View Full Version
Ahad, 26 Mar 2017

Muhammad Kyaiku, Siapa Kyaimu?

Oleh: Rezza R.Pahlevi

(Mahasiswa Bahasa Jepang Univ. Negeri Surabaya)

Globalisasi telah mengantarkan masyarakat dunia untuk saling mengenal dan berbagi. Sampai-sampai suatu masyarakat yang berdasarkan Islam pun dapat memiliki pemahaman dan perilaku yang bukan Islam, karena efek dari berbagi dengan negara lain.

Dalam Islam, kedudukan seorang ulama atahu yang biasa disebut kyai jika di Indonesia sangatlah penting. Perlu diketahui tidak semua ulama patut diteladani karena ada yang disebut dengan ulama syu’ yaitu ulama yang lebih cinta dunia daripada akhirat, sehingga sangat dimungkinkan ia juga akan menjual ayat-ayat Al-Qur’an dengan harga yang murah.

Jika kita ingin menjadi seorang muslim sejati, sudah sewajarnya kyai yang menjadi rujukan utama kita hanyalah satu yaitu Nabi Muhammad SAW. Mungkin terkesan kurang sopan jika menganalogikan seorang nabi dengan kyai. Melihat era sekarang hal inilah yang harus diterapkan. Jika setiap muslim memiliki kyai yang berbeda-beda itu tidaklah masalah jika untuk mempelajari agama Islam sesuai Al-Qur’an dan As-sunnah.

Tetapi seperti bisa kita lihat sekarang, ada segolongan umat Islam yang malah menyerang segolongan umat Islam lainnya dan membubarkan pengajian umat Islam lainnya karena dikatakan tidak sesuai dengan adat istiadat setempat. Para pelaku di lapangan pun hanya menurut begitu saja sesuai perintah dari kyai nya masing-masing.

Lebih jauh lagi kelompok Islam yang merasa dirinya lebih dulu dalam mengemban dakwah Islam tidak mau menerima saran atahu ide dari kelompok Islam yang baru dibentuk, karena mungkin merasa dirinya adalah senior yang lebih tahu daripada juniornya. Padahal dalam Islam tidak ada senioritas atahu merasa lebih tahu terhadap perintah Allah, karena perintah Allah (Islam) adalah agama yang mencakup segala lini kehidupan sehingga tidak dibenarkan dalam Islam, seseorang bahkan suatu kelompok untuk tetap membela ijtihadnya sementara telah muncul ijtihad yang lebih benar.

 

Bersatulah

Tidak selayaknya sesama umat Islam saling bertikai atahupun menghardik jika memang ajarannya sama-sama dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan ada dalilnya dalam Al-Qur’an. Baik dari jamaah manapun maupun dari pondok pesantren manapun harus mengakui dan tunduk bahwa seseorang yang menjadi rujukan utama dan paling benar adalah Rasullullah.

Sudah seharusnya umat Islam saling bahu membahu untuk mewujudkan Islam Rahmatan Lil Alamin. Sudah sepatutnya umat Islam menolong agama Allah, bukan saling menyalahkan satu sama lain. Jika ada seseorang, kyai, bahkan pemerintahan yang merasa lebih tahu dari apa yang telah diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW dan disebutkan dalam Al-Qur’an maka tinggalkanlah. Karena boleh jadi mereka adalah perwujudan dari setan-setan yang hanya mengutarakan janji palsu.

Sebagaimana Iblis yang nanti akan berkhutbah di neraka, bahwa ia berlepas diri dari semua orang yang telah disesatkannya. Kita sebagai orang beriman pun harus ingat bahwa Allah telah menghancurkan orang yang beriman di suatu negeri, karena mereka berdiam diri melihat kemungkaran terjadi di sekitar mereka. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version