View Full Version
Sabtu, 18 Feb 2017

Ketika V-day Bertabur Maksiat atas Nama Cinta

Oleh: Binti Istiqomah (Muslimah Voice)

Sobat, pertengahan bulan Februari udah lewat. Perayaan v-day dirayakan sebagian remaja. Muda-mudi berpacaran, saling bertukar bingkisan. Bercanda, tertawa tanpa adanya batasan. Tak sedikit yang kemudian kebablasan melakukan seks bebas atau malah sengaja direncanakan. Ini lho kabar mencengangkan, di Bandar Lampung, sejumlah minimarket, apotek, dan pedagang mengaku penjualan kondom meningkat menjelang tanggal 14 Februari. Pembeli berasal dari kalangan pemuda berusia 17-23 tahun (Tribunnews 12/02/16)

Yes, V-day, pacaran, maksiat. Bicara pacaran, bagi remaja, pacaran disebut-sebut bisa membuat jantung berdetak lebih kencang. Siapa sih yang nggak semangat bila bercerita seputar aktivitas pacaran ini? Semua orang yang normal pasti seneng. Apalagi yang digambarkan dalam cerita film dan novel, baik yang happy ending maupun unhappy ending kisah-kasih itu. Tetap mengasyikan. Pokoknya aktivitas baku syahwat yang memang bukan barang baru di kalangan remaja itu terus diekspos dan dibuat seolah-olah legal.

Pacaran telah begitu mendarah daging dalam kehidupan masyarakat sekarang. Dan ternyata yang paling banyak mempraktekkan ‘amalan’ tersebut adalah remaja macam kamu. Dari mulai yang backstreet karena takut ketahuan sama ortu, sampai yang berani tanpa tedeng aling-aling. Mulai cuma jalan berdua sambil pegangan tangan, sampai ada yang berani ke level berikutnya dan berikutnya. Berbahaya bukan?

Sobat muslim, cinta itu fitrah. Cinta itu anugrah. Cinta merupakan perwujudan darinaluri (gharizah), yakni naluri mempertahankan keturunan (gharizah an-nau'). Allah Ta'ala berfirman :

"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, ... " (QS. Ali Imraan [3]:14).

Jika naluri tersebut tidak dipenuhi, seseorang tidak akan mengalami kerusakan atau bahkan sampai mengalami kematian. Hanya berdampak menimbulkan kegelisahan. Tapi tenang, sobat muslim pasti bisa mengatasinya. Bagaimana caranya? Dengan menjadi remaja SMART with Islam tentunya. Yakni remaja yang berSyakhshiyah, Multi talenta, Aktif, Religius, dan empaTi dengan Islam.

 

...Yes, V-day, pacaran, maksiat. Bicara pacaran, bagi remaja, pacaran disebut-sebut bisa membuat jantung berdetak lebih kencang. Siapa sih yang nggak semangat bila bercerita seputar aktivitas pacaran ini?...

Taati syariat Allah Ta’ala, susun daftar prioritas hidup, ciptakan banyak prestasi dengan menjadikan cinta sebagai pemupuk semangat untuk meraihnya, tentunya cinta karena Allah Ta’ala ya. Yang tak kalah penting, temukan sahabat-sahabat yang akan senantiasa mengajak dan mengingatkan kita pada kebaikan. Sehingga kita bisa istiqomah di jalan kebenaran.

Sobat, siapa bilang cinta tak bisa dikendalikan? Bisa, kok. Malah kalo kamu tahu aturan mainnya, jadinya enjoy saja tuh. Barangkali yang merasa sulit mengendalikan cinta itu karena dia terlalu memanjakan hawa nafsunya. Bener kan? Aduh bila demikian, berarti memang rada-rada sulit untuk mengendalikan. Ibarat kamu lagi sakit, tapi tak berusaha untuk menyembuhkannya. Pantangan malah diterjang, ya gawat. Lalu, gimana mau sembuh?

Sobat, benteng hati adalah ketaqwaan. Itulah yang akan menciptakan dinding tebal agar kamu tak tergoda untuk melihat atau melakukan aktivitas yang tak diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Terus kamu juga kudu memahami bahwa perasaan cinta itu muncul jika ada rangsangan dari luar. Maka langkah bijak dan logis adalah menutup seluruh peluang yang bisa membuat kamu tergoda untuk melakukannya.

Hindari aktivitas yang menjurus kepada pikiran-pikiran kamu tentang cinta yang liar sehingga kamu merasa gatal bila tak menempuh jalur pacaran untuk mengekspresikan cinta. Sebaliknya kamu harus menyibukkan diri dalam aktivitas yang tidak bersentuhan dengan perasaan-perasaan cinta terhadap lawan jenis kamu. Olah raga atau full ngurus pengajian, insya Allah cara itu bisa mengusir keinginan kamu untuk melakukan pacaran.

Sobat muslim, karena cinta adalah anugrah, tentu kita tidak akan mengobralnya semurah coklat atau bunga kan? Selain rugi di dunia, di akhirat pun kita akan mendapat balasannya. Jadi, nggak boleh cuek ya dengan amalan kita. Karena jika kita acuh tak acuh dari sekarang, maka di akhirat kita akan merasakan pedihnya adzab. Kamu nggak mau kan ya? Maka dari itu, yuk ngaji. Sama-sama perbaiki diri dan mengisi waktu dengan amalan-amalan yang menutrisi hati. Sampai saatnya nanti kita temukan cinta dalam bingkai ketaqwaan. Indah kan? (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version