View Full Version
Jum'at, 12 Aug 2016

Kisah Mualaf Jepang: Berkelana ke Beberapa Agama Sebelum Mantap dengan Islam

Assalamu’alaikum. Nama hijrah saya adalah Muhammad Yusuf. Sebelum masuk Islam, kehidupan saya sebagaimana umumnya orang Jepang. Kami mengikuti trend terbaru, pergi ke kuil dan candi terutama di perayaan tahun baru. Tetapi saya tidak memunyai agama. Jadi saat itu sebagaimana lazimnya masyarakat Jepang lain, saya juga makan daging babi dan minum minuman beralkohol.

Satu ketika, tiba-tiba saja aku merasakan keyakinan yang kuat bahwa Tuhan itu satu. Ini berawal dari pertanyaan diri tentang mengapa aku dilahirkan di Jepang. Lalu kenapa matahari terbit dari sebelah timur? Mengapa ada kandungan zat besi di dalam tanah? Lalu mengapa pula bumi itu berputar dengan begitu teratur? Dan masih banyak lagi pertanyaan lainnya. Semua pertanyaan itu akhirnya bermuara ke satu hal, siapakah yang layak disebut sebagai Tuhan?

Awalnya, aku mengira Tuhan itu adalah sesuatu yang bisa dilihat. Jadilah aku berusaha mencarinya di banyak surat kabar dan internet. Aku pun mulai mempelajari agama Budha, Kristen dan Islam.

Agama Budha tidak kuanggap sejal awal mula pencarian. Terlalu banyak sekte atau aliran dalam agama Budha. Kalau aku masuk agama Budha, lalu sekte mana yang harus kuikuti sebagai sekte yang paling benar? Ini malah membuatku bingung. Lagipula banyak pemeluk Budha yang mengatakan bahwa mereka percaya kepada Budha hanya sekadar percaya. Mereka tidak tahu detil tentang Budha dan tidak juga mempelajarinya. Mereka hanya tahu Budha di permukaan saja dan mengikuti apa kata orang. Ini sangat tidak jelas menurutku.

Agama yang tereliminasi dari pencarianku berikutnya adalah Kristen. Agama ini juga tidak kalah membingungkannya dengan agama Budha. Banyak pecahan keyakinan di dalam Kristen sendiri. Hal yang paling aneh adalah ‘Perjanjian Baru’ di dalam Bible itu ternyata ditulis 600-1000 tahun setelah Yesus meninggal. Belum lagi versi antara satu kitab dengan kitab lain yang juga sangat membingungkan. Aku sempat meneliti perkara alkitab ini untuk beberapa saat. Mereka bilang alkitab ini adalah perkataan Tuhan. Tapi aku merasa bahwa alkitab ini lebih mirip ke buku cerita fiksi. Banyak ketidakjelasan di dalamnya.

...Awalnya, aku mengira Tuhan itu adalah sesuatu yang bisa dilihat. Jadilah aku berusaha mencarinya di banyak surat kabar dan internet. Aku pun mulai mempelajari agama Budha, Kristen dan Islam...

Sampailah aku pada Islam. Dari beberapa agama yang kupelajari, hanya Islam yang terlihat begitu jelas bagiku. Dan yang terpenting dari semua itu adaah kitabnya satu yaitu Al Quran. Islam juga memunyai aturan tertentu sebagai jalan hidup dan untuk mengatur hidup manusia, tidak seperti agama lainnya. Ini adalah hal yang sangat membuatku tersentuh sehingga aku pun memutuskan untuk menjadi Muslim!

Islam begitu jelas dan yang utama Islam ternyata tidak sekadar agama. Islam lebih dari itu. Islam adalah Dien atau the way of life atau jalan hidup. Tujuan akhir dari ini semua adalah masuk surga bersama dengan orang-orang di seluruh dunia. Alhamdulillah!

Setiap saat kami harus berusaha untuk memperbaiki diri dan menjadi muslim yang  baik, langkah demi langkah. Jadi kami pun berusaha untuk belajar bersama. Kami menghadiri salat Jumat berjamaah, mencari jawaban atas masalah yang ada dengan Quran dan hadits, dan juga bertanya kepada Imam. Saudara-saudara seiman baik laki-laki maupun perempuan banyak membantu kami, mualaf yang baru belajar Islam. Terima kasih!

Setiap mereka mengajari kami sesuatu, kami pasti bertanya, ‘Tolong ajari kami dan tunjukkan buktinya di dalam Al Quran dan hadits.’ Itu karena manusia tempatnya salah dan lupa untuk menghindari salah paham. Dan ketika berdakwah baik kepada sesama Muslim ataupun non muslim memang seharusnya kita memakai Al Quran dan hadits sebagai panduan.

Marilah kita ikuti perintah dalam Islam, pelan tapi pasti. Salah satunya adalah salat Subuh berjamaah di Masjid bagi yang rumahnya dekat dengan masjid. Lalu tutuplah aurat dan pakailah hijab bagi para muslimah. Usahakan tidak ada rasa sombong dalam diri kita, dan sebagainya.

Cita-citaku adalah ingin menjadi Imam salah satu satu Masjid di Jepang, insya Allah. Saya juga ingin menuntut ilmu di Universitas Madinah. Karena itu saya harus belajar yang rajin. Doakan saya ya, terima kasih. (riafariana/voa-islam.com)

Sumber: thenewmuslim


latestnews

View Full Version