BANDUNG (voa-islam.com) - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Pembebasan gelar aksi damai di depan Gedung Sate Jl. Diponegoro, Kota Bandung, Jumat, (12/01/2017). Aksi bertajuk “Kado Pahit Awal Tahun 2017” ini diikuti elemen mahasiswa yang merupakan gabungan dari beberapa kampus di Kota Bandung dan Cimahi.
Dalam orasinya Indra Lesmana selaku coordinator aksi memaparkan beberapa dampak dari kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), TDL hingga pajak kendaraan bermotor.
“Di awal tahun 2017, rakyat kembali disambut dengan kenaikan harga kebutuhan pokok seperti harga beras, gula, bahkan cabai yang meroket mencapat Rp. 100 ribu hingga Rp. 200 ribu /Kg,” paparnya.
Ia menambahkan ditengah terhimpitnya perekonomian rakyat pemerintah justru menghadiahi rakyatnya dengan kenyataan pahit dengan kenaikan BBM dan tarif pengurusan STNK dan BPKB yang mulai berlaku sejak 6 Januari 2017. Bahkan kata Indra, pemerintah tak puas hanya menaikan BBM, biaya pengurusan STNK, dan BPKB, pemerintah juga nyatanya menaikan Tarif Dasar Listrik per 3 bulan, dan mencabut subsidi listrik yang berdaya 900 Volt Ampere (VA).
“Di tengah kondisi rakyat yang terhimpit, pemerintah memberikan kado pahit awal tahun yakni kenaikan tarif pengurusan pajak Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) bagi kendaraan bermotor yang meningkat hingga tiga kali lipat, tak cukup puas, pemerintah juga menaikkan harga Tarif Dasar Listrik (TDL) secara berkala per 3 bulan di tahun ini, begitu juga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi diawal tahun dan berencana menaikkan harga BBM bersubsidi pada pertengahan tahun nanti,” papar Indra dengan wajah yang berapi-api mengekspresikan kemarahan dalam orasinya.
Diakhir Indra membacakan 4 poin pernyataan sikap atas keterpurukan negeri ini. Berikut empat poin pernyataan sikap Gema pembebasan Kota Bandung:
[iman/syahid/voa-islam.com]