View Full Version
Senin, 27 Mar 2017

Pemuda Muslim Tulang Punggung Penegakan Islam dan Kejayaan Peradaban

Sahabat VOA-Islam...
 
Siapakah yang layak dikategorikan sebagai pemuda? Dapat ditinjau baik dari segi fisik maupun psikisnya, atau dilihat dari semangat dan usianya. Princeton mendefinsikan kata pemuda (youth) dalam kamus webstersnya dengan kalimat: “the time of life between childhood and maturity; early maturity; the state of being young or immature or inexperienced; the freshness and vitality characteristic of a young person.”
 
Terjemah bebasnya dapat diartikan “pemuda adalah rentang waktu antara usia anak-anak sampai dengan usia kematangan (kedewasaan). Atau seseorang yang mengalami kedewasaan dengan usia dan pengalamannya. 
 
Sedangkan ciri khas dari pemuda itu sendiri adalah mereka yang memiliki semangat yang membara dan kemampuan yang prima dalam melakukan sebuah pekerjaan.” (majalahgontor.net). Jadi, pemuda ialah manusia yang berada pada usia yang memiliki kehebatan tersendiri.
 
Menurut Dr. Yusuf Qardhawi, jika diibaratkan matahari maka usia muda sama halnya dengan pukul 12.00 saat matahari bersinar paling terang dan paling panas. Bahwa pemuda memiliki kekuatan yang lebih secara fisik dan semangat bila dibandingkan dengan anak kecil atau orang tua (www.mirajnews.com).
 
Ir. Soekarno dalam sejarahnya beliau juga mengatakan tentang potensi pemuda, “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Seorang tokoh pergerakan di Mesir yakni Hasan Al-Banna juga berkata tentang pemuda, “Di setiap kebangkitan pemudalah pilar-pilarnya. Di setiap pemikiran pemudalah pengibar panji-panjinya.” Sungguh luar biasa dari devinisinya saja kita mampu mengetahui dan memahami bahwa pemuda ialah masa yang sangat potensial melakukan sebuah kebangkitan perubahan menuju hal yang lebih baik.
 
Masa muda merupakan masa sempurnanya pertumbuhan fisik dan kekuatan seorang manusia. Hal itu merupakan nikmat besar dari Allah SWT yang seharusnya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk amal kebaikan guna meraih ridha-Nya. Sebagaimana nikmat-nikmat besar lainnya yang diterima manusia, nikmat inipun kelak akan dipertanggungjawabkan dihadapan-Nya. Telah tertulis dalam sejarah Islam, banyak pemuda yang mendampingi Rasulullah SAW berjuang menegakkan kalimat Allah. Seperti Mush’ab bin ‘Umair, Ali bin Abu Thalib, ‘Aisyah dll. Mereka memiliki peranan penting dalam perjuangan. 
 
Saat pemuda mengetahui potensi luar biasa yang mereka miliki, dapat dipastikan waktu muda yang mereka jalani tidak akan disia-siakan. Waktu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung. Skala waktu merupakan interval antara dua buah keadaan atau kejadian, atau lamanya suatu kejadian berlangsung.
 
Kita ketahui bahwa Allah SWT  telah banyak bersumpah dengan waktu, seperti dalam QS. Ad-Dhuha: 1-2, QS. Al-‘Ashr: 12, QS. Al-Lail:1-2, dan lain sebagainya. Pada ayat-ayat tersebut menunjukkan betapa pentingnya waktu dalam kehidupan manusia. Allah SWT sang pencipta alam semesta ini hanya bersumpah dengan menggunakan sesuatu yang istimewa. 
 
Ayat-ayat Allah yang lain juga menegaskan bahwa dengan menggunakan waktu seorang hamba bisa mengambil pelajaran dan bersyukur. “Dan Dia pula yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang-orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.” (QS. Al-Furqan: 62).
 
Ketika seseorang mengingat dan mengetahui darimana ia berasal, untuk apa tujuan hidupnya, dan akan kembali kemana ia setelah kehidupan di dunia. Lalu ketiganya itu mereka yakini sebagai kebenaran. Maka, arah dan tujuan hidupnya sebagai seorang muslim akan jelas, karena identitas dirinya telah ia temukan. Tentunya, pemuda dengan identitasnya sebagai seorang muslim ini tidak dipisahkan namun harus menjadi satu kesatuan yang utuh yakni “Pemuda Muslim”.
 
Pemuda muslim yang tangguh dan taat kepada aturan Allah dia akan selalu melangkah dan beramal di dunia, semetara kedua matanya senantiasa menatap nun jauh di sana (negeri akhirat), yakni surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. 
 
Itulah hal yang patut disyukuri bahwa kehidupan seorang muslim memiliki ciri khas yang unik saat menjadikan Islam sebagai jalan hidupnya. Syukur adalah bentuk terimakasih dan penerimaan yang ikhlas atas segala nikmat Allah. Kesempatan dan potensi yang telah Allah berikan kepada kita pemuda muslim, semua itu untuk digali, dikembangkan dan di aktualisasikan untuk kepentingan umat. Inilah peran pemuda muslim yang sesungguhnya. Bangkitlah wahai pemuda muslim bahwa engkaulah tulang punggung penegakan Islam dan kejayaan peradaban. [syahid/voa-islam.com] 
 
Amalidatul Ilmi Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya

latestnews

View Full Version