View Full Version
Selasa, 18 Oct 2016

Pemuda, Hidupkan Hidupmu!

Pernah nggak kalian tahu pemuda yang berstatus mahasiswa kerjaannya hanya datang kuliah, duduk manis dalam kelas trus pulang, belajar, tidur dan esoknya berangkat lagi? Hidupnya hanya seputar kampus dan tempat kos. Hobinya paling juga duduk manis depan TV dan menghabiskan duit ke mal dan pusat perbelanjaan. Harapannya bila lulus kuliah, segera kerja yang mapan, dan dapat jodoh yang gak malu-maluin buat dibawa kondangan.

Bab masyarakat, peduli lingkungan dan menjadi pelopor perubahan, itu bukan urusannya. Mahasiswa jenis ini tak mau repot melakukan hal yang bisa membuat hidupnya susah. Bayangan dia, kuliah itu adalah sarana untuk kaya dan memperoleh kedudukan terhormat di masyarakat. Sudah, itu saja.

Maka sangat wajar ketika mahasiswa jenis ini yang dulunya tak pernah aktif dan akrab dengan rakyat tiba-tiba saja nyalon jadi wakil rakyat. Bukan karena peduli, tapi hitungan untung rugi. Berapa dana yang dia keluarkan, berapa pula proyek yang bakal dia golkan. Maka berhati-hati sajalah dengan manasia tipe ini bila dia ada di sekitar kalian.

Jangan khawatir bin pesimis. Tidak semua mahasiswa model demikian. Ada juga tipe mahasiswa yang memang ada di kampus demi satu perubahan. Bukan hanya bagi diri sendiri, tapi juga keluarga, serta lingkungan. Urusan nilai nomor sekian, yang penting ilmu yang didapat berguna untuk sesama. Kemandirian mulai terlihat, ketangguhan, tanggung jawab, dan peran serta di masyarakat mulai ditingkatkan. Itu karena mahasiswa model ini tahu, sekolah setinggi apapun akhirnya ia harus terjun dan berbaur dengan masyarakat tempat ia tinggal.

...Hidup yang memunyai dimensi jauh ke depan. Bukan hanya sebatas urusan harta dan tahta tapi hitungannya juga surga dan neraka. Maksudnya adalah sepak terjangnya itu ditimbang dengan standar halal dan haram...

Pemuda jenis inilah yang dibutuhkan oleh negeri ini. Pemuda yang untuk sementara berpredikat mahasiswa seperti inilah yang mampu membuat hidup menjadi lebih hidup. Hidup yang memunyai dimensi jauh ke depan. Bukan hanya sebatas urusan harta dan tahta tapi hitungannya juga surga dan neraka. Maksudnya adalah sepak terjangnya itu ditimbang dengan standar halal dan haram. Dari dasar inilah ia kemudian beramal maksimal demi hidup yang lebih baik. Hidup yang bukan skala duniawi saja tapi juga ukhrawi.

Kata Rasulullah SAW kan, manusia yang baik itu adalah yang paling memberi manfaat pada sesamanya. Begitu juga dengan pemuda yang baik adalah pemuda yang mau peduli dan berkiprah pada masyarakatnya. Itu karena sosok ini adalah pemimpin negeri di masa datang. Kalau ia tak mau berdekat-dekat dengan rakyat, lalu mau jadi pemimpin model apa dia nantinya?

Apa iya nunggu dekat rakyat saat dibutuhkan untuk pencitraan saja? Naudzubillah. Semoga nantinya pemuda hari ini yang akan menjadi pemimpin di masa depan bukan jenis demikian. Semoga segala tingkah lakunya adalah cermin ketulusan hatinya yang itu semua bersumber dari ketaatan terhadap aturanNya.

So, jadi pemuda itu harus semangat. Jangan jadi loyo atau benalu dalam masyarakat. Mulai sekarang buang kemalasan dan sikap acuhmu untuk diganti dengan peduli dan turut ambil bagian dalam arus perubahan karena mengharap ridho Allah saja. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version