Oleh: Ahmad Ghozi Abdullah
Masa muda merupakan suatu ajang untuk mencari jati diri seseorang. Sifat yang adakalanya sukar untuk di hilangkan dalam bingkai wataknya, dan adapula sifat yang terlalu mudah tergelincir jatuh dan membentuk keputusan baru. Bukan suatu hal yang tabu sebuah kelabilan ketika seorang pemuda dihadapkan pada hal yang baru di kenalnya. Itulah masa-masa dimana jati diri itu dapat di tanamkan dengan baik pada jiwa seorang pemuda.
Pemuda dan Cinta
Namun, kadang semua itu juga membutuhkan sebuah bimbingan atau arahan, agar tak ada jiwa pemuda yang rusak karna proses hijrahnya menuju kedewasaan. Karena ajang ini bukanlah sebuah masa untuk mencari kelemahan dengan cara yang terlihat kuat. Bukan pula sebuah masa di mana mencari kekuatan tanpa adanya usaha untuk berani bersuara. Tapi jadikan moment masa muda ini sebagai suatu jalan untuk membentuk jati diri menjadi pribadi yang taat akan perintah Allah SWT.
Dan dimasa ini pula, pribadi seorang pemuda akan di berikan sebuah anugrah, yang kadang anugrah ini justru di gunakan untuk merusak dirinya sendiri. Padahal jika anugrah ini di gunakan sesuai pada tempatnya, tidak mendzholimi hakikatnya, seharusnya anugrah itu akan membawanya pada kesuksesan membimbing dirinya menuju ketaatan kepada-Nya. Lalu apa sih anugrah yang begitu uniknya Allah berikan kepada kita, anugrah itu dinamakan Cinta.
Perlu kita telusuri bagaimana penggunaan cinta yang merusak pondasi keimanan kita, dan bagaimana seharusnya cinta itu di tempatkan agar dapat membimbing diri kita. Karna sesungguhnya Cinta adalah anugrah Allah kepada setiap insan, tak ada satupun orang yang tak pernah merasakan di mana hatinya bergelir, merasakan nikmatnya anugrah cinta di dalam hatinya. Oleh karena itu keberadaan cinta patut kita syukuri dan menyemai, merawat, dan menyalurkannya sesuai apa yang di kehendakinya, dan membawa cinta pada ridha-Nya.
Cinta yang salah adalah cinta yang menjadikan diri menjauh dari ketaatan kepada Allah SWT. yang ironisnya perilaku salah ini telah menjadi kebiasaan yang sudah di anggap bukan sebagai kesalahan. Mulai dari pacaran, pornografi, sex bebas berakibat aborsi, gay, lesbianisme hingga memilih hidup membujang. Yang padahal pengexpresian cinta yang salah ini akan menggiringnya kepada balutan duka nestapa.
Sebenarnya cinta yang berakhir duka ini bukan sepenuhnya salahmu, biasanya pribadi seorang pemuda itu mudah terpengaruh oleh budaya, dan yang bisa menjadi faktor lain adalah salahnya asuhan orang tua yang tak membimbing anaknya tentang cinta, padahal sangat penting peran orang tua dalam membina anaknya untuk memahami cinta yang di ridhai. Oleh karena itu jangan biarkan cintamu menjadi bumerang yang akan menyerangmu sendiri nantinya. Pahamilah hakikat cinta sesunggunya agar tidak tersesat dalam lubang menuju kebinasaan.
Islam juga membahas cinta, karena Islam adalah agama fitrah yang berjalan sesuai dengan kehidupan yang di alami manusia. Cinta adalah karunia Allah SWT untuk setiap manusia, dalam firman-Nya “Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia, cinta terhadap apa yang di inginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik. (QS Ali Imran: 14).
Hakikat Cinta dalam Islam
Maka suatu fitrahnya manusia jika mencintai lawan jenisnya, dan Allah tidak pernah melarang hambanya jatuh cinta kepada seseorang, selama cinta itu tidak melebihi cintanya kepada Allah SWT. Hal ini juga bermakna, kecintaan manusia terhadap apapun di dunia harus sejalan dengan nilai-nilai yang telah di ajarkan di dalam agama. Mencintai sesuatu itu di perbolehkan, asalkan tidak mengalahkan cinta itu kepada-Nya. Dan selama cinta itu di landasi oleh nilai-nilai yang di ridhai-Nya.
Nah, setelah memahami hakikat cinta yang sebenarnya. Maka jangan jadikan karunia ini menghancurkan imanmu. Bagi para pemuda yang saat ini sedang di landa jatuh cinta, bimbinglah cintamu sesuai dengan ajaran-Nya. Jadikan perasaan cintamu menjadi penyemangat mu dalam ibadah, jadikan rasa cinta itu berharga dengan taqwa kepadanya. Maka dengan itu dirimu akan mendapat seluruh manfaat dari karunia cinta itu. Dari pada rasa cintamu digiring pada pacaran yang hanya berisi kebahagiaan sesaat, selanjutnya cinta itu akan merusakmu dengan kesedihan, galau, dan kesesengsaraan.
Daripada kau di buat sibuk dengan hal yang tidak pasti jodohmu, Lebih baik kamu persiapkan dirimu dari masa muda, jangan sampai di masa waktumu untuk menikah, kamu malah baru memulai mempersiapkan semua itu. Bimbing hati dengan berdzikir, atasi rindu dengan shalatmu, giring rasa sakitmu pada taatmu, padamkanlah api cemburu dengan siraman Al-qur`an. Karna Allah akan membimbing cinta itu sampai masanya kau siap untuk menjalani hakikat cinta.
Untukmu yang sedang masa hijrah, jangan merasa dirimu yang paling hina, karna sesungguhnya Allah maha pengampun atas segala dosa yang di kehendakinya. Sesungguhnya bani adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik yang berbuat dosa adalah dia yang bertaubat kepadanya. Sungguh seandainya Allah tidak menciptakan hawa nafsu, pasti Allah tidak akan menghadirkan cinta di dalam hatimu. Seandainya Allah tidak menciptakan neraka, niscaya tak ada lagi keadilan di bumi ini. Maka Allah juga memberikan taubat, agar orang-orang yang berdosa dapat segera kembali kepadanya. [syahid/voa-islam.com]