Oleh: Irfan Noviandana
Pernah kita berpikir bahwa orang yang dianggap shaleh itu hidupnya senang tanpa ujian?
Apakah pernah terbayang dalam pikiran kita, "Sungguh enak kehidupan fulan/ah, dia alim, shaleh, pasti hidupnya senang terus"? Atau kelebatan pikiran lain semisal betapa menyenangkan dan sempurnanya kehidupan orang-orang shaleh itu.
Kemudian kita berhasrat untuk menjadi shaleh agar hidup senang dan bahagia. Berharap kehidupan yang sempurna tidak ada kesulitan ekonomi, bahagia dengan pasangan, anak-anak yang pintar dan penurut, dihormati dan disukai banyak orang.
Jika kita berharap kehidupan ideal seperti itu, sebaiknya urungkan niat untuk menjadi shaleh. Karena sesungguhnya kehidupan orang-orang shaleh itu penuh ujian dan tantangan.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata :
“Cobaan yang semakin berat akan senantiasa menimpa seorang mukmin yang shaleh untuk meninggikan derajatnya dan agar ia semakin mendapatkan ganjaran yang besar."
Dalam sebuah hadits Rasulullah shalallahu alaihi wassalam pernah ditanya oleh sahabat,
“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.”
Sesungguhnya orang-orang shaleh itu orang yang hidupnya penuh dengan ujian dan tantangan yang berat, ini sudah menjadi ketetapan Allah Ta'ala.
Diantara mereka yang kita lihat baik-baik saja kehidupannya, di balik itu semua ada ujian yang mereka jalani dengan kesabaran. Mereka tak pernah mengeluh kepada manusia apalagi curhat di facebook. Bagi mereka kehilangan harta, kehilangan mobil, rumah, tabungan hingga meniti kehidupan dari bawah itu hal yang biasa. Kehilangan orang tercinta pun tak perlu waktu lama untuk bangkit dan tetap bahagia. Yang terpenting hidayah Allah masih di dada.
Jika kita menginginkan menjadi hamba yang shaleh, persiapkan diri untuk ujian dan tantangan berat dari Allah Ta'ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya balasan terbesar dari ujian yang berat. Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Allah akan memberikan cobaan kepada mereka. Barangsiapa ridho, maka Allah pun ridho. Dan barangsiapa murka, maka baginya murka Allah.”
Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google