Saat masih kuliah, ada salah satu teman di kamar sebelah yang setiap malam selalu menangis. Ia merasa rindu keluarga yang tak tertahankan. Genap seminggu, ia pun mudik meskipun cuma semalam. Sekembalinya ke kost-an, ia diantarkan oleh ayah dan ibunya komplit.
Ada kisah lagi, salah satu dosen dikirim ke luar negeri dengan beasiswa. Ia sudah menikah dan memunyai anak. Di titik kritis keberadaannya di negeri orang, dia seolah kehilangan akal sehat. Di tengah salju yang turun deras dan suhu di bawah nol derajat, ia berjalan kaki dengan linglung belasan kilometer tanpa arah. Itu semua didorong oleh rindu keluarga yang menggigit sehingga tak tertanggungkan rasanya.
Dan masih banyak kisah yang berbeda tentang rasa ‘godaan’ berupa rasa rindu saat diri sedang menuntut ilmu. Benarlah apa yang dikatakan oleh Imam Bukhari bahwa kita harus bersabar dalam 4 hal saat menuntut ilmu: keluarga, anak, harta dan (rindu) kampung halaman. Keempat hal inilah yang seringkali menjadi batu sandungan seseorang dalam meraih cita-citanya.
...Betapa banyak orang yang gagal studi di tengah jalan karena tak sanggup bersabar jauh dari keluarga dan kampung halaman...
Betapa banyak orang yang gagal studi di tengah jalan karena tak sanggup bersabar jauh dari keluarga dan kampung halaman. Belum lagi bila ada anak yang masih kecil serta lucu-lucunya dan harus berpisah sekian lama. Kurangnya harta juga bisa menjadi faktor kegagalan seseorang dalam menuntut ilmu.
Jadi dalam keempat hal inilah godaan terbesar seorang penuntut ilmu itu akan diuji. Jika ia bisa bersabar dengannya, maka ia akan mendapatkan minimal 4 kebaikan berikut ini.
Semoga saja kita semua dimudahkan oleh Allah dalam menuntut ilmu. Godaan yang menyertai sepanjang perjalanan bisa menjadikan kita semakin kuat dan teguh dalam keyakinan untuk terus mencari ilmu Allah. Karena sungguh, Allah tidak akan menyia-nyiakan amalan mereka yang bersungguh-sungguh menuntut ilmu dalam kebaikan. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google