Yeohan Kim adalah seorang model yang hidupnya selalu mengikuti perkembangan dunia mode di bawah kilatan lampu blits. Titik balik itu ia dapatkan saat pertama kali Kim mendengar suara adzan...
“Saya sebetulnya bukan orang yang relijius atau peduli dengan agama. Saya membaca Injil dan ke gereja juga cuma hari Minggu saja. Tapi itu semua berubah ketika saya masuk Islam. Setiap saya salat dan berdoa, rasanya saya sedang bersyukur terhadap Sang Khalik. Ketika berdoa rasanya hati ini betul-betul tulus, tidak berharap hal duniawi darinya. Berbeda dengan dulu. Saya berdoa hanya ketika saya merasa membutuhkan sesuatu saja.”
Ramadan kali ini 2016 adalah pertama kalinya Kim berpuasa. Ditanya apa yang menjadi hambatannya dalam berpuasa, Kim menjawab, “Kurang ngopi!”
Yang unik adalah ketika Kim melakukan salat taraweh. Sebelumnya ia tidak pernah tahu apalagi melakukan Taraweh.
“Habis salat Isya, orang-orang siap-siap untuk salat taraweh. Karena tidak sopan jika saya pergi begitu saja, saya pun ikut taraweh. Ternyata cukup menenangkan dan menyenangkan,” kata Kim.
“Saya tidak tahu salat taraweh itu berapa rakaat. Saya ikut saja apa yang dilakukan orang-orang. Ketika ada beberapa jamaah yang meninggalkan tempat setelah salat yang ketiga kali, saya pun ikut meninggalkan tempat juga,” kata Kim dengan polosnya.
Sukses ya Kim. Semoga Ramadan tahun depan sudah tak bingung lagi dengan jumlah rakaat taraweh dan tidak bingung lagi. Insya Allah. (riafariana/voa-islam.com)
Sumber: aboutislam